La Djangka, Lilis Angreani Astuti, Iksam, Sukriadi, Warsinah
2168 Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 12 Desember 2021
keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi serta dipengaruhi.
Didalam kehidupan sehari-hari kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan,
yakni salah satunya keterampilan menulis.
Pada hakekatnya keterampilan berbahasa memiliki dua jenis yakni: (1) menyimak dan
berbicara yang diperoleh oleh seseorang untuk pertama kalinya dilingkungan rumah, (2)
keterempilan membaca dan menulis yang dimana dapat diperoleh seseorang setelah mereka
memasuki usia sekolah.
Keterampilan berbahasa sangat bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam
masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain
tergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang.
Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan dalam menyampaikan pikiran,
gagasan, dan atau perasaan seseorang. Dalam kegiatan produktif ini terdiri dari dua macam
yaitu menulis dan berbicara. Pada dasarnya keduanya sama-sama merupakan kegiatan yang
produktif tetapi tetap mempunyai perbedaan, ialah media dan sarana yang digunakan. Menulis
merupakan suatu kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat diterima secara langsung
dan direaksi oleh pihak yang dituju, yang dimana menggunakan sarana tulisan. Sedangkan
berbicara menggunakan sarana lisan, yaitu merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa,
menyampaikan gagasan pada lawan bicara dan pada waktu yang bersamaan menerima gagasan
yang disampaikan lawan bicara. Pada kegiatan berbicara ini terjadi komunikasi timbal-balik,
hal yang tidak ditemui dalam menulis.
Pada dasarnya untuk siswa SD kelas 5 keterampilan berbahasa sudah menguasai.
Terutama dalam keterampilan menulis untuk siswa sendiri sudah mampu menguasai,
dikarenakan keterampilan menulis tidak akan pernah lepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti
kegiatan membaca, berbicara, dan menyimak. Dalam hal itu dalam pelaksanaan pembelajaran
guru harus mampu memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Adapun permasalahan lapangan yang didapat oleh peneliti adalah masih kurangnya
kemampuan menulis siswa di dalam kelas, khususnya pada muatan Bahasa Indonesia. Hal ini
diketahui dari data hasil praktek keterampilan menulis pada siswa kelas V SDN 007 Samarinda
Ulu yang masih dibawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Diketahui KKM yang telah
disepakati pada muatan Bahasa Indonesia adalah 75. Dari 22 siswa terdapat 14 orang mendapat
nilai dibawah KKM atau 63%, dan 8 lainnya atau 36% mendapat nilai diatas KKM. Dengan
nilai tertinggi adalah 82 dan nilai terendah adalah 37.
Dari permasalahan diatas maka peneliti melakukan penelusuran sebagian besar siswa
memiliki masalah dalam kemampuan menulis dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : (1)
rendahnya motivasi atau ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang diberikan, (2)
kebiasaan belajar yang monoton atau tidak ada pembaharuan akan terasa membosankan
sehingga tidak adanya peningkatan prestasi, (3) siswa tidak menguasai komponen kebahasaan,
(4) siswa yang tidak dibiasakan oleh orang tua untuk menulis suatu cerita atau mendeskripsikan
suatu gambar kedalam tulisan.
Dari permasalahan yang dipaparkan, peneliti yakin menggunakan Media Gambar Berseri
karena beberapa alasan diantaranya, (1) semua siswa terlibat aktif, (2) siswa mampu
mengembangkan kemampuan berimajinasi, (3) dapat meningkatkan transfer pembelajaran di
kelas dalam menghadapi situasi nyata.