2166
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi)
Vol. 2 No. 12 Desember 2022
p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920
Pendidikan
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA
GAMBAR BERSERI DALAM PEMBELAJARAN ONLINE
La Djangka1, Lilis Angreani Astuti2, Iksam3, Sukriadi4, Warsinah5
Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]1, [email protected]2, iksam.iksam@yahoo.com3,
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
Received: 01-12-2021
Revised: 14-12-2021
Accepted: 20-12-2021
Kata Kunci:
Keterampilan Menulis;
Narasi; Media Gambar
Seri; Pembelajaran Online
Keywords:
Writing Skills; Narrative;
Picture Series Media;
Online Learning
Latar Belakang: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
rendahnya kemampuan menulis narasi pada siswa.
Tujuan: Objek penelitian ini adalah keterampilan siswa
menulis narasi dengan media gambar berseri. Penelitian ini
dilaksanakan pada Semester I tahun pembelajaran
2020/2021, dengan dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan
dua kali pertemuan secara online.
Metode: Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Instrumen
dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas guru,
lembar observasi aktivitas siswa dan tes. Teknik analisis data
pada penelitian ini menggunakan rata-rata dan persentase.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar siswa pada kondisi awal adalah 52,60 dengan
persentase ketuntasan belajar siswa 36%, kemudian pada
siklus I mengalami peningkatan sebesar 18% dari nilai pada
pra siklus dengan nilai rata-rata kelas 70,18 dengan
persentase ketuntasan 54% predikat rendah. Kemudian pada
siklus II meningkat kembali sebesar 46% dari nilai pada pra
siklus, dengan nilai rata-rata kelas 79,40 dengan persentase
ketuntasan 82% predikat tinggi.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan
menulis narasi dengan media gambar berseri dalam
pembelajaran online pada siswa kelas V SDN 007 Samarinda
Ulu tahun pembelajaran 2020/2021.
ABSTRACT
Background: This research is motivated by the low ability to
write narratives in students.
Objective: The object of this research is the students' skills in
writing narratives using serial images as media. This research
was conducted in Semester I of the 2020/2021 academic year,
with two cycles and each cycle held two online meetings.
Methods: Data collection techniques in this study using
observation, documentation and tests. The instruments in this
study were teacher activity observation sheets, student activity
observation sheets and tests. The data analysis technique in this
study used averages and percentages.
Results : The results showed that the average student learning
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri dalam
Pembelajaran Online
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021 2167
outcomes in the initial conditions was 52.60 with a percentage
of student learning completeness 36%, then in the first cycle
there was an increase of 18% from the value in the pre-cycle
with an average grade of 70.18 with a percentage
completeness 54% low predicate. Then in the second cycle, it
increased again by 46% from the value in the pre-cycle, with an
average grade of 79.40 with a high percentage of 82%
completeness.
Conslusion: Based on the results of the study, it can be
concluded that there is an increase in narrative writing skills
using serial image media in online learning in fifth grade
students of SDN 007 Samarinda Ulu in the 2020/2021
academic year.
Pendahuluan
Belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen dalam berperilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang dilakukan sebelumnya. Belajar
merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar
apabila ia dapat menunjukan suatu perubahan perilaku. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah bentuk input dan output dari stimulus yang berupa tanggapan.
Stimulus merupakan apa yang akan guru sampaikan kepada siswa, sedangkan respon atau
reaksi merupakan bentuk tanggapan terhadap stimulus yang diberikan guru kepada siswa
tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon sangat penting untuk dicatat karena
proses keduanya tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, dan yang dapat diamati dan dapat
diukur adalah stimulus dan respon.
Maka dari itu stimulus yang diberikan oleh guru dan apa respon yang diterima oleh siswa
harus dapat diukur dan diamati. Jadi proses yang berlangsung tersebut adalah proses
membelajarkan siswa karena pada hakikatnya dalam belajar terdapat proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan latihan yang pernah didapat. Menurut Djamarah dan Zain tujuan
kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah
& Zain, 2006).
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan
kepada para siswa di sekolah yang dimana untuk mengembangkan kemampuan anak didik
untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik
bahasa lisan maupun tulisan. Tak heran apabila mata pelajaraan ini kemudian diberikan sejak
masih di bangku SD hingga sampai lulus SMA, agar siswa dapat menguasai, memahami, dan
mengimplementasikan keterampilan bahasa.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia ini berhubungan dengan masalah penggunaan
bahasa baku dikarenakan sasaran yang ingin dicapai yaitu penguasaan atas pemakaian bahasa
Indonesia yang baku. Dengan demikian, pengembangan pengajaran bahasa Indonesia ini bisa
seirama dengan pembakuan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Berbahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, saling
berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk membentuk pikiran serta perasaan,
La Djangka, Lilis Angreani Astuti, Iksam, Sukriadi, Warsinah
2168 Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021
keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi serta dipengaruhi.
Didalam kehidupan sehari-hari kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan,
yakni salah satunya keterampilan menulis.
Pada hakekatnya keterampilan berbahasa memiliki dua jenis yakni: (1) menyimak dan
berbicara yang diperoleh oleh seseorang untuk pertama kalinya dilingkungan rumah, (2)
keterempilan membaca dan menulis yang dimana dapat diperoleh seseorang setelah mereka
memasuki usia sekolah.
Keterampilan berbahasa sangat bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam
masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain
tergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang.
Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan dalam menyampaikan pikiran,
gagasan, dan atau perasaan seseorang. Dalam kegiatan produktif ini terdiri dari dua macam
yaitu menulis dan berbicara. Pada dasarnya keduanya sama-sama merupakan kegiatan yang
produktif tetapi tetap mempunyai perbedaan, ialah media dan sarana yang digunakan. Menulis
merupakan suatu kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat diterima secara langsung
dan direaksi oleh pihak yang dituju, yang dimana menggunakan sarana tulisan. Sedangkan
berbicara menggunakan sarana lisan, yaitu merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa,
menyampaikan gagasan pada lawan bicara dan pada waktu yang bersamaan menerima gagasan
yang disampaikan lawan bicara. Pada kegiatan berbicara ini terjadi komunikasi timbal-balik,
hal yang tidak ditemui dalam menulis.
Pada dasarnya untuk siswa SD kelas 5 keterampilan berbahasa sudah menguasai.
Terutama dalam keterampilan menulis untuk siswa sendiri sudah mampu menguasai,
dikarenakan keterampilan menulis tidak akan pernah lepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti
kegiatan membaca, berbicara, dan menyimak. Dalam hal itu dalam pelaksanaan pembelajaran
guru harus mampu memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Adapun permasalahan lapangan yang didapat oleh peneliti adalah masih kurangnya
kemampuan menulis siswa di dalam kelas, khususnya pada muatan Bahasa Indonesia. Hal ini
diketahui dari data hasil praktek keterampilan menulis pada siswa kelas V SDN 007 Samarinda
Ulu yang masih dibawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Diketahui KKM yang telah
disepakati pada muatan Bahasa Indonesia adalah 75. Dari 22 siswa terdapat 14 orang mendapat
nilai dibawah KKM atau 63%, dan 8 lainnya atau 36% mendapat nilai diatas KKM. Dengan
nilai tertinggi adalah 82 dan nilai terendah adalah 37.
Dari permasalahan diatas maka peneliti melakukan penelusuran sebagian besar siswa
memiliki masalah dalam kemampuan menulis dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : (1)
rendahnya motivasi atau ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang diberikan, (2)
kebiasaan belajar yang monoton atau tidak ada pembaharuan akan terasa membosankan
sehingga tidak adanya peningkatan prestasi, (3) siswa tidak menguasai komponen kebahasaan,
(4) siswa yang tidak dibiasakan oleh orang tua untuk menulis suatu cerita atau mendeskripsikan
suatu gambar kedalam tulisan.
Dari permasalahan yang dipaparkan, peneliti yakin menggunakan Media Gambar Berseri
karena beberapa alasan diantaranya, (1) semua siswa terlibat aktif, (2) siswa mampu
mengembangkan kemampuan berimajinasi, (3) dapat meningkatkan transfer pembelajaran di
kelas dalam menghadapi situasi nyata.
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri dalam
Pembelajaran Online
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021 2169
Soeparno dan Yunus (Suparno, 2008) juga mengemukakan bahwa gambar berseri dapat
berfungsi sebagai pencipta suasana, stimulus dan sekaligus jembatan bagi siswa untuk
membayangkan atau menciptakan gambar dan kejadian atau peristiwa berdasarkan tema
gambar berseri yang diperlihatkan. Gambar tersebut terhubung satu sama lainnya sehingga
merupakan rangkaian cerita/peristiwa. Media ini sangat sesuai untuk melatih keterampilan
ekspresi tulis atau mengarang.
Maka berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti perlu menganalisis
keterampilan menulis narasi dengan media gambar berseri pada siswa kelas V SDN 007
Samarinda Ulu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media gambar berseri sebagai
alat pengumpul datanya. Adanya penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan menulis siswa di kelas V SDN 007 Samarinda Ulu. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran terkait keterampilan menulis siswa kelas V SDN 007 Samarinda Ulu.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus, dimana pada setiap siklusnya terdiri atas
empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap
refleksi. peneliti juga perlu menjelaskan persiapan-persiapan pelaksanaan penelitian, seperti
rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengamatan (observasi).
Tahap Pelaksanaan, adalah kegiatan implementasi atau penerapan perencanaan tindakan.
Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah pembelajaran harus berjalan seperti biasanya,
tidak boleh kaku dan terkesan dibuat-buat.
Tahap pengamatan, adalah tahap yang memiliki dua kegiatan yang harus diamati, yaitu
kegiatan belajar siswa. Pengamatan terhadap proses belajar siswa dilakukan oleh peneliti sambil
melaksanakan pembelajaran.
Tahap refleksi adalah kegiatan yang dapat berupa diskusi hasil pengamatan yang
dilakukan oleh kolaborator dengan peneliti. Tahap ini merupakan kegiatan refleksi merupakan
kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan indentifikasi tindak
lanjut dalam perencanaan siklus berikutnya.
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V-D SDN 007 Samarinda Ulu yang terdiri
dari 22 siswa. Dari 22 siswa, jumlah siswa laki-laki 10 dan perempuan 12 siswa. Waktu
penelitian dilakukan bulan November 2020 pada semester genap Tahun 2019/2020.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, menurut Arikunto
(Arikunto, 2007) model penelitian ini berbentuk spiral dari siklus satu kesiklus yang berikutnya.
Siklus merupakan satu putaran penelitian tindakan kelas yang meliputi empat tahap yaitu: 1)
perencanaan strategi pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, 3) pengamatan tingkat
keberhasilannya dan di evaluasi, 4) refleksi untuk menindak lanjuti ke siklus berikutnya.
Adapun alur pelaksanaan tindakan dapat digambarkan sebagai berikut.
La Djangka, Lilis Angreani Astuti, Iksam, Sukriadi, Warsinah
2170 Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021
Gambar 1
Alur PTK Model Arikunto [3]
Dapat diuraikan yakni 1. Tahap Perencanaan Tindakan yakni melakukan analisis standar
isi untuk mengetahui Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan
diajarkan kepada siswa, mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menyusun pedoman lembar observasi kegiatan pembelajaran gurudan siswa serta menyusun
alat evaluasi pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan pada tahap ini proses pembelajaran
dapat dilaksanakan sesuai dengan Racangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tahapan
yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. 3. Tahap Pengamatan, pada tahap ini
menggunakan media bermain peran serta menggunakan pedoman atau table pengamatan untuk
menilai aktivitas siswa. 4. Refleksi, di tahap ini berisi kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
bersaa dengan guru kelas dalam mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak
pelaksanaan pembelajaran PTK pada siklus I untuk merencanakan tindakan selanjutnya pada
siklus II.
Dalam teknik pengumulam data yakni 1. Lembar observasi, Menurut Arikunto (Arikunto,
2007) observasi merupakan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi non-sistematis
dan observasi sistematis. Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi sistematis
dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. 2. Dokumentasi,yaitu
mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Arikunto
(Arikunto, 2007) dokumentasi yaitu barang-barang tertulis.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan yakni 1. Observasi pengamatan
guur dan siswa, Lembar observasi guru digunakan untuk mengumpulkan data tindakan yang
dilakukan guru dalam siklus pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk
berikut :
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi
?
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri dalam
Pembelajaran Online
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021 2171
mengumpulkan informasi atau data siswa akibat (pengaruh) dari tindakan-tindakan yang
diberikan guru. Penilaian dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Ahmad Rofi’uddin &
Zuhdi (Rofi’uddin & Zuhdi, 1998) yang dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan
non kebahasaan. Aspek kebahasaaan meliputi : 1) tekanan, 2) lafal atau ucapan, 3) intonasi, 4)
kosa kata/ungkapan atau diksi, dan 5) struktur kalimat yang digunakan. Aspek nonkebahasaan
meliputi : 1) kelancaran, 2) penguasaan materi, 3) keberanian, 4) keramahan, 5) sikap. 2.
Dokumentasi, Menurut Sugiyono (Ashadi, 2017) dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Sedangkan
dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film,
dan lain-lain. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dan hasil penilaian siswa, serta gambar foto selama kegiatan pembelajaran.
Untuk teknik analisis data, Menurut Sugiyono (Ashadi, 2017) dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan.
Sedangkan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dan hasil penilaian siswa, serta gambar foto selama kegiatan
pembelajaran.
1. Analisis Hasil observasi pengamatan Guru dan Siswa sebagai berikut.
S =
x 100
Keterangan :
S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor di item (skor yang didapat)
N = skor maksimum dari tes tersebut
Sumber : Purwanto (Purwanto, 2010)
Perhitungan rerata dihitung menggunakan rumus mean sebagai berikut.

Keterangan :
X = rata-rata kelas (mean)
∑x = jumlah nilai siswa
N = banyaknya siswa
Sumber : Arikunto (Arikunto, 2007)
2. Analisis Hasil Dokumentasi, Data gambar foto dari siklus ke siklus berikutnya dipaparkan
dengan deskriptif kualitatif. Gambar foto digunakan untuk melengkapi hasil observasi.
Kemudian untuk indikator keberhasilan Siswa dikatakkan sudah berhasil atau sudah
mencapai ketuntasan jika nilai yang diperoleh oleh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥75 dengan rentang antara 1-100. Kelas sudah dikatakan mencapai
ketuntasan jika banyaknya siswa yang mencapai KKM ≥75% dari keseluruhan jumlah siswa.
Rata-rata
Nilai Huruf
Kriteria
80 100
A
Sangat Baik
70 79
B
Baik
La Djangka, Lilis Angreani Astuti, Iksam, Sukriadi, Warsinah
2172 Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021
Rata-rata
Nilai Huruf
Kriteria
60 69
C
Cukup
50 59
D
Kurang
0 49
E
Sangat Kurang
Hasil dan Pembahasan
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 007 Samarinda Ulu merupakan sekolah yang telah berdiri
sejak tahun 1988, sekolah ini terletak di Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda Prov.
Kalimantan Timur dengan jumlah guru sebanyak 34 orang. Penelitian yang digunakan adalah
PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus
terdiri dua kali pertemuan secara online. Penelitian ini berupaya meningkatkan kemampuan
menulis narasi. Penugasan berupa hasil menulis narasi yang diadakan pada setiap siklus diakhir
pertemuan secara online serta pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses belajar
mengajar yang dilakukan dalam setiap pertemuan secara online.
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan tindakan pra siklus.
Peneliti melakukan tes kepada siswa dengan menulis narasi tanpa menggunakan media gambar.
Pada penelitian ini hasil tes pra siklus digunakan sebagai pembimbing sebelum dan sesudah
menggunakan media gambar dalam pembelajaran. Hasil tes pra siklus ini berfungsi untuk
mengetahui keterampilan Bahasa Indonesia pada materi menulis narasi.
Tabel 1
Nilai Tes Siswa Pra Siklus
Prestasi Siswa
Pra Siklus
Frekuensi
Persentase
Kriteria
Nilai < 70
14
63%
Tidak Tuntas
Nilai > 70
8
36%
Tuntas
Jumlah
22
100%
Nilai rata-rata
52,60
Hasil observasi ditindak lanjuti sebagai bahan refleksi tindakan selanjutnya.
Tabel 2
Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru
Tahap
penelitian
Pertemuan ke
Skor yang
diperoleh
Persentase
Predikat
Siklus I
1
39
75%
B
2
43
82,69%
B
Siklus II
1
47
90,38%
A
2
48
92,31%
A
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa, hasil observasi aktivitas guru pada siklus
I mendapat predikat B (baik). Guru sudah memperbaiki cara mengajar saat proses pembelajaran
secara daring atau online berlangsung, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
siswa, dan guru lebih memperhatikan siswa yang tidak aktif saat pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai pada saat siklus II. Dengan demikian pada siklus II mendapatkan
predikat A (sangat baik).
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri dalam
Pembelajaran Online
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021 2173
Tabel 3
Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tahap
Penelitian
Pertemuan
Jumlah Skor
Persentase
Rata-rata
Siklus I
1
215
53,75%
229
2
243
60,75%
Siklus II
1
270
67,5%
278,5
2
287
71,75%
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa, hasil observasi aktivitas siswa kelas V D
SDN 007 Samarinda Ulu tahun pembelajaran 2020/2021 mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan yang dilakukan secara daring atau online. Pada siklus I hasil observasi aktivitas
siswa diperoleh nilai rata-rata 229 sedangkan pada siklus II hasil observasi aktivitas siswa
diperoleh nilai rata-rata 278,5.
Hasil penugasan berupa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dengan evaluasi yang
dilakukan guru bersama siswa. Pada siklus I dan siklus II, pertemuan pertama guru memberi
LKPD dan mengevaluasi pada pertemuan kedua. Rekaptulasi hasil menulis narasi siswa pada
siklus II, peneliti dan observer sepakat untuk merekap nilai pada siklus II dipertemuan kedua,
karena pada pertemuan kedua nilai akhir siswa mengalami peningkatan Hasil penugasan
berfungsi untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis narasi siswa, setelah diberi
tindakan dengan menggunakan media gambar seri. Rekaptulasi peningkatan keterampilan
menulis narasi dengan media gambar seri, secara keseluruhan dari pra siklus, siklus I, dan
siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 4
Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa
Prestasi Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
F
P (%)
F
P (%)
F
P (%)
Nilai < 75
14
64%
10
45%
4
18%
Nilai > 75
8
36%
12
54%
18
82%
Jumlah
22mj
100%
22
100%
22
100%
Nilai rata-rata
52,60
70,18
79,41
Persentase
jumlah siswa
yang tuntas
36%
54%
82%
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa, terdapat peningkatan ketuntasan hasil
belajar siswa yaitu, keterampilan menulis narasi dengan media gambar seri. Persentase
ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus adalah 36%, kemudian terjadi peningkatan ada
siklus I sebesar 54%, dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 82%.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa pada siklus II, peneliti dan observer
sepakat untuk tidak melanjutkan tindakan penelitian pada siklus selanjutnya, karena
peningkatan keterampilan menulis narasi siswa sudah mencapai indikator keberhasilan.
Tindakan dalam proses pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan media gambar seri
dapat meningkatkan keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 007
Samarinda Ulu tahun pembelajaran 2020/2021.
La Djangka, Lilis Angreani Astuti, Iksam, Sukriadi, Warsinah
2174 Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021
Dapat disimpulkan bahwa hasil peningkatan belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan
media gambar seri dalam kegiatan penbelajaran. Dalam penelitian yang dilakukan dikatakan
berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%. Maka peneliti dan observer
menyatakan bahwa, penelitian ini diakhiri pada siklus II karena tindakan yang diberikan kepada
siswa telah berhasil meningkatkan keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus dapat
disimpulkan bahwa, keterampilan menulis narasi dengan media gambar seri pada siswa kelas
V SDN 007 Samarinda Ulu tahun pembelajaran 2020/2021 meningkat. Peningkatan tersebut
terbukti dari pra siklus sampai dengan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat
dari pra siklus yang diperoleh nilai rata-rata 52,60 dengan persentase ketuntasan 36%,
kemudian meningkat pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 70,18 dengan persentase 54%,
dan meningkat kembali pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 79,41 dengan persentase 82%.
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Gambar Berseri dalam
Pembelajaran Online
Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021 2175
BIBLIOGRAFI
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta., 1996. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Ashadi, F. (2017). Implementasi Penerapan Pendidikan Karakter (Studi Kasus Di Pondok
Pesantren Minhajut Thullab Muncar Banyuwangi). Jurnal Penelitian Lppm (Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Ikip Pgri Madiun, 5(1), 917.
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 46.
Purwanto, N. (2010). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rofi’uddin, A., & Zuhdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi.
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development.
Suparno, M. Y. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.