1112
Jurnal Pendidikan Indonesia
Vol. 2 No. 6 Juni 2021
p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920
Pendidikan
PENINGKATAN PENALARAN MATEMATIS DAN MINAT BELAJAR PADA
MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Tomas Wahyu Aji P, Apri Damai Sagita Krissandi dan Marciana Sarwi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
INFO ARTIKEL
ABSTRACT
Diterima
28 Mei 2021
Diterima dalam bentuk
revisi 08 Juni 2021
Diterima dalam bentuk
revisi 10 Juni 2021
This study aims to improve students' mathematical reasoning
and interest in learning with a contextual approach in
mathematics. This study focuses on the addition and subtraction
material learned by grade I students at SD Kanisius Kintelan in
the even semester of the 2020/2021 school year. In this study, the
method of classroom action research was carried out in two
cycles. This study uses descriptive quantitative and qualitative
descriptive analysis techniques. Qualitative data obtained from
observations during the learning process. For quantitative data
obtained from student test results. From the results of this study,
it was found that there was an increase in mathematical
reasoning and student interest in learning in grade I students of
SD Kanisius Kintelan on the addition and subtraction of
Mathematics subjects. In this study, it was concluded that the
contextual approach was able to improve mathematical
reasoning and interest in learning in Mathematics with addition
and subtraction material for the first grade of SD Kanisius
Kintelan. Thus, this research is expected to be able to provide an
overview for the school in order to create a learning process
with a contextual approach so that students can easily
understand and increase their interest in learning.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penalaran
matematis dan minat belajar peserta didik dengan pendekatan
kontekstual dalam pelajaran Matematika. Penelitian ini fokus
pada materi penjumlahan dan pengurangan yang dipelajari oleh
peserta didik kelas I SD Kanisius Kintelan pada semester genap
tahun pelajaran 2020/2021. Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua
siklus. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari
observasi saat proses pembelajaran. Untuk data kuantitatif
diperoleh dari hasil tes siswa. Dari hasil penelitian ini diperoleh
bahwa ada peningkatan penalaran matematis dan minat belajar
siswa pada siswa kelas I SD Kanisius Kintelan pada materi
penjumlahan dan pengurangan mata pelajaran Matematika.
Keywords:
improved mathematical
reasoning and interest in
learning; contextual
attachment; mathematics
Kata kunci:
peningkatan penalaran
matematis dan minat belajar;
penekatan kontekstual;
matematika.
Peningkatan Penalaran Matematis dan Minat Belajar pada Materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Pendekatan Kontekstual
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021 1113
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual
mampu meningkatkan penalaran matematis dan minat belajar
pada pelajaran Matematika dengan materi penjumlahan dan
pengurangan kelas I SD Kanisius Kintelan. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi
pihak sekolah agar menciptakan proses pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual sehingga siswa mudah mengerti dann
semakin menambah minat belajar siswa.
Pendahuluan
Menurut (Fathani, 2016) matematika adalah mata pelajaran yang melatih siswa
untuk berpikir logis. Oleh sebab itu matematika harus dikuasai siswa sejak dini.
Keterampilan penjumlahan dan pengurangan adalah salah satu tujuan dalam
pembelajaran matematika. Untuk siswa kelas 1 SD operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan menjadi hal dasar untuk melangkah ke jenjang sekolah selanjutnya.
Menurut (Sabirin, 2014) matematika dijadikan sebagai patokan tingkat
kecerdasan seseorang. Matematika mempunyai sifat khusus, yang tidak dimiliki oleh
mata pelajaran lain. Karena hal tersebut belajar matematika juga harus dilakukan secara
khusus, caranya dengan melatih kemampuan menalar, berpikir dan berimajinasi (Gazali,
2016). Matematika merupakan pelajaran yang memiliki keterkaitan antar materi
(Rahayuningsih, 2017). Oleh sebab itu siswa kelas 1 harus mempunyai dasar operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan untuk melangkah ke materi selanjutnya.
Pembelajaran matematika perlu disampaikan dengan dengan metode-metode yang
tepat supaya tujuan dalam pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga siswa dapat
mencapai standar kompetensi dari pembelajaran itu sendiri. Salah satu langkah yang
bisa dilakukan yaitu menggunakan pendekatan kontekstual.
Menurut (Suhana & Hanafiah, 2014) pendekatan konstektual adalah cara belajar
yang melibatkan antara materi yang diberikan kepada siswa dengan hal-hal yang nyata
disekitar. Apabila semua siswa mampu menghubungkan dan menguraikan materi
khususnya dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan konteks
kehidupan yang dijalani siswa sehari-hari membuat siswa gampang dan terampil dalam
memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan (Kamalia et al., 2020).
Dari data yang peneliti peroleh mengenai kelas 1 SD Kanisius Kintelan 1, minat
belajar siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah dibuktikan dengan rata-rata
minat siswa sebesar 59. Hal ini disebabkan karena guru belum tepat dalam
menggunakan metode dan media, sehingga membuat kegiatan belar mengajar menjadi
pasif, siswa tidak tertarik dengan apa yang disampaikan oleh guru. Menurut (Dewi,
2018) proses pembelajaran konvensional dengan cara ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugah masih banyak dilakukan oleh guru. Dibutuhkan pendekatan yang tepat
dalam menyampaikan materi supaya mudah dipahami oleh siswa. Untuk anak usia kelas
1 Sekolah Dasar tergolong dalam fase operasional konkrit, oleh sebab itu dalam
menyampaikan materi pembelajaran supaya mudah dipahami adalah dengan pendekatan
kontekstual.
Tomas Wahyu Aji P, Apri Damai Sagita Krissandi dan Marciana Sarwi
1114 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021
Dalam penelitian ini upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penalaran
matematis dan minat belajar siswa SD Kanisius Kintelan yaitu dengan menggunakan
pendekatan kontekstual (Effendi, 2012). Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar
yang memadukan antara materi pelajaran yang disampaikan dengan hal-hal yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan konsep tersebut diharapkan siswa
dapat memaknai setiap pembelajaran yang diterimanya dengan minat siswa dalam
belajar dapat meningkat karena siswa akan diajak untuk terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik, menurut (Kadir, 2013). Ciri-ciri
pembelajaran konstektual adalah, (a) kontribusi antara siswa dan guru, (b) saling
membantu antara siswa dan guru, (c) belajar dengan penuh semangat, (d) bergelut
dengan ide-ide, (e) menggunakan multimedia dan sumber belajar, (f) sharing bersama
teman, (h) siswa aktif dan guru kreatif, (i) cara belajar siswa aktif, dan (j) melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni : konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya. Dipilihnya
pendekatan kontekstual ini diharapkan: (1) kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
menarik, karena siswa akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran, (2) Guru tidak
menggunakan metode konvensional, hal tersebut akan memicu minat siswa dalam
pembelajaran (Sobron & Bayu, 2019).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian
Tindakan Kelas menurut (Disas, 2017) PTK adalah penelitian yang dilaksanakan
saat pembelajaran di kelas dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut (Arikunto, 2010), Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga kata, yaitu
penelitian, tindakan dan kelas: Penelitian, penelitian adalah aktivitas mengamati suatu
objek dengan metode untuk mendapatkan data yang tepat, bertujuan untuk menaikan
mutu objek yang diamati. Tindakan, tindakan adalah kegiata yang dilakukan dengan
rencana dan maksud tertentu. Kelas, kelas adalah tempat berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar.
Penelitian Tindakan Kelas aktivitas berpikir yang sistematis dan empiris dalam
upayanya menyelesaikan kendala yang ditemui oleh guru dalam pembelajaran (Sanjaya,
2016). Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini terbagi
menjadi II siklus, setiap siklusnya melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi.
Peningkatan Penalaran Matematis dan Minat Belajar pada Materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Pendekatan Kontekstual
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021 1115
Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar di atas menunjukan langkah penelitian oleh Kemmis dan Mc.Taggart
menurut (Rahman, 2018).
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I SD Kanisius Kintelan tahun
pelajaran 2020/2021 berjumlah 13 orang siswa. Siswa laki-laki berjumlah 10 siswa dan
siswa perempuan berjumlah 3 siswa. Subjek penelitian ini didasarkan pada minat
belajar terkhusus pada mata pelajaran matematika masih rendah. Rendahnya motivasi
belajar siswa tersebut menyebabkan hasil belajar siswa juga belum maksimal sehingga
perlu ditingkatkan. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan penalaran matematis
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan dengan pendekatan kontekstual (Ruslan & Santoso, 2013). Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 bulan, mulai Bulan Januari sampai dengan Bulan April 2021.
Pengumpulan data dilakukan dengan tes berupa soal pilihan ganda tentang materi
penjumlahan dan pengurangan KD 3.4. Soal evaluasi diberikan kepada siswa melalui
guru kelas dikirim melalui Whats App. Observasi dan pembagian angket untuk
mengetahui motivasi mereka di dalam belajar. Adapun indikator minat pada seseorang
antara lain: 1) berantusias mengikuti pelajaran karena didasari rasa suka, 2) mengikuti
pelajaran dengan senang hati, 3) tertarik dengan materi pelajaran yang diberikan, dan 4)
mampu memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Gambaran tentang minat belajar didapat dari lembar kuesioner yang diberikan
kepada siswa. Pada siklus I dan siklus II peneliti memberikan juga kuesioner untuk
mengetahui minat belajar siswa. Pilihan jawaban yang disediakan diantaranya yaitu
sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Tabel 1
Ketentuan skor
Keterangan
Sangat Tidak Setuju
Tomas Wahyu Aji P, Apri Damai Sagita Krissandi dan Marciana Sarwi
1116 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021
Keterangan
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Sumber: Widoyoko (2014: 151)
Tabel 2
Kriteria Penskoran
Rentang Skor
Skor
81-100
Sangat Tinggi
66-80
Tinggi
56-65
Cukup
46-55
Rendah
0-45
Sangat Rendah
Pada akhir setiap siklus, siswa akan diberikan tes evaluasi. Setelah itu akan
dihitung nilai rata-rata siswa untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Rata-rata kelas = jumlah nilai siswa
Jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung persentase siswa yang tuntas adalah sebagai
berikut:
Presentase = Jumlah nilai siswa yang tuntas
Jumlah seluruh siswa
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu nilai hasil tes siswa pada ranah
kognitif sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan
yaitu 70.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dalam dua kali pertemuan dengan waktu
2x35 menit. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran tematik yang
berfokus pada pelajaran Matematka materi pejumlahan dan pengurangan. Diakhir setiap
siklus siswa diberikan soal tes evaluasi untuk mengukur penalaran matematis. Selain itu
juga diberikan angket untuk mengetahui minat belajar siswa.
Hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa diperoleh hasil peningkatan minat
belajar siswa. Kondisi awal rata-rata minat belajar siswa sebesar 65 dengan kategori
cukup. Siklus I rata-rata minat belajar siswa sebesar 66 dengan kategori tinggi. Siklus II
rata-rata minat belajar siswa sebesar 73 dengan kategori tinggi. Dari data tersebut
menandakan adanya peningkatan minat belajar siswa. Berikut tabel peningkatan minat
belajar siswa.
Peningkatan Penalaran Matematis dan Minat Belajar pada Materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Pendekatan Kontekstual
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021 1117
Tabel 1
Minat Belajar
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
65
66
73
Cukup
Cukup
Tinggi
Penalaran matematis dalam penelitian ini juga menunjukan adanya peningkatan.
Rata-rata hasil soal tes pada kondisi awal sebesar 67, dengan presentase siswa yang
tuntas 30,7%. Pada siklus I diperoleh hasil rata-rata sebesar 69, dengan presentase siswa
yang tuntas 53,84%. Siklus II diperoleh hasil rata-rata sebesar 76 dengan presentase
siswa yang tuntas 76,92%. Berikut adalah tabel hasil penalaran matematis:
Tabel 2
Hasil Penalaran Matematis
Keterangan
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Skor Tertinggi
80
87
100
Skor Terendah
55
53
60
Rata-rata
67
69
76
Ketuntasan
4 siswa (30,7%.)
7 siswa (53,84%)
10 siswa
(76,92%.)
Tabel di atas menunjukan pada kondisi awal terdapat 4 siswa yang sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus I terdapat 7 siswa yang sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Kemudian meningkat pada siklus II menjadi 10
siswa yang sudah memenuhi KKM.
Dari data yang diperoleh, penalaran matematis siswa lebih maksimal ketika soal
cerita yang diberikan dekat dengan kehidupan mereka sehari hari. Contohnya, “Anis
mempunyai 5 apel, lalu apel Anis diberikan kepada adik sebanyak 2 apel. Berapa sisa
apel Anis?” Selain itu siswa lebih mudah memahami soal ketika soal disajikan dengan
gambar.
Dengan meningkatnya penalaran matematis siswa pada pelajaran Matematika
berdampak pada minat belajar. Terbukti ketika siswa lebih berminat mengikuti
pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan media pembelajaran berupa
video. Pemanfaatan media pembelajaran berupa video tersebut sesuai dengan ciri khas
pembelajaran kontekstual.
Kesimpulan
Dari hasil yang deperoleh dengan tes dan observasi terhadap pembelajaran
Matematika dengan pendekatan kontekstual, ditarik kesimpulan bahwa pendekatan
kontekstual mampu meningkatkan penalaran matematis dan minat belajar siswa untuk
materi penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika kelas I SD
Kanisius Kintelan.
Tomas Wahyu Aji P, Apri Damai Sagita Krissandi dan Marciana Sarwi
1118 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021
Penelitian ini diharapkan berguna untuk guru dan sekolah, supaya dapat
menciptakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sehingga siswa lebih mudah
memahami materi yang diberikan dan lebih menarik minat belajar siswa.
Peningkatan Penalaran Matematis dan Minat Belajar pada Materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Pendekatan Kontekstual
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021 1119
Bibliografi
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan. In Yogyakarta: Aditya Media. Jakakar Aditya
Media.
Dewi, E. R. (2018). Metode Pembelajaran Modern Dan Konvensional Pada Sekolah
Menengah Atas. PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, Dan
Pembelajaran, 2(1), 4452. Https://Doi.Org/10.26858/Pembelajar.V2i1.5442
Disas, E. P. (2017). Analisis Kebijakan Pendidikan Mengenai Pengembangan Dan
Peningkatan Profesi Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, 17(2).
Https://Doi.Org/10.17509/Jpp.V17i2.8251
Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2), 110.
Fathani, A. H. (2016). Pengembangan Literasi Matematika Sekolah Dalam Perspektif
Multiple Intelligences. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains Dan Matematika,
4(2). Https://Doi.Org/10.23971/Eds.V4i2.524
Gazali, R. Y. (2016). Pembelajaran Matematika Yang Bermakna. Math Didactic: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(3), 181190.
Kadir, A. (2013). Konsep Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah. Dinamika Ilmu:
Jurnal Pendidikan, 13(1). Https://Doi.Org/10.21093/Di.V13i1.20
Kamalia, F. F., Basir, M. A., & Ubaidah, N. (2020). Analisis Pemahaman Matematis
Siswa Pada Materi Trigonometri. Indomath: Indonesia Mathematics Education,
3(1), 2835.
Rahayuningsih, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Matematika Model Auditory
Intellectually Repetition (AIR). Erudio Journal Of Educational Innovation, 3(2),
6783.
Rahman, T. (2018). Aplikasi Model-Model Pembelajaran Dalam Penelitian Tindakan
Kelas. CV. Pilar Nusantara.
Ruslan, A. S., & Santoso, B. (2013). Pengaruh Pemberian Soal Open-Ended Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-
Inovatif, 4(2), 138150.
Sabirin, M. (2014). Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(2), 3344. http://dx.doi.org/10.18592/jpm.v1i2.49
Sanjaya, D. R. H. W. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Prenada Media.
Sobron, A. N., & Bayu, R. (2019). Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring
Tomas Wahyu Aji P, Apri Damai Sagita Krissandi dan Marciana Sarwi
1120 Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 6 Juni 2021
Learning Terhadap Minat Belajar Ipa. SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam
Dan Multikulturalisme, 1(2), 3038. https://doi.org/10.37680/scaffolding.v1i2.117
Suhana, C., & Hanafiah, N. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama, 5(4), 3.