Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu
Sulawesi Utara
Bernadina Waha Labuan1,
Monica Sangkay2
Sekolah Tinggi
Pastoral Don Bosco Tomohon, Indonesia
[email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Kurikulum
Merdeka Keywords: |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Kepala sekolah dan Motivasi Guru terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka
di SMA Nageri 1 Kotamobagu.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yakni metode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan korelatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis mengenai besar kecilnya pengaruh dan ada atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas (X1 dan X2) dan variabel terikat (Y). Sampel dalam penelitian ini sesuai rumus
Slovin berjumlah 73 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan
yakni membagikan kuesioner dengan alternatif jawaban yang sesuai bentuk pernyataan yang disediakan. Sebelum melakukan analisis data dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu yakni uji normalitas, uji linearitas dan uji multikolinearitas.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis Regresi
Linear berganda. hasil penelitian yang telah dilakukan yakni Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri
1 Kotamobagu dengan nilai signifikansi 0.009 <
0.05. Motivasi guru memiliki
pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri
1 Kotamobagu dengan nilai signifikansi (Sig.) 0.000
< 0.05. Kepemimpina kepala
sekolah dan motivasi guru
mempengaruhi implementasi
kurikulum merdeka di SMA
Negeri 1 Kotamobagu dengan
nilai signifikan 0.000
< 0.05. ABSTRACT This study aims to find out how much influence the Principal's
Leadership and Teacher's Motivation have on the Implementation of the
Independent Curriculum at SMA Nageri 1 Kotamobagu. The method used in this study is a
quantitative research method using a correlative approach with the aim of
testing hypotheses regarding the magnitude of the influence and whether or
not there is a relationship between the independent variable (X1 and X2) and
the bound variable (Y). The sample in this study according to the Slovin
formula is 73 people. The research instrument used was to distribute
questionnaires with alternative answers according to the form of the
statement provided. Before analyzing the data, a test of analysis
requirements was carried out first, namely the normality test, linearity test
and multicollinearity test. Hypothesis testing uses multiple Linear
Regression analysis. The results of the research that has been carried out
are that the Principal's Leadership has a significant influence on the implementation
of the independent curriculum at SMA Negeri 1 Kotamobagu
with a significance value of 0.009 < 0.05. Teachers' motivation has a
significant influence on the implementation of the independent curriculum at
SMA Negeri 1 Kotamobagu with a significance value
(Sig.) of 0.000 < 0.05. The principal's leadership and teachers'
motivation influenced the implementation of the independent curriculum at SMA
Negeri 1 Kotamobagu with a significant value of
0.000 < 0.05. |
Principal
Leadership, Teacher Motivation, Independent Curriculum |
Pendidikan
menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia agar dapat menciptakan
generasi yang handal dan berkualitas di bidangnya, sehingga dapat menghadapi
persaingan globalisasi saat ini. Dalam dunia pendidikan kurikulum merupakan
komponen penting yang diberikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan.
Kurikulum merupakan penyempurnaan dari visi, misi, serta tujuan lembaga
pendidikan dan merupakan suatu sistem yang terpusat dan mempunyai unsur yang
berbicara mengenai mata pelajaran dengan berbagai tatanan kerja yang telah
diatur sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai tujuan nasional maupun
tujuan instansi. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.� Perubahan kurikulum di Indonesia sudah sangat
sering terjadi, didasarkan pada kebutuhan yang sering berubah-ubah dan
mengikuti kemajuan teknologi, sudah sebelas kali kurikulum di Indonesia
mengalami perubahan. Dengan begitu perlu adanya pengembangan terus menerus
serta penyempurnaan pada kurikulum dengan tujuan agar dapat sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Tahun
2020 yang lalu wabah pandemi Covid-19 yang melanda dunia lebih khususnya di
Indonesia telah membawa banyak dampak dan perubahan di berbagai sektor, tidak
terkecuali sektor pendidikan. Pandemi Covid-19 ini menjadi kondisi khusus,
dimana kondisi ini memberikan dampak pada ketertinggalan pembelajaran yang
tidak sama terhadap tercapainya kompetensi peserta didik. Guru serta peserta
didik merasakan materi pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013 menjadi beban
yang berat untuk dipenuhi. Kondisi khusus ini membuat proses belajar mengajar
di sekolah tidaklah memungkinkan, sehingga memaksa siswa untuk study from
home (belajar dari rumah). Pemerintah kemudian membentuk suatu modul
pembelajaran di Satuan Pendidikan SD sampai SMA/SMK yang merupakan
penyederhanaan dari kurikulum 2013, dari gagasan tersebut maka terbentuk dan
direalisasikan menjadi kurikulum merdeka atau kurikulum prototipe yang
penerapannya telah berlangsung dengan membentuk berbagai platfrom
digital dan program sekolah penggerak (Sutrisno, 2020).��������
Kurikulum
merdeka merupakan masa guru dan siswa dapat atau memiliki kebebasan dalam
berpikir serta juga bebas dalam beban pikiran sehingga dapat mengembangkan
potensi pendidikan (Izza et al., 2020). Pada kurikulum merdeka hasil belajar lebih mengedepankan kekuatan karakter
sebagai nilai yang dikembangkan, karakter yang menjadi fokus diantara adalah
memiliki karakter sebagai pelajar Pancasila menurut Nadiem Makariem (Rosmayati & Maulana, 2021; Tanuwijaya &
Tambunan, 2021). Penerapan
kurikulum merdeka dan proses pengajarannya yang melibatkan digitalisasi,
sehingga memudahkan siswa untuk mendapatkan bahan ajar yang disiapkan melalui
tautan digital. Siswa dapat berkembang dalam proses pembelajaran, karena proses
pembelajaran tidak lagi terburu-buru menghabiskan bahan ajar, tetapi justru memberdayakan
siswa untuk berpikir lebih mendalam tentang bahan ajar yang disajikan oleh
guru.
Program
kurikulum merdeka ini bukanlah pengganti dari program yang sudah berjalan,
namun untuk memberikan perbaikan sistem yang sudah berjalan. Merdeka belajar
yang ditawarkan Kemendikbud adalah proses pembelajaran yang lebih sederhana,
hal ini meliputi; 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran satu lembar artinya
dibuat secara sederhana dan tidak rumit seperti sebelumnya, 2) sistem zonasi
terhadap penerimaan peserta didik baru yang fleksibel dalam
pengeimplementasiannya, 3) Ujian Nasional digantikan dengan asesmen kompetensi
minimum dan survei karakter, 4) Ujian Sekolah Berstandar Nasional dialihkan
menjadi asesmen berkelanjutan seperti portofolio (tugas kelompok, karya tulis,
praktikum, dan lain-lain) (Oktaviani
et al., 2023). �
Dalam pengembangan kurikulum, peran Kepala sekolah sangat dibutuhkan terutama pada implementasi kurikulum mereka di sekolah. Kepala sekolah adalah promotor dalam setiap sekolah
sehingga keberadaannya memang dibutuhkan untuk berjalannya program dan kurikulum yang ada di sekolah.
Dalam implementasi Kurikulum
Merdeka, kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting. Beberapa peran kepala sekolah
dalam implementasi Kurikulum Merdeka antara lain sebagai mediator dan motivator keikutsertaan
guru dalam pelatihan kurikulum, educator, manajer,
administrator, supervisior, leader, inovator, dan motivator. Kepala Sekolah juga bertanggung jawab dalam memastikan
terciptanya hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan kondisi yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat, berkelanjutan, dan relevan. Kepala sekolah juga harus memastikan bahwa organisasi di sekolah yang mengikutsertakan orang tua berjalan, serta pembelajaran di sekolahnya berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan. Implementasi
Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait.
Selain kepala sekolah, guru juga
menjadi ujung tombak dalam implementasi Kurikulum
merdeka, dengan begitu keberadaan peran serta fungsi seorang guru termasuk
kedalam faktor yang sangat signifikan. Guru penggerak merupakan program untuk
menciptakan guru pamong bagi setiap sekolah untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dari penerapan kurikulum merdeka belajar serta sebagai narasumber
dalam memberikan pelatihan yang diperolehnya ke sekolah asal untuk
memberdayakan guru lain. Guru pengerak menciptakan guru yang visioner, kreatif,
dan kritis agar dapat memberdayakan siswanya dalam mengeksplor berbagai bahan
pelajaran.
Perubahan
kurikulum sudah terjadi belasan kali di Indonesia, terakhir adalah kurikulum merdeka di tahun 2021-2022. Hal tersebut menuntut setiap pengajar
ataupun guru untuk tetap memiliki motivasi dalam pekerjaan mereka, karena
tidaklah mudah beradaptasi dengan perubahan. Motivasi merupakan suatu nilai
yang mempengaruhi pemikiran induvidu atau pribadi dimana timbulnya keinginan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Masni
(2015) motivasi adalah dorongan dalam diri individu untuk melakukan suatu
tindakan yang diinginkannya. Tindakan atau perilaku yang ditimbulkan dari
motivasi dapat berupa motivasi dalam bekerja, belajar maupun dalam kegiatan
lainnya. Motivasi merupakan pendorong manusia dalam melakukan
aktivitas-aktivitas dalam hidupnya (Ferreira et al., 2021; Shahzad et al., 2021).
Motivasi
merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan
seseorang berprilaku.
Nawawi (2003) berpendapat bahwa motivasi kerja adalah
dorongan atau kehendak seseorang untuk melaksanakan tindakan atau kegiatan
dalam lingkup tugas-tugas yang merupakan pekerjaan/jabatannya di lingkungan
sebuah organisasi. Seseorang orang yang melakukan suatu kegiatan tentu didorong
oleh kebutuhan dan kegiatan yang dilakukannya mampu memenuhi kebutuhan tersebut (Robaha et al., 2024).
Motivasi kerja yang tinggi akan menghasilkan suatu pekerjaan yang memuaskan
sehingga menjadi motivasi dalam mecapai prestasi pekerjaan. Motivasi guru dalam
pembelajaran dapat berpengaruh terhadap kemajuan prestasi belajar siswa.
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua aktivitas
yang memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mempunyai kecakapan
dan pengetahuan memadai yang dapat memberikan manfaat bagi mereka di masa yang
akan datang. Guru yang memiliki motivasi kerja tinggi, akan melakukan lebih
dari sekedar rutinitasnya dalam mengajar sehingga produktivitas sekolah akan
meningkat. Motivasi kerja merupakan kesedian untuk melaksanakan upaya tinggi
untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu (Alqudah et al., 2022; Nazir et al., 2021).
Perubahan
dari kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka ini membawa masalah baru di dunia Pendidikan. Berdasarkan observasi awal
yang dilakukan peneliti di
SMA Negeri 1 Kotamobagu, sekolah
ini sudah mengimplementasikan/menerapkan kurikulum Merdeka sejak 2 tahun terakhir.
Kepala sekolah sebagai peemimpin seelalu meengarahkan guru untuk teertib meengimpleemeentasikan kurikulum Meerdeeka walaupun kadang kalah keepala seekolah
juga masih bingung dalam hal meengatasi masalah-masalah yang dihadapi
guru dan siswa pada impleemeentasi
kurikulum Meerdeeka. Keepala seekolah masih kurang reespon
dan beelum kritis dalam meengatasi tantangan impleemeentasi kurikulum Meerdeeka. Keepala seekolah juga kurang meemotivasi guru untuk meemanfaatkan
teeknologi seecara
maksimal.
Seelain keepala seekolah seebagai motor peenggeerak ada guru yang teerlibat langsung dalam impleemeentasi kurikumum Meerdeeka. Seebagian guru sudah meeneerapkan
kurikulum Meerdeeka deengan baik namun
masih ada seekitar 30% guru yang beelum meeneerapkan kurikulum Meerdeeka deengan beenar, guru juga masih keesulitan dalam meeneentukan meetodee dan meedia peembeelajaran yang eeveektif.
Guru masih keesulitan untuk
meeneentukan proyeek keelas dan meengalokasikan waktu peembeelajaran beerbasis proyeek. Masih ada 45% guru yang beelum teermotivasi untuk meeningkatkan peengeetahuan dan keeteerampilan meengajar pada kurikulum Meerdeeka saat ini. Guru juga masih meembutuhkan peenyeesuaian yang lama kareena
Kurikulum Meerdeeka beerbeeda deengan kurikulum seebeelumnya.
Beerdasarkan paparan diatas maka peerlu dilakukan
peeneelitian yang beerjudul
Peengaruh keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru teerhadap Impleemeentasi kurikulum Meerdeeka di SMA Nageeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara.
Agar peeneelitian ini dapat dilakukan leebih fokus dan meendalam maka peeneeliti meemandang peermasalahan peeneelitian yang diangkat peerlu dibatasi variabeelnya. Oleeh kareena itu
peeneeliti meembatasi hanya beerkaitan deengan �Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri
1 Kotamobagu.�
Meetodee peeneelitian meerupakan cara yang digunakan
untuk meelakukan peeneelitian deengan tujuan meendapatkan hasil peeneelitian (Ghodang, 2020). Meetodee peeneelitian juga meerupakan cara untuk meendapatkan data
deengan beerbagai tujuan dan juga keegunaan. Maka
dapat disimpulkan bahwa meetodee peeneelitian adalah cara yang digunakan untuk
meeneeliti seehingga meendapatkan data untuk meempeeroleeh hasil dari masalah
yang diteeliti.
Peeneelitian ini meerupakan peeneelitian kuantitatif.
Peeneelitian kuantitatif meerupakan peeneelitian yang leebih deetail dan
sisteematis dan dijeelaskan meenggunakan tabeel, grafik (Ghodang, 2020). Meetodee peeneelitian kuantitatif meenguji beerbagai macam teeori untuk
meengeetahui hubungan antar variabeel yang diteeliti. Deengan
meetodee peeneelitian kuantitatif peeneeliti akan meenguji Peengaruh Keepeemimpinan Keepala
Seekolah dan Motivasi Guru Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka.
Tahapan Penelitian
Peeneelitian ini diawali deengan meelakukan obseervasi
awal di
SMA Neegeeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara Obseervasi awal dilakukan untuk
meengamati bagaimana Keepeemimpinan Keepala Seekolah dan Motivasi Guru Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara. Seelanjutnya meengideentifikasi masalah seerta meembuat batasan
masalah, meerumuskan masalah, peeneentuan tujuan peeneelitian.
Langkah beerikutnya meenyusun kajian pustaka,
peeneelitian yang reeleevan, meetodee peeneelitian yang digunakan, teeknik
peengumpulan dan analisis data. Keemudian peeneelitian
dilanjutkan deengan peeneelitian lapangan untuk meengumpulkan data yang akan
digunakan untuk meenjawab rumusan masalah dan hipoteesis. Data yang dianalisis
keemudian disajikan, dibeerikan peenjeelasan dan dibuat keesimpulan. Dalam peeneelitian ini sangat diharapkan meempeeroleeh
data yang seesuai deengan rumusan seerta tujuan masalah
Lokasi Penelitian
SMA Neegeeri 1 Kotamobagu, Alamat: Keelurahan
Biga, Keecamatan Kotamobagu
Utara, Kota Kotamobagu, Sulaweesi
Utara.
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Peendeekatan yang digunakan
Peeneelitian ini meenggunakan peendeekatan kuantitatif
deengan jeenis peeneelitian non-eekspeerimeen. Peeneelitian ini meerupakan
peeneelitian koreelatif kareena meerupakan peeneelitian yang beertujuan untuk
meenguji hipoteesis meengeenai beesar keecilnya peengaruh dan ada atau tidaknya
hubungan antara beerbagai variabeel. Oleeh kareena itu dalam peeneelitian ini
peeneeliti ingin meenggambarkan bagaimana hubungan dan seebeerapa beesar
peengaruh Peengaruh Keepeemimpinan Keepala
Seekolah dan Motivasi Guru Teerhadap Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu Sulaweesi Utara. Hasil dari peeneelitian ini beerdasarkan hasil analisis data deengan
bantuan program IBM SPSS 25 for windows
Populasi dan Sampeel
Riyanto dan Hatmawan (2020:11) meendeefinisikan bahwa �Populasi adalah keeseeluruhan sampeel struktur
dari subjeek dan atau objeek yang akan meenjadi
sasaran peeneelitian�
(Riyanto & Hatmawan, 2020).
Adapun peengeertian lain meengeenai populasi meenurut Sugiyono (2013:78),
populasi adalah wilayah geeneeralisasi yang teerdiri atas objeek atau subjeek
yang meempunyai kualitas dan karakteeristik teerteentu yang diteetapkan oleeh
peeneeliti untuk dipeelajari dan keemudian ditarik keesimpulannya.
Maka beerdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa populasi meerupakan seeluruh objeek atau subjeek yang akan diteeliti.
Oleeh kareena itu, populasi yang akan diteeliti oleeh peeneeliti adalah Keepala seekolah dan seemua Guru di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu deengan jumlah
93 Orang.
Sampeel meerupakan bagian yang meenggambarkan seecara umum dari populasi
(Riyanto & Hatmawan, 2020). Meenurut
Sugiyono (2009:81) sampeel meerupakan bagian dari jumlah dan karkateeristik yang dimiliki oleeh populasi.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan analisis deskriptif yang digunakan untuk memberikan gambaran terhadap hasil penelitian berdasarkan jawaban responden. Analisis deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan persepsi atau tanggapan dari 76 orang responden yaitu guru di SMA Negeri 1 Kotamobagu. Analisis terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel penelitian yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru dan Implementasi Kurikulum Merdeka. Statistik deskriptif membagikan ringkasan data berdasarkan mean, standart deviasi, maksimum, dan minimum. Hasil statistik deskriptif dari variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Kepemimpinan Kepala Sekolah |
76 |
14 |
39 |
34.16 |
4.125 |
Motivasi Guru |
76 |
12 |
38 |
34.34 |
4.571 |
Kurikulum Merdeka |
76 |
12 |
38 |
34.86 |
4.223 |
Valid N (listwise) |
76 |
|
|
|
|
1.
Hasil pengujian
uji deskriptif dengan sampel 76 penelitian menunjukkan bahwa nilai minimum (terendah) Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah sebesar 14. Nilai maksimum (tertinggi) sebesar 39. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Kepemimpinan Kepala Sekolah berkisaran diantara 14 sampai 39 dengan nilai rata-rata (mean)
34.16 dan nilai standar devisi sebesar 4.13. Jika dilihat dari nilai
standar devisi lebih kecil atau
kurang dari nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki data sebaran yang merata.
2.
Hasil pengujian
uji deskriptif dengan sampel 76 penelitian menunjukkan bahwa nilai minimum (terendah) Motivasi Guru adalah
sebesar 12. Nilai maksimum
(tertinggi) sebesar 38. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai Motivasi Guru berkisaran
diantara 12 sampai 38 dengan nilai rata-rata (mean)
34.34 dan nilai standar devisi sebesar 4.57. Jika dilihat dari nilai
standar devisi lebih kecil atau
kurang dari nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa
Motivasi Guru memiliki
data sebaran yang merata.
3.
Hasil pengujian
uji deskriptif dengan sampel 76 penelitian menunjukkan bahwa nilai minimum (terendah) Kurikulum Merdeka adalah
sebesar 12. Nilai maksimum
(tertinggi) sebesar 38. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai Kurikulum Merdeka berkisaran
diantara 12 sampai 38 dengan nilai rata-rata (mean)
34.86 dan nilai standar devisi sebesar 4.22. Jika dilihat dari nilai
standar devisi lebih kecil atau
kurang dari nilai rata-rata (mean) yang berarti bahwa
Kurikulum Merdeka memiliki
data sebaran yang merata.
B. Uji Instrumen
1.
Uji
Validitas
Uji
validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan pada 76 responden, pengujian validitas menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar 5% atau 0,05. Untuk memperoleh nilai r tabel terlebih dahulu mencari Df = N-2 = 76 � 2 = 74 sehingga nilai r tabel = 0.226. Data dinilai valid apabila nilai r hitung > r table dan nilai signifikan < 0.05. Adapun alat pengujian yang dipakai adalah rumus korelasi
product moment pearson dengan
menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistica 26.
Uji Validitas Seluruh Variabel
Variabel |
No. Item |
R Hitung |
R Tabel |
Keterangan |
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) |
X1.1 |
0.652 |
0.226 |
Valid |
X1.2 |
0.692 |
0.226 |
Valid |
|
X1.3 |
0.606 |
0.226 |
Valid |
|
X1.4 |
0.666 |
0.226 |
Valid |
|
X1.5 |
0.673 |
0.226 |
Valid |
|
X1.6 |
0.597 |
0.226 |
Valid |
|
X1.7 |
0.629 |
0.226 |
Valid |
|
X1.8 |
0.712 |
0.226 |
Valid |
|
X1.9 |
0.654 |
0.226 |
Valid |
|
X1.10 |
0.645 |
0.226 |
Valid |
|
Motivasi Guru (X2) |
X2.1 |
0.723 |
0.226 |
Valid |
X2.2 |
0.729 |
0.226 |
Valid |
|
X2.3 |
0.636 |
0.226 |
Valid |
|
X2.4 |
0.660 |
0.226 |
Valid |
|
X2.5 |
0.737 |
0.226 |
Valid |
|
X2.6 |
0.747 |
0.226 |
Valid |
|
X2.7 |
0.703 |
0.226 |
Valid |
|
X2.8 |
0.645 |
0.226 |
Valid |
|
X2.9 |
0.709 |
0.226 |
Valid |
|
X2.10 |
0.653 |
0.226 |
Valid |
|
Kurikulum Merdeka (Y) |
Y.1 |
0.545 |
0.226 |
Valid |
Y.2 |
0.721 |
0.226 |
Valid |
|
Y.3 |
0.628 |
0.226 |
Valid |
|
Y.4 |
0.678 |
0.226 |
Valid |
|
Y.5 |
0.648 |
0.226 |
Valid |
|
Y.6 |
0.770 |
0.226 |
Valid |
|
Y.7 |
0.722 |
0.226 |
Valid |
|
Y.8 |
0.688 |
0.226 |
Valid |
|
Y.9 |
0.627 |
0.226 |
Valid |
|
Y.10 |
0.593 |
0.226 |
Valid |
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa seluruh item dinyatakan valid, karena koefisien yang dihasilkan lebih besar dari 0.226. Sehingga tidak perlu mengganti atau menghapus pernyataan.
2. ������� Uji Reliablitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur jika digunakan objek yang sama lebih dari sekali. Atau dengan kata lain uji reliabilitas dapat diartikan bertujuan menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jika reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Berdasarkan hasil pehitungan rumus Alfa Cronbach dengan menggunakan SPSS versi 26, maka diperoleh keputusan koefisien reabilitas dari penelitian sebagai berikut:
Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.850 |
10 |
Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Guru (X2)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.881 |
10 |
Uji Reliabilitas Variabel Kurikulum Merdeka (Y)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.859 |
10 |
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa seluruh variabel pernyataan mempunyai nilai yang bisa dikategorikan reliabilitas adalah dapat diterima karena lebih besar dari nilai cronbach�c alpha 0,6.
C. Analisis Uji Syarat
1.
Uji
Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi iniditunjukkan oleh nilai residual yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS. Menurut Ghozali (2016) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (asymtotic significance), yaitu:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal
Output SPSS Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
76 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
1.82419778 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.077 |
Positive |
.077 |
|
Negative |
-.072 |
|
Test Statistic |
.077 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
||
d. This is a lower bound of the true significance. |
���� Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.200 lebih besar dari 0.05. membuktikan bahwa data berdistribusi normal.
2.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam variasi (dispersi) antara kelompok-kelompok atau sub-sampel dalam suatu dataset. Heterokedastisitas terjadi ketika varians (dispersi) data tidak konstan di seluruh rentang nilainya.
Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0.05, maka kesimpulannya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi. Sebaliknya jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0.05, maka kesimpulannya terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
Output SPSS Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
3.360 |
1.106 |
|
3.038 |
.003 |
Kepemimpinan Kepala Sekolah |
.021 |
.068 |
.075 |
.313 |
.755 |
|
Motivasi Guru |
-.078 |
.061 |
-.307 |
-1.278 |
.205 |
|
a. Dependent Variable: ABS_Res |
Berdasarkan output spss diatas diketahui nilai signifikansi (Sig.) untuk semua variabel diatas dari 0.05 maka kesimpulannya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
3.
Uji
Multikolinearitas
Uji multikolinieritas adalah metode statistik yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan ketergantungan linier yang tinggi antara dua atau lebih variabel independen dalam suatu model regresi. Multikolinieritas dapat terjadi ketika ada korelasi yang kuat antara variabel-variabel independen, yang dapat mengganggu interpretasi dan keandalan hasil regresi.
Jika nilai VIF < 10.00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi, sebaliknya Jika nilai VIF > 10.00 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
Output SPSS Uji Multikolinearitas
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
4.555 |
1.783 |
|
2.554 |
.013 |
|
|
Kepemimpinan Kepala Sekolah |
.295 |
.110 |
.288 |
2.687 |
.009 |
.223 |
4.493 |
|
Motivasi Guru |
.589 |
.099 |
.638 |
5.950 |
.000 |
.223 |
4.493 |
|
a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka |
Dari output diatas nilai VIF untuk semua variabel kurang dari 10.00 dan nilai tolerance mendekati 1 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
D. Analisis Regresi Linear Berganda
1.
Uji
t
Uji t parsial (partial t-test) adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu variabel independen tertentu secara signifikan mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi linear berganda, ketika kontrol terhadap variabel-variabel independen lainnya telah dilakukan. Uji t parsial memungkinkan kita untuk mengevaluasi kontribusi individu dari variabel independen yang spesifik terhadap variabel dependen, dengan mengontrol pengaruh variabel independen lainnya.
Output SPSS Uji T Partial
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
4.555 |
1.783 |
|
2.554 |
.013 |
|
|
Kepemimpinan Kepala Sekolah |
.295 |
.110 |
.288 |
2.687 |
.009 |
.223 |
4.493 |
|
Motivasi Guru |
.589 |
.099 |
.638 |
5.950 |
.000 |
.223 |
4.493 |
|
a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka |
Diperoleh nilai Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) thitung sebesar 2.687. Selanjutnya menentukan tTabel. Tabel distribusi t dicari pada α/2 = 0,05 = 0.025 dengan derajat bebas N-k-1 yaitu 76 � 2 � 1 = 73, maka diperoleh tTabel 1.993. Karena thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 2.687 > 1.993 dan nilai signifikansi (Sig.) 0.009 < 0.05, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka
Diperoleh nilai variabel Motivasi Guru (X2) thitung sebesar 5.950. Selanjutnya menentukan tTabel. Tabel distribusi t dicari pada α/2 = 0,05 = 0.025 dengan derajat bebas N-k-1 yaitu 76 � 2 � 1 = 73, maka diperoleh tTabel 1.993. Karena thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 5.950 > 1.993 dan nilai signifikansi (Sig.) 0.000 < 0.05, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka
2.
Uji
F
Uji F simultan (simultaneous F-test) adalah metode statistik yang digunakan untuk menguji secara bersama-sama apakah sekelompok variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi linear berganda. Uji ini bertujuan untuk memeriksa hipotesis nol bahwa koefisien regresi dari seluruh variabel independen adalah nol secara bersama-sama.
Output SPSS Uji F Simultan
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1087.831 |
2 |
543.915 |
159.092 |
.000b |
Residual |
249.577 |
73 |
3.419 |
|
|
|
Total |
1337.408 |
75 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka |
||||||
b. Predictors: (Constant), Motivasi Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah |
Berdasarkan tabel
output spss diperoleh Fhitung sebesar 159.092 dan selanjutnya menentukan Ftabel. Tabel distribusi F dicari pada α = 0,05 dengan derajat bebas N-k-1 yaitu 76 - 2 � 1 = 73, maka diperoleh Ftabel 3.12 (dapat dilihat di distribus ftabel). Maka dapat disimpulkan jika Fhitung lebih
besar daripada Ftabel yaitu 159.092 > 3.12
dan nilai signifikan 0.000
< 0.05, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka
3.
Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terkait(dependent variable), biasanya ditanyakan dalam presentase. Koefisien determinasi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Kd =
Dimana:
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Output SPSS Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.902a |
.813 |
.808 |
1.849 |
a. Predictors: (Constant), Motivasi Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah |
||||
b. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka |
Dari table output spss diatas Summary Uji Koefisien Determinasi diperoleh koefisien determinasi (R square) sebesar 0.813 atau 0.813 x 100 = 81.3% yang memiliki pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) adalah sebesar 81.3% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak peneliti teliti.
Output SPSS Koefisien Determinasi Partial
Coefficientsa |
|||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Correlations |
||||
B |
Std. Error |
Beta |
Zero-order |
Partial |
Part |
||||
1 |
(Constant) |
4.555 |
1.783 |
|
2.554 |
.013 |
|
|
|
Kepemimpinan Kepala Sekolah |
.295 |
.110 |
.288 |
2.687 |
.009 |
.850 |
.300 |
.136 |
|
Motivasi Guru |
.589 |
.099 |
.638 |
5.950 |
.000 |
.892 |
.571 |
.301 |
|
a. Dependent Variable: Kurikulum Merdeka |
Pembahasan
1.
Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah
teerhadap
impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap implementasi kurikulum merdeka. Maka, hipotesis 1 (H1) diterima, yang mengartikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yakni D. Hapsari Amalia, dkk (2023) yang mengatakan teerdapat peengaruh keepeemimpinan keepala seekolah
teerhadap
impleemeentasi kurikulum Meerdeeka dan juga Eengeelbeertus Ngalalu Bali, dkk (2023) mengatakan bahwa Keepala
seekolah
dalam impleemeentasi kurikulum Meerdeeka pada seekolah
peenggeerak seebagai
motivator, keepala
seekolah
meembeeri dukungan dan seemangat keepada guru-guru untuk meeneerima dan meengeembangkan kurikulum Meerdeeka.
Meenurut Mulyasa, (2012) keepala seekolah meerupakan salah satu struktur teerpeenting dalam organisasi keepeendidikan��� formal (Mulyati, 2022). keepeemimpinan keepala seekolah yang baik akan meembeerikan dampak positif dan peerubahan yang baik dalam sisteem peendidikan di seekolah. Seebagai eeducator keepala seekolah harus seenantiasa beerupaya meeningkatkan kualitas peembeelajaran yang dilakukan oleeh para guru. Seebagai manajeer keepala seekolah harus meemiliki strateegi yang teepat untuk meembeerdayakan teenaga keepeendidikan meelalui keerja sama. Kepala seekolah meemiliki hubungan yang sangat eerat deengan beerbagai aktivitas peengeelolaan administrasi yang beersifat peencatatan, peenyusunan, dan peendokumeenan seeluruh program seekolah. Kepala Sekolah harus mampu meenyusun program yang seecara khusus dapat meembantu guru dalam peengeerjaan tugas seehari-harinya di seekolah. Seebagai leeadeer keepala seekolah harus mampu meembeerikan peetunjuk dan peengawasan, meeningkatkan keemauan teenaga keepeendidikan meembuka komunikasi dua arah, dan meendeeleegasikan tugas. Seebagai leeadeer keepala seekolah harus mampu meembeerikan peetunjuk dan peengawasan, meeningkatkan keemauan teenaga keepeendidikan meembuka komunikasi dua arah, dan meendeeleegasikan tugas.
2.
Peengaruh Motivasi
Guru teerhadap
impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka.
Maka, hipotesis 1 (H1) diterima,
yang mengartikan bahwa motivasi guru berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka. Hasil penelitian terdahulu Sofhia
Aesti1 & Rita Aryani (2023)� mengatakan bahwa Motivasi� belajar� guru� berpengaruh� positif� terhadap� Pemahaman� implementasi Kurikulum� Merdeka.
Motivasi keerja guru diukur dari dua dimeensi, yaitu motivasi inteernal dan motivasi eeksteernal. Motivasi inteernal meeliputi tanggungjawab dalam meelaksanakan tugas, meelaksanakan tugas deengan targeet yang jeelas, meemiliki peerasaan seenang dalam beekeerja, dan preestasi yang dicapai. Motivasi eeksteernal meeliputi beerusaha untuk meemeenuhi keebutuhan, meempeeroleeh peengakuan, dan beekeerja deengan harapan. Hamzah B. Uno, meenyeebutkan bahwa indikator motivasi keerja guru tampak meelalui: Tanggung jawab dalam meelakukan keerja, Preestasi yang dicapainya, Peengeembangan diri, seerta Keemandirian dalam beertindak. Keeeempat hal teerseebut meerupakan indikator peenting untuk meeneelusuri motivasi keerja guru. ��
3.
Peengaruh Keepeemimpinan Keepala Seekolah
dan Motivasi Guru teerhadap impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka di SMA Neegeeri 1 Kotamobagu
Hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Guru
(X2) terhadap variabel dependen Implementasi kurikulum merdeka (Y). R square
atau Koefisien determinan menunjukan bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka dipengaruhi
oleh kedua variabel yang dipakai dalam penelitian ini yakni Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Guru. Hasil penelitian terdahulu dari Lidya Novalita, dkk (2023) menunjukan bahwa Ada
peengaruh
keepeemimpinan keepala
seekolah
dan kurikulum meerdeeka teerhadap kineerja
guru. D. Hapsari Amalia, dkk (2023) menunjukan bahwa teerdapat peengaruh
keepeemimpinan keepala
seekolah
teerhadap
impleemeentasi kurikulum Meerdeeka, teerdapat peengaruh peelibatan
warga seekolah teerhadap kimpleemeenntasi kurikulum Meerdeeka juga teerdapat PeengaruKeepeemimpinan Keepala Seekolah
Dan Peelibatan
Warga Seekolah
seecara
beersama-sama
Teerhadap
Impleemeentasi Kurikulum Meerdeeka.
Yeeyeen, eet
al (2020) mengatakan Implementasi kurikulum
merdeka menuntut guru kepala sekolah dan masyarakat untuk senantiasa berkolaborasi, berkoordinasi dan berkomunikasi terutama dalam pengembangan kurikulum operasional dan perangkat pembelajaran seperti modul asesment serta pemahaman terhadap konten akun Merdeka mengajar (Afista & Huda, 2020). Implementasi kurikulum
Merdeka mengisyaratkan dan menuntut
guru untuk mengembangkan kurikulum
operasional dengan mengacu pada standar isi standar, proses dan standar penilaian pendidikan sesuai dengan visi, misi sekolah
dan daerah masing-masing, juga harus mampu melakukan Asesmen Kompetensi Minimal
(AKM).� Inilah kelebihan yang paling utama dari kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), memecahkan masalah kesenjangan pendidikan dengan dunia kerja dalam jangka panjang diharapkan dapat membawa masyarakat
dan bangsa ini keluar dari krisis
yang berkepanjangan (Syahrir et al., 2024; Syamsuri et al., 2022).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa: 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Kotamobagu
dengan nilai signifikansi 0.009 < 0.05, yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka.
2. Motivasi guru memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Kotamobagun dengan nilai signifikansi (Sig.) 0.000
< 0.05, yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka. 3. Kepemimpina kepala sekolah dan motivasi guru mempengaruhi implementasi kurikulum merdeka di SMA Negeri 1
Kotamobagu dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05,
sehingga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Guru terhadap Kurikulum Merdeka
DAFTAR PUSTAKA
Afista, Y., & Huda, S. A. A. (2020). Analisis
kesiapan guru pai dalam menyongsong kebijakan merdeka belajar. JoEMS
(Journal of Education and Management Studies), 3(6), 53�60.
Alqudah, I. H. A., Carballo-Penela, A.,
& Ruzo-Sanmart�n, E. (2022). High-performance human resource management
practices and readiness for change: An integrative model including affective
commitment, employees� performance, and the moderating role of hierarchy
culture. European Research on Management and Business Economics, 28(1),
100177.
Ferreira, R., Pereira, R., Bianchi, I. S.,
& da Silva, M. M. (2021). Decision factors for remote work adoption:
advantages, disadvantages, driving forces and challenges. Journal of Open
Innovation: Technology, Market, and Complexity, 7(1), 70.
Ghodang, H. (2020). Metodologi
Penelitian Kuantitatif (Konsep Dasar dan Aplikasi Analisis Regresi dan Jalur
dengan SPSS). Penerbit Mitra Grup.
Izza, A. Z., Falah, M., & Susilawati,
S. (2020). Studi literatur: Problematika evaluasi pembelajaran dalam mencapai
tujuan pendidikan di era merdeka belajar. Prosiding Konferensi Ilmiah
Pendidikan, 1, 10�15.
Mulyati, A. (2022). Peran kepala sekolah
dalam pendidikan. El-Idarah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8(2),
71�86.
Nazir, O., Islam, J. U., & Rahman, Z.
(2021). Effect of CSR participation on employee sense of purpose and
experienced meaningfulness: A self-determination theory perspective. Journal
of Hospitality and Tourism Management, 46, 123�133.
Oktaviani, A. M., Marini, A., & Zulela,
Z. M. S. (2023). Pengaruh penerapan Kurikulum Merdeka tehadap hasil belajar IPS
ditinjau dari perbandingan Kurikulum 2013. Jurnal Educatio Fkip Unma, 9(1),
341�346.
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode
riset penelitian kuantitatif penelitian di bidang manajemen, teknik, pendidikan
dan eksperimen. Deepublish.
Robaha, C. P. T., Soputan, G. J., &
Moningkey, G. (2024). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan Airnav Indonesia Cabang Manado. Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, 9(2).
Rosmayati, S., & Maulana, A. (2021).
Dampak pembelajaran di era new normal di masa pandemi corona virus disease 2019
(Covid-19). Jurnal Pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, Dan Inovasi,
1(2).
Shahzad, M. F., Khan, K. I., Saleem, S.,
& Rashid, T. (2021). What factors affect the entrepreneurial intention to
start-ups? The role of entrepreneurial skills, propensity to take risks, and
innovativeness in open business models. Journal of Open Innovation:
Technology, Market, and Complexity, 7(3), 173.
Sutrisno, M. (2020). Meningkatkan Minat
Dan Hasil Belajar Tik Materi Topologi Jaringan Dengan Media Pembelajaran.
Ahlimedia Book.
Syahrir, S., Pujiriyanto, P., Musdalifa,
M., & Fitri, S. (2024). The implementation of merdeka curriculum to realize
Indonesia golden generation: A systematic literature review. Al-Ishlah:
Jurnal Pendidikan, 16(2), 1434�1450.
Syamsuri, A. R., Harahap, P., Hutasuhut,
J., & Halim, A. (2022). Literature Review: Improving Lecturers Instructing
Quality through Planning, Implementation, and Evaluation as HR Transformation
for Indonesian Universities� Future. International Journal of Business,
Technology and Organizational Behavior (IJBTOB), 2(5), 414�424.
Tanuwijaya, N. S., & Tambunan, W.
(2021). Alternatif solusi model pembelajaran untuk mengatasi resiko penurunan
capaian belajar dalam pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemic covid
19. Jurnal Manajemen Pendidikan, 10(2), 80�90.