Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu Sulawesi Utara

 

Bernadina Waha Labuan1, Monica Sangkay2

Sekolah Tinggi Pastoral Don Bosco Tomohon, Indonesia

[email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Kurikulum Merdeka

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Kepala sekolah dan Motivasi Guru terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Nageri 1 Kotamobagu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan korelatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis mengenai besar kecilnya pengaruh dan ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas (X1 dan X2) dan variabel terikat (Y). Sampel dalam penelitian ini sesuai rumus Slovin berjumlah 73 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yakni membagikan kuesioner dengan alternatif jawaban yang sesuai bentuk pernyataan yang disediakan. Sebelum melakukan analisis data dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu yakni uji normalitas, uji linearitas dan uji multikolinearitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis Regresi Linear berganda. hasil penelitian yang telah dilakukan yakni Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu dengan nilai signifikansi 0.009 < 0.05. Motivasi guru memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu dengan nilai signifikansi (Sig.) 0.000 < 0.05. Kepemimpina kepala sekolah dan motivasi guru mempengaruhi implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05.

 

ABSTRACT

This study aims to find out how much influence the Principal's Leadership and Teacher's Motivation have on the Implementation of the Independent Curriculum at SMA Nageri 1 Kotamobagu. The method used in this study is a quantitative research method using a correlative approach with the aim of testing hypotheses regarding the magnitude of the influence and whether or not there is a relationship between the independent variable (X1 and X2) and the bound variable (Y). The sample in this study according to the Slovin formula is 73 people. The research instrument used was to distribute questionnaires with alternative answers according to the form of the statement provided. Before analyzing the data, a test of analysis requirements was carried out first, namely the normality test, linearity test and multicollinearity test. Hypothesis testing uses multiple Linear Regression analysis. The results of the research that has been carried out are that the Principal's Leadership has a significant influence on the implementation of the independent curriculum at SMA Negeri 1 Kotamobagu with a significance value of 0.009 < 0.05. Teachers' motivation has a significant influence on the implementation of the independent curriculum at SMA Negeri 1 Kotamobagu with a significance value (Sig.) of 0.000 < 0.05. The principal's leadership and teachers' motivation influenced the implementation of the independent curriculum at SMA Negeri 1 Kotamobagu with a significant value of 0.000 < 0.05.

Principal Leadership, Teacher Motivation, Independent Curriculum

 

 

PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia agar dapat menciptakan generasi yang handal dan berkualitas di bidangnya, sehingga dapat menghadapi persaingan globalisasi saat ini. Dalam dunia pendidikan kurikulum merupakan komponen penting yang diberikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan. Kurikulum merupakan penyempurnaan dari visi, misi, serta tujuan lembaga pendidikan dan merupakan suatu sistem yang terpusat dan mempunyai unsur yang berbicara mengenai mata pelajaran dengan berbagai tatanan kerja yang telah diatur sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai tujuan nasional maupun tujuan instansi. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.� Perubahan kurikulum di Indonesia sudah sangat sering terjadi, didasarkan pada kebutuhan yang sering berubah-ubah dan mengikuti kemajuan teknologi, sudah sebelas kali kurikulum di Indonesia mengalami perubahan. Dengan begitu perlu adanya pengembangan terus menerus serta penyempurnaan pada kurikulum dengan tujuan agar dapat sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Tahun 2020 yang lalu wabah pandemi Covid-19 yang melanda dunia lebih khususnya di Indonesia telah membawa banyak dampak dan perubahan di berbagai sektor, tidak terkecuali sektor pendidikan. Pandemi Covid-19 ini menjadi kondisi khusus, dimana kondisi ini memberikan dampak pada ketertinggalan pembelajaran yang tidak sama terhadap tercapainya kompetensi peserta didik. Guru serta peserta didik merasakan materi pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013 menjadi beban yang berat untuk dipenuhi. Kondisi khusus ini membuat proses belajar mengajar di sekolah tidaklah memungkinkan, sehingga memaksa siswa untuk study from home (belajar dari rumah). Pemerintah kemudian membentuk suatu modul pembelajaran di Satuan Pendidikan SD sampai SMA/SMK yang merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013, dari gagasan tersebut maka terbentuk dan direalisasikan menjadi kurikulum merdeka atau kurikulum prototipe yang penerapannya telah berlangsung dengan membentuk berbagai platfrom digital dan program sekolah penggerak (Sutrisno, 2020).��������

Kurikulum merdeka merupakan masa guru dan siswa dapat atau memiliki kebebasan dalam berpikir serta juga bebas dalam beban pikiran sehingga dapat mengembangkan potensi pendidikan (Izza et al., 2020). Pada kurikulum merdeka hasil belajar lebih mengedepankan kekuatan karakter sebagai nilai yang dikembangkan, karakter yang menjadi fokus diantara adalah memiliki karakter sebagai pelajar Pancasila menurut Nadiem Makariem (Rosmayati & Maulana, 2021; Tanuwijaya & Tambunan, 2021). Penerapan kurikulum merdeka dan proses pengajarannya yang melibatkan digitalisasi, sehingga memudahkan siswa untuk mendapatkan bahan ajar yang disiapkan melalui tautan digital. Siswa dapat berkembang dalam proses pembelajaran, karena proses pembelajaran tidak lagi terburu-buru menghabiskan bahan ajar, tetapi justru memberdayakan siswa untuk berpikir lebih mendalam tentang bahan ajar yang disajikan oleh guru.

Program kurikulum merdeka ini bukanlah pengganti dari program yang sudah berjalan, namun untuk memberikan perbaikan sistem yang sudah berjalan. Merdeka belajar yang ditawarkan Kemendikbud adalah proses pembelajaran yang lebih sederhana, hal ini meliputi; 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran satu lembar artinya dibuat secara sederhana dan tidak rumit seperti sebelumnya, 2) sistem zonasi terhadap penerimaan peserta didik baru yang fleksibel dalam pengeimplementasiannya, 3) Ujian Nasional digantikan dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, 4) Ujian Sekolah Berstandar Nasional dialihkan menjadi asesmen berkelanjutan seperti portofolio (tugas kelompok, karya tulis, praktikum, dan lain-lain) (Oktaviani et al., 2023). �

Dalam pengembangan kurikulum, peran Kepala sekolah sangat dibutuhkan terutama pada implementasi kurikulum mereka di sekolah. Kepala sekolah adalah promotor dalam setiap sekolah sehingga keberadaannya memang dibutuhkan untuk berjalannya program dan kurikulum yang ada di sekolah. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting. Beberapa peran kepala sekolah dalam implementasi Kurikulum Merdeka antara lain sebagai mediator dan motivator keikutsertaan guru dalam pelatihan kurikulum, educator, manajer, administrator, supervisior, leader, inovator, dan motivator. Kepala Sekolah juga bertanggung jawab dalam memastikan terciptanya hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan kondisi yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat, berkelanjutan, dan relevan. Kepala sekolah juga harus memastikan bahwa organisasi di sekolah yang mengikutsertakan orang tua berjalan, serta pembelajaran di sekolahnya berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait.

Selain kepala sekolah, guru juga menjadi ujung tombak dalam implementasi Kurikulum merdeka, dengan begitu keberadaan peran serta fungsi seorang guru termasuk kedalam faktor yang sangat signifikan. Guru penggerak merupakan program untuk menciptakan guru pamong bagi setiap sekolah untuk mengimplementasikan nilai-nilai dari penerapan kurikulum merdeka belajar serta sebagai narasumber dalam memberikan pelatihan yang diperolehnya ke sekolah asal untuk memberdayakan guru lain. Guru pengerak menciptakan guru yang visioner, kreatif, dan kritis agar dapat memberdayakan siswanya dalam mengeksplor berbagai bahan pelajaran.

Perubahan kurikulum sudah terjadi belasan kali di Indonesia, terakhir adalah kurikulum merdeka di tahun 2021-2022. Hal tersebut menuntut setiap pengajar ataupun guru untuk tetap memiliki motivasi dalam pekerjaan mereka, karena tidaklah mudah beradaptasi dengan perubahan. Motivasi merupakan suatu nilai yang mempengaruhi pemikiran induvidu atau pribadi dimana timbulnya keinginan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Masni (2015) motivasi adalah dorongan dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkannya. Tindakan atau perilaku yang ditimbulkan dari motivasi dapat berupa motivasi dalam bekerja, belajar maupun dalam kegiatan lainnya. Motivasi merupakan pendorong manusia dalam melakukan aktivitas-aktivitas dalam hidupnya (Ferreira et al., 2021; Shahzad et al., 2021).

Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berprilaku.

Nawawi (2003) berpendapat bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau kehendak seseorang untuk melaksanakan tindakan atau kegiatan dalam lingkup tugas-tugas yang merupakan pekerjaan/jabatannya di lingkungan sebuah organisasi. Seseorang orang yang melakukan suatu kegiatan tentu didorong oleh kebutuhan dan kegiatan yang dilakukannya mampu memenuhi kebutuhan tersebut (Robaha et al., 2024). Motivasi kerja yang tinggi akan menghasilkan suatu pekerjaan yang memuaskan sehingga menjadi motivasi dalam mecapai prestasi pekerjaan. Motivasi guru dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap kemajuan prestasi belajar siswa. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua aktivitas yang memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mempunyai kecakapan dan pengetahuan memadai yang dapat memberikan manfaat bagi mereka di masa yang akan datang. Guru yang memiliki motivasi kerja tinggi, akan melakukan lebih dari sekedar rutinitasnya dalam mengajar sehingga produktivitas sekolah akan meningkat. Motivasi kerja merupakan kesedian untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu (Alqudah et al., 2022; Nazir et al., 2021).

Perubahan dari kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka ini membawa masalah baru di dunia Pendidikan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Kotamobagu, sekolah ini sudah mengimplementasikan/menerapkan kurikulum Merdeka sejak 2 tahun terakhir. Kepala sekolah sebagai peemimpin seelalu meengarahkan guru untuk teertib meengimpleemeentasikan kurikulum Meerdeeka walaupun kadang kalah keepala seekolah juga masih bingung dalam hal meengatasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa pada impleemeentasi kurikulum Meerdeeka. Keepala seekolah masih kurang reespon dan beelum kritis dalam meengatasi tantangan impleemeentasi kurikulum Meerdeeka. Keepala seekolah juga kurang meemotivasi guru untuk meemanfaatkan teeknologi seecara maksimal.

Seelain keepala seekolah seebagai motor peenggeerak ada guru yang teerlibat langsung dalam impleemeentasi kurikumum Meerdeeka. Seebagian guru sudah meeneerapkan kurikulum Meerdeeka deengan baik namun masih ada seekitar 30% guru yang beelum meeneerapkan kurikulum Meerdeeka deengan beenar, guru juga masih keesulitan dalam meeneentukan meetodee dan meedia peembeelajaran yang eeveektif. Guru masih keesulitan untuk meeneentukan proyeek keelas dan meengalokasikan waktu peembeelajaran beerbasis proyeek. Masih ada 45% guru yang beelum teermotivasi untuk meeningkatkan peengeetahuan dan keeteerampilan meengajar pada kurikulum Meerdeeka saat ini. Guru juga masih meembutuhkan peenyeesuaian yang lama kareena Kurikulum Meerdeeka beerbeeda deengan kurikulum seebeelumnya.

Beerdasarkan paparan diatas maka peerlu dilakukan peeneelitian yang beerjudul Peengaruh keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru teerhadap Impleemeentasi kurikulum Meerdeeka di SMA Nageeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara.

Agar peeneelitian ini dapat dilakukan leebih fokus dan meendalam maka peeneeliti meemandang peermasalahan peeneelitian yang diangkat peerlu dibatasi variabeelnya. Oleeh kareena itu peeneeliti meembatasi hanya beerkaitan deengan �Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu.�

 

METODE PENELITIAN

Meetodee peeneelitian meerupakan cara yang digunakan untuk meelakukan peeneelitian deengan tujuan meendapatkan hasil peeneelitian (Ghodang, 2020). Meetodee peeneelitian juga meerupakan cara untuk meendapatkan data deengan beerbagai tujuan dan juga keegunaan. Maka dapat disimpulkan bahwa meetodee peeneelitian adalah cara yang digunakan untuk meeneeliti seehingga meendapatkan data untuk meempeeroleeh hasil dari masalah yang diteeliti.

Peeneelitian ini meerupakan peeneelitian kuantitatif. Peeneelitian kuantitatif meerupakan peeneelitian yang leebih deetail dan sisteematis dan dijeelaskan meenggunakan tabeel, grafik (Ghodang, 2020). Meetodee peeneelitian kuantitatif meenguji beerbagai macam teeori untuk meengeetahui hubungan antar variabeel yang diteeliti. Deengan meetodee peeneelitian kuantitatif peeneeliti akan meenguji Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka.

Tahapan Penelitian

Peeneelitian ini diawali deengan meelakukan obseervasi awal di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara Obseervasi awal dilakukan untuk meengamati bagaimana Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara. Seelanjutnya meengideentifikasi masalah seerta meembuat batasan masalah, meerumuskan masalah, peeneentuan tujuan peeneelitian.

Langkah beerikutnya meenyusun kajian pustaka, peeneelitian yang reeleevan, meetodee peeneelitian yang digunakan, teeknik peengumpulan dan analisis data. Keemudian peeneelitian dilanjutkan deengan peeneelitian lapangan untuk meengumpulkan data yang akan digunakan untuk meenjawab rumusan masalah dan hipoteesis. Data yang dianalisis keemudian disajikan, dibeerikan peenjeelasan dan dibuat keesimpulan. Dalam peeneelitian ini sangat diharapkan meempeeroleeh data yang seesuai deengan rumusan seerta tujuan masalah

 

Lokasi Penelitian

SMA Neegeeri 1 Kotamobagu, Alamat: Keelurahan Biga, Keecamatan Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu, Sulaweesi Utara.

Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Peendeekatan yang digunakan

Peeneelitian ini meenggunakan peendeekatan kuantitatif deengan jeenis peeneelitian non-eekspeerimeen. Peeneelitian ini meerupakan peeneelitian koreelatif kareena meerupakan peeneelitian yang beertujuan untuk meenguji hipoteesis meengeenai beesar keecilnya peengaruh dan ada atau tidaknya hubungan antara beerbagai variabeel. Oleeh kareena itu dalam peeneelitian ini peeneeliti ingin meenggambarkan bagaimana hubungan dan seebeerapa beesar peengaruh Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara. Hasil dari peeneelitian ini beerdasarkan hasil analisis data deengan bantuan program IBM SPSS 25 for windows

Populasi dan Sampeel

Riyanto dan Hatmawan (2020:11) meendeefinisikan bahwa �Populasi adalah keeseeluruhan sampeel struktur dari subjeek dan atau objeek yang akan meenjadi sasaran peeneelitian� (Riyanto & Hatmawan, 2020). Adapun peengeertian lain meengeenai populasi meenurut Sugiyono (2013:78), populasi adalah wilayah geeneeralisasi yang teerdiri atas objeek atau subjeek yang meempunyai kualitas dan karakteeristik teerteentu yang diteetapkan oleeh peeneeliti untuk dipeelajari dan keemudian ditarik keesimpulannya.

Maka beerdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi meerupakan seeluruh objeek atau subjeek yang akan diteeliti. Oleeh kareena itu, populasi yang akan diteeliti oleeh peeneeliti adalah Keepala seekolah dan seemua Guru di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu deengan jumlah 93 Orang.

Sampeel meerupakan bagian yang meenggambarkan seecara umum dari populasi (Riyanto & Hatmawan, 2020). Meenurut Sugiyono (2009:81) sampeel meerupakan bagian dari jumlah dan karkateeristik yang dimiliki oleeh populasi.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini disajikan analisis deskriptif yang digunakan untuk memberikan gambaran terhadap hasil penelitian berdasarkan jawaban responden. Analisis deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan persepsi atau tanggapan dari 76 orang responden yaitu guru di SMA Negeri 1 Kotamobagu. Analisis terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel penelitian yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru dan Implementasi Kurikulum Merdeka. Statistik deskriptif membagikan ringkasan data berdasarkan mean, standart deviasi, maksimum, dan minimum. Hasil statistik deskriptif dari variabel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Statistik deskriptif variabel penelitian

 

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Kepemimpinan Kepala Sekolah

76

14

39

34.16

4.125

Motivasi Guru

76

12

38

34.34

4.571

Kurikulum Merdeka

76

12

38

34.86

4.223

Valid N (listwise)

76

 

 

 

 

 

1.        Hasil pengujian uji deskriptif dengan sampel 76 penelitian menunjukkan bahwa nilai minimum (terendah) Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah sebesar 14. Nilai maksimum (tertinggi) sebesar 39. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Kepemimpinan Kepala Sekolah berkisaran diantara 14 sampai 39 dengan nilai rata-rata (mean) 34.16 dan nilai standar devisi sebesar 4.13. Jika dilihat dari nilai standar devisi lebih kecil atau kurang dari nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki data sebaran yang merata.

2.        Hasil pengujian uji deskriptif dengan sampel 76 penelitian menunjukkan bahwa nilai minimum (terendah) Motivasi Guru adalah sebesar 12. Nilai maksimum (tertinggi) sebesar 38. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Motivasi Guru berkisaran diantara 12 sampai 38 dengan nilai rata-rata (mean) 34.34 dan nilai standar devisi sebesar 4.57. Jika dilihat dari nilai standar devisi lebih kecil atau kurang dari nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa Motivasi Guru memiliki data sebaran yang merata.

3.        Hasil pengujian uji deskriptif dengan sampel 76 penelitian menunjukkan bahwa nilai minimum (terendah) Kurikulum Merdeka adalah sebesar 12. Nilai maksimum (tertinggi) sebesar 38. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Kurikulum Merdeka berkisaran diantara 12 sampai 38 dengan nilai rata-rata (mean) 34.86 dan nilai standar devisi sebesar 4.22. Jika dilihat dari nilai standar devisi lebih kecil atau kurang dari nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa Kurikulum Merdeka memiliki data sebaran yang merata.

 

B. Uji Instrumen

1.      Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan pada 76 responden, pengujian validitas menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar 5% atau 0,05. Untuk memperoleh nilai r tabel terlebih dahulu mencari Df = N-2 = 76 � 2 = 74 sehingga nilai r tabel = 0.226. Data dinilai valid apabila nilai r hitung > r table dan nilai signifikan < 0.05. Adapun alat pengujian yang dipakai adalah rumus korelasi product moment pearson dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistica 26.

Uji Validitas Seluruh Variabel

Variabel

No. Item

R Hitung

R Tabel

Keterangan

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

X1.1

0.652

0.226

Valid

X1.2

0.692

0.226

Valid

X1.3

0.606

0.226

Valid

X1.4

0.666

0.226

Valid

X1.5

0.673

0.226

Valid

X1.6

0.597

0.226

Valid

X1.7

0.629

0.226

Valid

X1.8

0.712

0.226

Valid

X1.9

0.654

0.226

Valid

X1.10

0.645

0.226

Valid

Motivasi Guru (X2)

X2.1

0.723

0.226

Valid

X2.2

0.729

0.226

Valid

X2.3

0.636

0.226

Valid

X2.4

0.660

0.226

Valid

X2.5

0.737

0.226

Valid

X2.6

0.747

0.226

Valid

X2.7

0.703

0.226

Valid

X2.8

0.645

0.226

Valid

X2.9

0.709

0.226

Valid

X2.10

0.653

0.226

Valid

Kurikulum Merdeka (Y)

Y.1

0.545

0.226

Valid

Y.2

0.721

0.226

Valid

Y.3

0.628

0.226

Valid

Y.4

0.678

0.226

Valid

Y.5

0.648

0.226

Valid

Y.6

0.770

0.226

Valid

Y.7

0.722

0.226

Valid

Y.8

0.688

0.226

Valid

Y.9

0.627

0.226

Valid

Y.10

0.593

0.226

Valid

 

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa seluruh item dinyatakan valid, karena koefisien yang dihasilkan lebih besar dari 0.226. Sehingga tidak perlu mengganti atau menghapus pernyataan.

2. ������� Uji Reliablitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur jika digunakan objek yang sama lebih dari sekali. Atau dengan kata lain uji reliabilitas dapat diartikan bertujuan menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jika reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Berdasarkan hasil pehitungan rumus Alfa Cronbach dengan menggunakan SPSS versi 26, maka diperoleh keputusan koefisien reabilitas dari penelitian sebagai berikut:

Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.850

10

 

Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Guru (X2)

 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.881

10

 

Uji Reliabilitas Variabel Kurikulum Merdeka (Y)

 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.859

10

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa seluruh variabel pernyataan mempunyai nilai yang bisa dikategorikan reliabilitas adalah dapat diterima karena lebih besar dari nilai cronbach�c alpha 0,6.

 

C.  Analisis Uji Syarat

1.    Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi iniditunjukkan oleh nilai residual yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS. Menurut Ghozali (2016) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (asymtotic significance), yaitu:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.

2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal

Output SPSS Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

76

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

1.82419778

Most Extreme Differences

Absolute

.077

Positive

.077

Negative

-.072

Test Statistic

.077

Asymp. Sig. (2-tailed)

.200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

 

���� Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.200 lebih besar dari 0.05. membuktikan bahwa data berdistribusi normal.

 

2.    Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam variasi (dispersi) antara kelompok-kelompok atau sub-sampel dalam suatu dataset. Heterokedastisitas terjadi ketika varians (dispersi) data tidak konstan di seluruh rentang nilainya.

Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0.05, maka kesimpulannya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi. Sebaliknya jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0.05, maka kesimpulannya terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

Output SPSS Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

3.360

1.106

 

3.038

.003

Kepemimpinan Kepala Sekolah

.021

.068

.075

.313

.755

Motivasi Guru

-.078

.061

-.307

-1.278

.205

a. Dependent Variable: ABS_Res

 

Berdasarkan output spss diatas diketahui nilai signifikansi (Sig.) untuk semua variabel diatas dari 0.05 maka kesimpulannya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

3.    Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas adalah metode statistik yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan ketergantungan linier yang tinggi antara dua atau lebih variabel independen dalam suatu model regresi. Multikolinieritas dapat terjadi ketika ada korelasi yang kuat antara variabel-variabel independen, yang dapat mengganggu interpretasi dan keandalan hasil regresi.

Jika nilai VIF < 10.00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi, sebaliknya Jika nilai VIF > 10.00 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam model regresi.

Output SPSS Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

4.555

1.783

 

2.554

.013

 

 

Kepemimpinan Kepala Sekolah

.295

.110

.288

2.687

.009

.223

4.493

Motivasi Guru

.589

.099

.638

5.950

.000

.223

4.493

a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka

 

Dari output diatas nilai VIF untuk semua variabel kurang dari 10.00 dan nilai tolerance mendekati 1 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.

 

D.  Analisis Regresi Linear Berganda

1.    Uji t

Uji t parsial (partial t-test) adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu variabel independen tertentu secara signifikan mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi linear berganda, ketika kontrol terhadap variabel-variabel independen lainnya telah dilakukan. Uji t parsial memungkinkan kita untuk mengevaluasi kontribusi individu dari variabel independen yang spesifik terhadap variabel dependen, dengan mengontrol pengaruh variabel independen lainnya.

Output SPSS Uji T Partial

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

4.555

1.783

 

2.554

.013

 

 

Kepemimpinan Kepala Sekolah

.295

.110

.288

2.687

.009

.223

4.493

Motivasi Guru

.589

.099

.638

5.950

.000

.223

4.493

a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka

 

Diperoleh nilai Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) thitung sebesar 2.687. Selanjutnya menentukan tTabel. Tabel distribusi t dicari pada α/2 = 0,05 = 0.025 dengan derajat bebas N-k-1 yaitu 76 � 2 � 1 = 73, maka diperoleh tTabel 1.993. Karena thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 2.687 > 1.993 dan nilai signifikansi (Sig.) 0.009 < 0.05, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka

Diperoleh nilai variabel Motivasi Guru (X2) thitung sebesar 5.950. Selanjutnya menentukan tTabel. Tabel distribusi t dicari pada α/2 = 0,05 = 0.025 dengan derajat bebas N-k-1 yaitu 76 � 2 � 1 = 73, maka diperoleh tTabel 1.993. Karena thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 5.950 > 1.993 dan nilai signifikansi (Sig.) 0.000 < 0.05, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka

 

2.    Uji F

Uji F simultan (simultaneous F-test) adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji secara bersama-sama apakah sekelompok variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi linear berganda. Uji ini bertujuan untuk memeriksa hipotesis nol bahwa koefisien regresi dari seluruh variabel independen adalah nol secara bersama-sama.

Output SPSS Uji F Simultan

 

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

1087.831

2

543.915

159.092

.000b

Residual

249.577

73

3.419

 

 

Total

1337.408

75

 

 

 

a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka

b. Predictors: (Constant), Motivasi Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah

 

Berdasarkan tabel output spss diperoleh Fhitung sebesar 159.092 dan selanjutnya menentukan Ftabel. Tabel distribusi F dicari pada α = 0,05 dengan derajat bebas N-k-1 yaitu 76 - 2 � 1 = 73, maka diperoleh Ftabel 3.12 (dapat dilihat di distribus ftabel). Maka dapat disimpulkan jika Fhitung lebih besar daripada Ftabel yaitu 159.092 > 3.12 dan nilai signifikan 0.000 < 0.05, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka

 

3.    Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terkait(dependent variable), biasanya ditanyakan dalam presentase. Koefisien determinasi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Kd = x 100%

Dimana:

Kd = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

Output SPSS Koefisien Determinasi

 

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.902a

.813

.808

1.849

a. Predictors: (Constant), Motivasi Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah

b. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka

 

Dari table output spss diatas Summary Uji Koefisien Determinasi diperoleh koefisien determinasi (R square) sebesar 0.813 atau 0.813 x 100 = 81.3% yang memiliki pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) adalah sebesar 81.3% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak peneliti teliti.

Output SPSS Koefisien Determinasi Partial

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Correlations

B

Std. Error

Beta

Zero-order

Partial

Part

1

(Constant)

4.555

1.783

 

2.554

.013

 

 

 

Kepemimpinan Kepala Sekolah

.295

.110

.288

2.687

.009

.850

.300

.136

Motivasi Guru

.589

.099

.638

5.950

.000

.892

.571

.301

a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka

 

Pembahasan

1.    Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah teerhadap impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap implementasi kurikulum merdeka. Maka, hipotesis 1 (H1) diterima, yang mengartikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yakni D. Hapsari Amalia, dkk (2023) yang mengatakan teerdapat peengaruh keepeemimpinan keepala seekolah teerhadap impleemeentasi kurikulum Meerdeeka dan juga Eengeelbeertus Ngalalu Bali, dkk (2023) mengatakan bahwa Keepala seekolah dalam impleemeentasi kurikulum Meerdeeka pada seekolah peenggeerak seebagai motivator, keepala seekolah meembeeri dukungan dan seemangat keepada guru-guru untuk meeneerima dan meengeembangkan kurikulum Meerdeeka.

Meenurut Mulyasa, (2012) keepala seekolah meerupakan salah satu struktur teerpeenting dalam organisasi keepeendidikan��� formal (Mulyati, 2022). keepeemimpinan keepala seekolah yang baik akan meembeerikan dampak positif dan peerubahan yang baik dalam sisteem peendidikan di seekolah. Seebagai eeducator keepala seekolah harus seenantiasa beerupaya meeningkatkan kualitas peembeelajaran yang dilakukan oleeh para guru. Seebagai manajeer keepala seekolah harus meemiliki strateegi yang teepat untuk meembeerdayakan teenaga keepeendidikan meelalui keerja sama. Kepala seekolah meemiliki hubungan yang sangat eerat deengan beerbagai aktivitas peengeelolaan administrasi yang beersifat peencatatan, peenyusunan, dan peendokumeenan seeluruh program seekolah. Kepala Sekolah harus mampu meenyusun program yang seecara khusus dapat meembantu guru dalam peengeerjaan tugas seehari-harinya di seekolah. Seebagai leeadeer keepala seekolah harus mampu meembeerikan peetunjuk dan peengawasan, meeningkatkan keemauan teenaga keepeendidikan meembuka komunikasi dua arah, dan meendeeleegasikan tugas. Seebagai leeadeer keepala seekolah harus mampu meembeerikan peetunjuk dan peengawasan, meeningkatkan keemauan teenaga keepeendidikan meembuka komunikasi dua arah, dan meendeeleegasikan tugas.

2.    Peengaruh Motivasi Guru teerhadap impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka. Maka, hipotesis 1 (H1) diterima, yang mengartikan bahwa motivasi guru berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka. Hasil penelitian terdahulu Sofhia Aesti1 & Rita Aryani (2023)� mengatakan bahwa Motivasi� belajar� guru� berpengaruh� positif� terhadap� Pemahaman� implementasi Kurikulum� Merdeka.

Motivasi keerja guru diukur dari dua dimeensi, yaitu motivasi inteernal dan motivasi eeksteernal. Motivasi inteernal meeliputi tanggungjawab dalam meelaksanakan tugas, meelaksanakan tugas deengan targeet yang jeelas, meemiliki peerasaan seenang dalam beekeerja, dan preestasi yang dicapai. Motivasi eeksteernal meeliputi beerusaha untuk meemeenuhi keebutuhan, meempeeroleeh peengakuan, dan beekeerja deengan harapan. Hamzah B. Uno, meenyeebutkan bahwa indikator motivasi keerja guru tampak meelalui: Tanggung jawab dalam meelakukan keerja, Preestasi yang dicapainya, Peengeembangan diri, seerta Keemandirian dalam beertindak. Keeeempat hal teerseebut meerupakan indikator peenting untuk meeneelusuri motivasi keerja guru. ��

3.    Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru teerhadap impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu

Hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Guru (X2) terhadap variabel dependen Implementasi kurikulum merdeka (Y). R square atau Koefisien determinan menunjukan bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka dipengaruhi oleh kedua variabel yang dipakai dalam penelitian ini yakni Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru. Hasil penelitian terdahulu dari Lidya Novalita, dkk (2023) menunjukan bahwa Ada peengaruh keepeemimpinan keepala seekolah dan kurikulum meerdeeka teerhadap kineerja guru. D. Hapsari Amalia, dkk (2023) menunjukan bahwa teerdapat peengaruh keepeemimpinan keepala seekolah teerhadap impleemeentasi kurikulum Meerdeeka, teerdapat peengaruh peelibatan warga seekolah teerhadap kimpleemeenntasi kurikulum Meerdeeka juga teerdapat PeengaruKeepeemimpinan Keepala Seekolah Dan Peelibatan Warga Seekolah seecara beersama-sama Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka.

Yeeyeen, eet al (2020) mengatakan Implementasi kurikulum merdeka menuntut guru kepala sekolah dan masyarakat untuk senantiasa berkolaborasi, berkoordinasi dan berkomunikasi terutama dalam pengembangan kurikulum operasional dan perangkat pembelajaran seperti modul asesment serta pemahaman terhadap konten akun Merdeka mengajar (Afista & Huda, 2020). Implementasi kurikulum Merdeka mengisyaratkan dan menuntut guru untuk mengembangkan kurikulum operasional dengan mengacu pada standar isi standar, proses dan standar penilaian pendidikan sesuai dengan visi, misi sekolah dan daerah masing-masing, juga harus mampu melakukan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM).� Inilah kelebihan yang paling utama dari kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), memecahkan masalah kesenjangan pendidikan dengan dunia kerja dalam jangka panjang diharapkan dapat membawa masyarakat dan bangsa ini keluar dari krisis yang berkepanjangan (Syahrir et al., 2024; Syamsuri et al., 2022).

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa: 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu dengan nilai signifikansi 0.009 < 0.05, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka. 2. Motivasi guru memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagun dengan nilai signifikansi (Sig.) 0.000 < 0.05, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka. 3. Kepemimpina kepala sekolah dan motivasi guru mempengaruhi implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Afista, Y., & Huda, S. A. A. (2020). Analisis kesiapan guru pai dalam menyongsong kebijakan merdeka belajar. JoEMS (Journal of Education and Management Studies), 3(6), 53�60.

Alqudah, I. H. A., Carballo-Penela, A., & Ruzo-Sanmart�n, E. (2022). High-performance human resource management practices and readiness for change: An integrative model including affective commitment, employees� performance, and the moderating role of hierarchy culture. European Research on Management and Business Economics, 28(1), 100177.

Ferreira, R., Pereira, R., Bianchi, I. S., & da Silva, M. M. (2021). Decision factors for remote work adoption: advantages, disadvantages, driving forces and challenges. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 7(1), 70.

Ghodang, H. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Konsep Dasar dan Aplikasi Analisis Regresi dan Jalur dengan SPSS). Penerbit Mitra Grup.

Izza, A. Z., Falah, M., & Susilawati, S. (2020). Studi literatur: Problematika evaluasi pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan di era merdeka belajar. Prosiding Konferensi Ilmiah Pendidikan, 1, 10�15.

Mulyati, A. (2022). Peran kepala sekolah dalam pendidikan. El-Idarah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8(2), 71�86.

Nazir, O., Islam, J. U., & Rahman, Z. (2021). Effect of CSR participation on employee sense of purpose and experienced meaningfulness: A self-determination theory perspective. Journal of Hospitality and Tourism Management, 46, 123�133.

Oktaviani, A. M., Marini, A., & Zulela, Z. M. S. (2023). Pengaruh penerapan Kurikulum Merdeka tehadap hasil belajar IPS ditinjau dari perbandingan Kurikulum 2013. Jurnal Educatio Fkip Unma, 9(1), 341�346.

Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode riset penelitian kuantitatif penelitian di bidang manajemen, teknik, pendidikan dan eksperimen. Deepublish.

Robaha, C. P. T., Soputan, G. J., & Moningkey, G. (2024). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan Airnav Indonesia Cabang Manado. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 9(2).

Rosmayati, S., & Maulana, A. (2021). Dampak pembelajaran di era new normal di masa pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Jurnal Pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, Dan Inovasi, 1(2).

Shahzad, M. F., Khan, K. I., Saleem, S., & Rashid, T. (2021). What factors affect the entrepreneurial intention to start-ups? The role of entrepreneurial skills, propensity to take risks, and innovativeness in open business models. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 7(3), 173.

Sutrisno, M. (2020). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Tik Materi Topologi Jaringan Dengan Media Pembelajaran. Ahlimedia Book.

Syahrir, S., Pujiriyanto, P., Musdalifa, M., & Fitri, S. (2024). The implementation of merdeka curriculum to realize Indonesia golden generation: A systematic literature review. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, 16(2), 1434�1450.

Syamsuri, A. R., Harahap, P., Hutasuhut, J., & Halim, A. (2022). Literature Review: Improving Lecturers Instructing Quality through Planning, Implementation, and Evaluation as HR Transformation for Indonesian Universities� Future. International Journal of Business, Technology and Organizational Behavior (IJBTOB), 2(5), 414�424.

Tanuwijaya, N. S., & Tambunan, W. (2021). Alternatif solusi model pembelajaran untuk mengatasi resiko penurunan capaian belajar dalam pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemic covid 19. Jurnal Manajemen Pendidikan, 10(2), 80�90.

 

� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)