DAMPAK PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET TERHADAP KEMAMPUAN BERSOSIAL SISWA KELAS X SMK IBNU KHALDUN

 

Arif Rohman Hakim1*, Wulandari2, Ayi Handayani3, Indah Purnamasari4, Uum Siti Ningrum5

Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Kata Kunci: Dampak, Pembelajaran Berbasis Internet, Keterampilan Sosial.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Penelitian tentang dampak pembelajaran berbasis internet terhadap keterampilan sosial siswa menjadi penting karena manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain apapun keadaannya. Sayangnya, dampak pembelajaran berbasis internet terhadap keterampilan sosial siswa di kelas Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pembelajaran berbasis internet terhadap keterampilan sosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun tahun ajaran 2023/2024. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara terhadap 7 siswa, 3 guru dan kepala sekolah serta dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun Cirebon. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu bulan Februari 2024. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara mendalam untuk mengetahui hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis internet yang dilaksanakan di kelas mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dengan teman, dan keterampilan komunikasi secara langsung memburuk, sehingga interaksi sosial siswa dapat terlaksana secara optimal.

 

ABSTRACT

Studying the impact of internet-based learning on students' social skills is important because humans are actually social creatures who need other people no matter what their circumstances. Unfortunately, the impact of internet-based learning on the social skills of students in class The aim of this research is to determine the impact of internet-based learning on the social skills of class X students at Ibnu Khaldun Vocational School for the 2023/2024 academic year. The research method used is descriptive qualitative with data collection techniques through observation, interviews with 7 students, 3 teachers and the school principal as well as documentation. The research subjects were class X students at Ibnu Khaldun Vocational School, Cirebon. The research was carried out for 1 month, namely February 2024. The data collected was then analyzed in depth to determine the research results. The results of the research show that internet-based learning implemented in class able to overcome problems that occur with friends, and direct communication skills worsen, so that students' social interactions can be carried out optimally

Impact, Internet Based Learning, Social Skills.

 

 

 

Pendahuluan

Kemajuan teknologi yang begitu pesat mendorong dunia pendidikan untuk mampu beradaptasi dengan baik bersamaan dengan perubahan keadaan yang mengikuti zaman (Anggraeni et al., 2022). Ketidakmampuan pendidikan untuk beradaptasi sesuai dengan zamannya akan berdampak pada terciptanya lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan (Nurillahwaty, 2021). Sehingga banyak lulusan yang menganggur dan berdampak pada kesjehteraan masyarakat.

Untuk itu, dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga para lulusan yang terbentuk ialah mereka yang diperlukan oleh zaman (Trismawati et al., 2022). Saat ini banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah sebagai wujud adaptasi dengan perkembangan zaman seperti adanya Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) (Rahim & Rusman, 2022; Wildan, 2022), pembelajaran jarak jauh yang sempat dilaksanakan di era covid-19 (Fathoni, 2022; Zaitun et al., 2020), pendaftaran sekolah melalui internet dan lain sebagainya. Pihak sekolahpun tak ketinggalan terus melakukan upaya sebagai bentuk adaptasi dengan kemajuan teknologi yaitu dengan malaksanakan pelajaran berbasis internet.

Pembelajaran berbasis internet merupakan pelaksanakan kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi komputer dan internet sehingga dapat diakses dari jarak jauh tanpa adanya jarak dan waktu� (Fauzi et al., 2023; Gustami, 2020). Tidak berhenti sampai disini, pembelajaran berbasis internet juga dapat memberikan beragam kemudahan dalam pembelajaran karena siswa dapat belajar secara mandiri di rumah, mengakses pengetahuan yang ingin diektahui dan lain sebagainya.

Sayangnya, pembelajaran berbasis internet tidak hanya memberikan dampak positif namun juga memberikan dampak lain yang dianggap serius dalam kehidupan bersosial karena kemampuan bersosial siswa menjadi berkurang karena minimnya interaksi tatap muka baik antar teman sebaya ataupun dengan pendidik (Karmen & Pribadi, 2022; Marwah, 2022). Keadaan ini tentu saja tidak dapat dibiarkan karena dapat mewujudkan terjadinya isolasi sosial ataupun kerapuhan sosial yang menciderai wujud manusia sebagai makhluk sosial.

SMK Ibnu khaldun Cirebon merupakan salah satu sekolah yang telah menjadikan internet sebagai salah satu media untuk melaksanakan pembelajaran. Hal ini dikarenakan pembelajran berbasis internet dianggap pembelajaran yang sesuai dengan siswa saat ini sebagaimana yang diungkapkan oleh A sebagai kepala sekolah SMK Ibnu Khaldun yang menyatakan bahwa SMK Ibnu Khaldun merupakan sekolah berbasis teknologi sehingga pembelajaran yang digunakan berbasis internet. Keadaan ini tentu� saja disambut meriah oleh para siswa karena bagi mereka internet merupakan salah satu pokok dalam kehidupan yang selalu diusahakan keberadaannya setiap hari. Sayangnya, kajian mengenai dampak pembelajaran berbasis internet terhadap kemampuan bersosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun tahun ajaran 2023/2024 belum dilakukan. Padahal, kajian ini merupakan hal penting karena dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut kebijakan sekolah mengenai pembelajaran melalui internet bagi kehidupan bersosial peserta didik yang lebih baik.

Sebenarnya kajian mengenai pembelajaran berbasis internet telah banyak dilakukan seperti penelitian yang dilakukan oleh Jepti Utomo, Shermina Oruh, dan Andi Agustang pada tahun 2024 mengenai kerapuhan sosial siswa dalam dalam pembelajaran digital (Jepri Utomo, Shermina Oruh, 2024), penelitian yang dilakukan oleh Santi Ade Gustami tahun 2020 mengenai pengaruh media pembelajaran berbasis internet terhadap prestasi siswa SMA (Gustami, 2020), penelitian yang dilakukan oleh Cindy� Destarika dan Taty Fauzi tahun 2021 mengenai pengaruh pembelajaran online terhadap psikologi sosial anak di TK Nusa Indah Palembang (Cindy Destarika & Tati Fauzi, 2021), dan lain sebagainya. Namun belum ada satupun kajian mengenai dampak pembelajaran berbasis internet terhadap kemampuan bersosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun tahun ajaran 2023/2024. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan kajian mengenai dampak pembelajaran berbasis internet terhadap kemampuan bersosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun tahun ajaran 2023/2024. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dampak pembelajaran berbasis internet terhadap kemampuan bersosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun tahun ajaran 2023/2024 sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan kebijakan yang memberikan dampak positif bagi siswa secara berkelanjutan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui obersvasi dokumentasi dan wawancara kepada 7 siswa kelas X, 3 orang guru dan kepala sekolah. Waktu penelitian ialah1 bulan yaitu bulan Februari 2024 yang dilaksanakan di SMK Ibnu Khaldun Cirebon. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun Cirebon. Data penelitian yang telah terkumpul akan dilakukan analisis secara mendalam sehingga dapat diketahui hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.

 

Hasil dan Pembahasan

Pembelajaran berbasis internet yang dilakukan di SMK Ibnu Khaldun merupakan upaya sekolah untuk membentuk lulusan yang melek dengan teknologi sehingga dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Beberapa kegiatan� pembelajaran yang dilakukan melalui internet seperti asesmen formatif dan sumatif serta penugasan bahkan materi pembelajaran. Kepala sekolah SMK Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa pemanfaatan internet dalam pembelajaran ditujukan supaya para siswa melek dengan teknologi dan dapat belajar darimanapun dan kapanpun dalam genggaman, apalagi saat ini para siswa tidak dapat melepaskan hidupnya dari gadget bahkan bangun tidur pun yang dicari pertama kali adalah gadget. Ucapan kepala sekolah senada dengan apa yang diungkapkan oleh C salah satu guru di SMK Ibnu Khaldun yang menyebutkan bahwa pengguanaan internet dalam pembelajaran karena menyesuaikan dengan kondisi siswa saat ini yang mana hidupnya tidak terlepas dari gadget dan dapat meningkatkan rasa semangat siswa dalam belajar karena pelajaran dilaksanakan melalui alat yang mereka sukai.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMK Ibnu Khaldun khsusunya kelas X ialah para siswa di dalam kelas menggunakan gadget atau perangkat komputer seperti laptop, chromebook, komputer dan lain sebagainya untuk belajar di dalam kelas sehingga pembelajaran disusun oleh guru melalui kelas online yang dapat diakses oleh siswa kapanpun dan dimanapun termasuk dalam mengumpulkan tugas. Para siswa pun terlihat bersemangat dan lincah dalam mengoperasikan komputer dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh R, S dan T yang menyebutkan bahwa pembelajaran melalui internet itu mudah untuk diakses dimanapun dan kapanpun. Jika ada pelajaran yang sulit maka dapat bertanya kepada guru atau langsung mencari di internet melalui google. Sedangkan dalam aspek kehidupan bersosial U, V, dan W menyatakan bahwa mereka lebih sering berkomunikasi melalui gadget atau media sosial dibandingkan dengan komunikasi langsung, meskipun informasi yang disampaikan melalui media sosial kerap kali menimbulkan salah paham karena adanya kesalahan penulisan ataupun salah membaca tanda baca yang kerap kali terjadi dalam percakapan melalui teks atau chatt. Apabila terjadi pertikaian maka hal itu tidak diselesaikan secara langsung namun dibiarkan saja atau didiamkan sebagaimana yang diungkapkan oleh X dimana ia mengatakan bahwa masalah yang ada diantara ia dan temannya ditinggalkan begitu saja tanpa adanya komunikasi untuk mencari solusi sehingga saling mendiamkan saat bertemu. Keadaan itu tentu saja tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dapat menyebabkan adanya isolasi sosial. Hal ini sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Marwah, Abdul Kholiq dan Nur Chotimah pada tahun 2022 yang menyebutkan bahwa salah satu dampak dari penggunaan internet dalam bidang sosial ialah minimnya sikap awareness terhadap sesama sehingga kehidupan bersosial dianggao tidak penting (Marwah, 2022). Padahal manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain meksipun dalam pembelajaran dilaksanakan dalam jaringan atau melalui internet (Suharwanto, 2023).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dampak dari pembelajaran berbasis internet terhadap kemampuan bersosial siswa adalah sebagai berikut:

  1. Kurangnya sikap empati antar sesama

Empati merupakan keterampilan seseorang yang dapat memahami beragam hal yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain (Mulyawati et al., 2022). Adanya empati dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan karena adanya dorongan dari hati. Sikap empati antar teman harus tumbuh sebagai ciri seseorang memiliki keterampilan sosial yang baik. Maka dari itu, apabila seorang siswa memiliki keterampilan sosial yang baik maka ia akan memiliki sikap empati yang baik. Hal ini sebagaimana penelitianyang dilakukan oleh Yuli Mulwati, Arita Marini dan Maratun Nafiah pada tahun 2022 yang menyebutkan bahwa empati memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perilaku sosial siswa (Mulyawati et al., 2022). Sayangnya, tidak sedikit siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun yang cuek atau acuh tak acuh dengan temannya. Hal ini terlihat saat pelaksanaan pelajaran terdapat salah satu siswa dimana handphone-nya bermasalah dan tidak dapat mengakses pembelajaran di kelas namun temannya cukup lamban untuk mengajaknya bergabung melalui handphone yang dimiliki. Dengan ini maka dapat diketahui bahwa sikap empati yang ada di dalam diri siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun masih kurang. Hasil wawancara dengan S menyatakan bahwa ia tidak akan mendahulukan orang lain sebelum apa yang menjadi tugasnya selesai meskipun orang tersebut adalah temannya. Disisi lain, T yang tadi mengajak temannya untuk bergabung dengannya menyatakan bahwa ia berpikir berulang kali dahulu hingga akhirnya mengajak teman tersebut untuk bergabung dengannya mengingat ia tidak akrab dengan anak tersebut.

Dengan ini maka diketahui bahwa empati yang dimiliki antar siswa masih kurang karena rasa egoisme yang tinggi dan rasa ketidak akraban yang ada.� Rasa tidak akrab bukan hal mustahil yang dapat muncul karena pembelajaran yang dilaksanakan melalui internet mendorong minimnya kerjasama secara berkelompok dan fokus terhadap individu.

  1. Kurang mampu menyesuaikan diri saat bertatap muka secara langsung dengan teman

Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada saat bertatap muka merupakan hal penting untuk membangun hubungan sosial yang baik (Hidayat & Galib, 2022). Terbangunnya hubungan sosial yang baik dapat mendorong terwujudnya kehidupan yang harmonis dan nyaman bagi setiap individu. Sayangnya, saat seorang siswa terbiasa berkomunikasi melalui internet dan belum pernah bertemu dengan orang yang diajak berkomunikasi online kerap kali merasa canggung dan memerlukan waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan baik sehingga komunikasi yang terjalinpun menjadi buruk. Hal ini sebagaimana hasil observasi dimana para siswa duduk bersama namun tidak saling berbicara dan masing-masing memegang gadget tanpa menghiraukan orang yang ada di sebelahnya. Tidak berhenti sampai disini, hasil wawancara dengan Y yang salah satu siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun menyatakan bahwa ia kerap kali tertukar saat memanggil seseorang karena terbiasa berbincang melalui chatt atau pesan teks dibandingkan secara langsung, apalagi karakter temannya saat bertemu langsung dan saat virtual terkadang jauh berbeda sehingga ia merasa kurang mampu untuk beradaptasi dengan cepat dan akhirnya lebih memilih menyendiri sembari bermain ponsel.

Keadaan ini menunjukkan bahwa siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun Cirebon kurang mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya saat bertatap muka secara langsung karena terbiasa bertemu secara online atau daring bahkan jarang melakukan interaksi karena terlalu fokus dengan tugas sendiri sehingga tidak mengenal teman-teman yang ada di kelasnya dengan baik hanya sebatas tahu tanpa mengenal dengan sungguh-sungguh akan sulit mendorong terjalinnya hubungan sosial yang harmonis.

  1. Kurang mampu mempertahankan relasi secara baik

Hubungan pertemanan merupakan hubungan baik yang dapat mendorong terbentuknya karakter seorang individu. Maka bangunlah relasi dengan baik bersamaan dengan orang-orang yang memiliki akhlak mulia sehingga energi positif dalam pertemanan dapat terus terjaga (Syairah Rifa�i, 2022). Sayangnya, pembelajaran yang selalu mengggunakan internet mendorong siswa untuk memiliki intensitas bersosial dengan teman-temannya berkurang sehingga kurang mampu dalam melaksanakan relasi dengan baik bahkan kerap kali saling mendiamkan diri saat ada masalah atau bahkan bertengkar karena permasalahan yang tidak kunjung ditemukan solusinya. Pertengkaran yang terjadi antara teman dapat mendorong kondisi belajar yang tidak baik sehingga fokus belajarpun menjadi berkurang dan dapat berdampak pada penurunan hasil belajar.

  1. Kurang mampu mengatasi masalah yang terjadi dengan teman

Setiap hubungan yang terjalin termasuk antar siswa tentu memiliki permalsahan, namun masalah yang ada harus segera di atas bukan dibiarkan begitu saja. Karena masalah yang dibiarkan atau diabaikan dapat bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Sayangnya, sebagaimana hasil penelitian diketahui bahwa tidak sedikit siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun yang kurang mampu mengatasi masalah dengan baik sehingga masalah yang terjadi tidak kunjung selesai. Hal ini tentu saja dapat mendorong terjadinya kehidupan bersosial yang tidak nyaman sehingga keterampilan bersosial siswa menjadi menurun.

  1. Keterampilan berkomunikasi secara langsung memburuk

Komunikasi merupakan aktivitas penyampaian informasi atau pesan antara komunikan dengan komunikator (Putri et al., 2020). Pesan yang disampaikan dapat berupa ide, emosi, keterampilan ataupun hal lain yang dapat juga disampaikan melalui simbol atau lubang yang berdampak pada adanya perubahan terkait dengan tingkah laku. Komunikasi merupakan hal penting dalam hubungan berosial komunikasi yang baik dapat mendorong terjalinnya hubungan sosial yang baik sedangkan komunikasi yang buruk dapat mendorong terjalinnya hubungan sosial yang baik. Hasil penelitian diketahui bahwa komunikasi yang disampaikan antar siswa di kelas X SMK Ibnu Khaldun masih buruk karena banyak siswa yang kurang mampu mengekspresikan atau menyampaikan pesannya dengan baik dan dapat diterima baik kepada guru ataupun kepada sesama teman.

Hal ini dikarenakan, para siswa ajaran melakukan komunikasi langsung karena terbiasa fokus melakukan pembelajaran melalui internet sehingga komunikasi yang dilakukan pun lebih sering secara teks melalui pesan teks media sosial.

Beragam hal di atas dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu:

  1. Siswa senantiasa fokus pada kontak digital sehingga kontak sosial menjadi terabaikan

Fokus terhadap kontak digital merupakan hal baik karena dapat mendorong tercapainya tujuan komunikasi digital yang baik. Namun, jika hal ini menghambat kontak sosial maka komunikasi digital dapat menjadi alasan kontak sosial yang memburuk sehingga berpengaruh pada hubungan sosial antar sesama teman ataupun antara siswa dengan guru (Desniat et al., 2023). Maka dari itu, kontak digital perlu dikelola dengan baik supaya tidak mendorong terjadinya kontak sosial yang terisolasi.

  1. Aktivitas sosial yang dilaksanakan secara berkelompok selain menurun sehingga isolasi sosial yang terjadi diantara siswa semakin kentara

Pembelajaran yang dilakukan melalui internet di kelas X SMK Ibnu Khaldun mayoritas berorientasi pada tugas atau pelajaran individu sehingga aktivitas sosial yang dilakukan melalui kerjasama atau kelompok menjadi minim, akhirnya para siswa kesulitan saat harus melakukan tugas berkelompok atau melakukan hubungan sosial dengan temannya (Iswan, 2020). Maka dari itu, sebaiknya pembelajaran dilakukan secara seimbang antara tugas individu dan tugas kelompok sehingga para siswa dapat bekerjasama dengan baik.

  1. Siswa kurang mampu melakukan identifikasi pada beragam nilai dan norma yang berlaku secara umum

Pembelajaran melalui internet mendorong siswa menjadI fokus pada gadget atau perangkat komputernya masing-masing sehingga meskipun siswa berdampingan bukan hal mustahil jika diantara mereka tidak ada pembicaraan karena fokus dengan gadget masing-masing (Supriani et al., 2022). Hal ini mEndorong siswa untuk tidak memiliki kemampuan baik dalam menyelesaikan masalah karena dianggap sepele atau dianggap bukan suatu perkara yang penting sehingga masalah yang terjadi tidak kunjung dicari solusinya namun dibiarkan begitu saja yang akhirnya dapat mendorong terjadinya penumpukan masalah dan menyebabkan hubungan antar teman menjadi tidak harmonis. Keadaan ini tentu saja tidak hanya terjadi antar siswa namun juga siswa dengan guru karena intensitas interaksi secara langsung antara siswa dengan guru hanya sedikit sehingga siswa dan guru memiliki sekat sosial yang begitu jauh. Hal ini juga memberikan dampak dimana guru atau pendidik akan merasa kesulitan dalam memberikan arahan kepada peserta didik karena tidak memiliki kedekatan secara emosional dan tidak tahunya karakter siswa secara nyata karena seringnya bertemu melalui jejaring internet.

Beberapa dampak di atas tentu harus diperbaiki dengan baik oleh pihak sekolah. Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat digunakan untuk memperbaiki kemampuan sosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun yaitu:

  1. Meningkatkan empati antar sesama

Empati antar sesama harus ditingkatkan karena hal ini merupakan salah satu ciri-ciri seorang siswa yang memiliki kemampuan bersosial dengan baik. D salah satu guru mengatakan bahwa peningkatan empati antar sesama dapat dilakukan secara bertahap, dimulai dari pemberian sumbangan kepada teman yang mengalami musibah, menjenguk teman yang sakit, dan lain sebagainya.

D juga menegaskan bahwa awalnya siswa akan merasa terpaksa karena harus meluangkan waktu dan uang untuk orang lain namun lambat laun para siswa akan sadar bahwa empati merupakan wujud kemanusiaan yang tidak dapat diabaikan dan dapat membantu sesama adalah kenikmatan yang luar biasa. Peneliti setuju dengan apa yang disampaikan oleh D karena empati merupakan hal penting maka harus dibiasakan sejak dini sebelum akhirnya isolasi sosial lebih kentara dan serat-serat sosial menjadi menipis. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki empati atau belum dapat melakukan analisis pada setiap sikap siswa yang sesuai dengan ciri-ciri empati. Berikut ini merupakan ciri-ciri seseorang memiliki sikap empati (Wahida Lailatul Liza, 2020):

a.       Menjadi pendengar yang baik

Orang yang memiliki sikap empati akan mendengarkan orang lain dengan baik. Ia akan menjadi seorang pendengar dan memberikan perhatian secara penuh kepada orang lain saat melakukan komunikasi. Tidak berhenti sampai disini, orang dengan empati yang tinggi juga akan mampu menghargai setiap pandangan yang dimiliki oleh orang lain karena tidak fokus hanya pada dirinya sendiri sehingga dapat memberikan ruang kepada orang lain untuk terus mengungkapkan perasaan yang dimiliki.

b.      Dapat mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi merupakan hal penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. seseorang dengan empati yang tinggi akan mampu mengelola emosinya dengan baik karena ia tidak lagi berorientasi pada diri sendiri namun juga pada kepentingan orang lain. Sehingga dapat terus membedakan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain yang ditunjukkan melalui respons emosional secara cepat dan tepat.

c.       Dapat mengerti dan memahami sudut pandnag yang dimiliki oleh orang lain

Seseorang yang memiliki empati tinggi akan mampu melihat beragam masalah dari sudut pandang orang lain dan tidak hanya terfokus pada sudut pandangnya sendiri sehingga ia akan terbuka dengan cara pandang orang lain dan menghargai setiap bentuk nilai dan pandangan yang dimiliki oleh orang lain.

d.      Senantiasa mengutamakan kepentingan orang lain

Seseornag dengan empati tinggi akan selalu mengedepankan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingannya sendiri bahkan ia akan siap membantu dengan sepenuh jiwa dan raga jika ada yang memerlukan bantuannya.

e.       Apabila ada orang lain yang membutuhkan maka ia akan merespon dengan cepat (responsif)

Responsif merupakan sikap yang memberikan respon secara cepat atas keadaan yang dialami oleh orang lain. Sehingga ia tidak memerlukan banyak kata perintah untuk memberikan bantuan kepada orang lain.

f.        Bersikap adil atau tidak memihak dan tidak menghakimi orang lain

Orang dengan empati tinggi ia tidak akan menghakimi orang lain karena hal-hal yang dilakukan karena ia senantiasa berpikiran positif dan melihat fenomena dengan adil.

g.      Memiliki sikap yang sensitif terhadap perasaan yang dimiliki oleh orang lain

Sikap sensitif atas perasaan yang dirasakan orang lain akan mendorong orang dengan empati tinggi untuk turut serta merasakan apa yang orang lain rasakan atau kepekaan atas rasa yang dimiliki oleh orang.

Sikap empati dapat dilakukan di sekolah meskipun sekolah tetap melaksanakan pembelajaran melalui internet misalnya dengan memberikan sumbangan kepada korban bencana, menjenguk teman yang sakit, membantu teman yang kesusahan, dan lain sebagainya. Dengan membiasakan diri untuk terus membantu orang lain maka dapat mendorong para siswa untuk memiliki sikap empati yang baik dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus diperintah terlebih dahulu.

  1. Memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik saat bertatap muka secara langsung

Kemampuan menyesuaikan diri atau adaptasi adalah hal penting karena saat ini zaman dapat terus berubah ubah. Maka dari itu, pembelajaran berbasis internet tetap harus diseimbangkan dengan pembelajaran secara langsung atau dengan kata lain pembelajaran melalui internet yang kerap kali berdasar pada tugas mandiri menjadi seimbang dengan adanya tugas kelompok sehingga setiap siswa dapat mengenali karakter orang lain dan mampu mengambil sikap yang tepat untuk terus berkomunikasi baik dengan orang lain. Melalui pembelajaran kelompok maka secara tidak lamgsung siswa akan meningkatkan kemampuan bersosialnya dengan baik karena ia akan bekerjasama dengan orang lain.

Kemampuan beradaptasi merupakan salah satu kemampuan penting bagi setiap siswa sehingga ia dapat terus melanjutkan kehidupan dalam beragam keadaan. Berikut ini merupakan ciri ciri orang yang memiliki sikap adaptif yaitu (Hidayat & Galib, 2022):

a.       Memiliki rasa nyaman pada kepastian yang berubah-ubah

Seseorang dengan adaptasi yang baik akan tetap merasa nyaman dengan kepastian yang berubah-ubah karena mereka telah menyiapkan diri untuk menerima beragam situasi diluar ekspektasi yang sudah dipikirkan. Sama halnya dalam berhubungan sosial dengan teman sekolah dimana seseorang yang adaptif akan tetap merasa nyaman jika ekspektasi atau pikiran mengenai temannya tidak sesuai dengan apa yang ia temui dan hal itu tidak menjadi masalah yang sulit teratasi yang dapat merusak hubungan sosial .

b.      Memiliki sikap optimis

Optimis merupakan sikap yang mampu memandang segala sesuatu dengan positif. Seseorang yang adaptif akan selalu optimis dalam beragam keadaan yang berubah karena ia dapat melihat satu hal dari beragam sudut pandang.

c.       Senantiasa memiliki keberanian untuk mengambil risiko

Orang yang adaptif memiliki pola pikir yang positif sehingga ia akan berani mengambil keputusan untuk keluar dari zona nyaman guna terus bertahan dalam kehidupan.

d.      Mampu mengambil beragam keputusan di bawah tekanan

Seseorang yang adaptif akan tetap dapat mengambil keputusan bagaimanapun keadaan yang ia alami meskipun di bawah tekanan karena ia bukan hanya menggunakan satu sudut pandang namun dapat melihat suatu keadaan dari sudut pandang yang lain.

e.       Memiliki beragam ide cerdas

Seseorang yang adaptif akan mudah belajar sehingga ia akan memiliki beragam ide cerdas dari hasil belajar yang ia lakukan. Misalnya jika seorang pelajar atau siswa belajar melalui internet ia akan mampu menguasai pembelajaran dengan internet,� jika ia mengalami pembelajaran secara offline maka ia juga dapat beradaptasi dengan baik dan dapat bergaul dengan teman-temannya.

f.        Senantiasa berpikiran luas.

Orang yang apatif memikiki piikiran yang luas dan siap untuk menambah pengetahuannya dalam beragam kondisi sehingga informasi yang ia miliki menjadi lebih komprehensif.

g.      Memiliki prioritas dalam kehidupan yang dijalani

Seserang yang adaptif senantiasa memiliki prioritas dalam kehidupannya sehingga langkah yang dilakukan tetap menuju pada fokus prioritas yang ia miliki dimana langkah yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi yang dialami.

h.      Memiliki kemampuan yang cepat dalam belajar

Seseorang yang adaptif akan mudah mengalami proses pembelajaran karena ia menyiapkan diri pada beragam keadaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dapat berubah sewaktu-waktu.

i.        Siap menerima beragam kritik dan saran.

Orang yang adaptif akan mudah menerima kritik dan saran sehingga pengetahuan dan sudut pandangnya pun berkembang.

j.        Senantiasa sabar dalam beragam keadaan

Seseorang yang adaptif akan dapat mengelola emosinya dengan baik sehingga ia akan selalu merasa sabar saat bertemu dengan keadaan diluar ekspektasi yang ia miliki.

  1. Memiliki kemampuan untuk tetap mempertahankan relasi atau hubungan baik dengan orang lain.

Relasi merupakan hubungan yang terjalin antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan sama untuk mencapainya. Relasi siswa di sekolah ialah relasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru yang sama-sama memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar sehingga ilmu yang dimiliki dapat aplikatif dalam kehidupannya sehari-hari. Seseorang yang memiliki kemampuan bersosial tinggi akan mampu menjaga relasi yang dimiliki dengan baik melalui sikap dan ucapannya yang baik dan tidak meyinggung karena ia mengetahui cara untuk berosisal dengan arang lain sesuai dengan karakter yang dimilikinya.

Cara yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk mempertahankan relasi ialah dengan membentuk kerja kelompok sehingga setiap kelompok dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok yang sudah disusun dengan baik.

  1. Dapat mengatasi masalah secara cepat dan tepat

Masalah yang ada dapat diatasi dengan baik karena seseorng dengan kemampuan bersosial tinggi dapat melihat masalah dari beragam sudut pandang sehingga solusi yang dikeluarkan ialah solusi yang tepat tanpa merusak hubungan sosial dengan orang lain (Lestari, 2020). Kemampuan ini dapat dilatih dengan memberikan masalah sosial yang dapat diselesaikan oleh siswa melalui beragam pemikiran yang dimiliki.

  1. Mampu berkomunikasi dengan baik secara langsung dan tidak langsung

Kemampuan berkomunikasi dapat dilatih dengan memberikan tugas kelompok atau bercerita dengan orang lain. Komunikasi yang baik ialah komunikasi yang tidak menyakiti hati orang lain. Dengan adanya kerja kelompok dan seringny berinteraksi secara langsung dapat mendorong siswa untuk memahami karakteristik antara satu dengan yang lain sehingga dapat menyesuaikan cara komunikasi yang tepat.

Beragam hal diatas dapat digunakan untuk mengurangi dampak menurunnya kemampuan bersosial siswa akibat pembelajaran berbasis internet yang dilakukan terus menerus namun kurang melibatkan tugas kelompok sehingga siswa kurang melatih diri untuk hidup bersosial. Mengingat kehidupan sosial adalah hal penting karena siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun merupakan makhluk sosial yang senantiasa memerlukan bantuan orang lain menjalankan kehidupannya.

 

Kesimpulan

Pembelajaran berbasis internet dapat memberikan beragam manfaat misalnya siswa dapat belajar secara mandiri di rumah dan materi pembelajaran mudah diakses dan� lain sebagainya namun pembelajaran berbasis internet di kelas X SMK Ibnu Khaldun memberikan beragam dampak terhadap kemampuan bersosial siswa yang kurang dimana hal ini terlihat dari kurangnya sikap empati antar sesama karena sisw terbiasa untuk fokus dengan dirinya sendiri, kurangnya mempertahankan relasi dengan orang lain, kurang mampu beradaptasi dengan beragam keadaan yang dapat berubah-ubah, kurang mampu mengatasi masalah secara cepat dan tepat serta kurang memiliki keterampilan berkomunikasi sehingga komunikasi yang dilakukan tidak efektif bahkan dapat menimbulkan multi tafsir. Untuk itu, pihak SMK Ibnu Khaldun perlu melakukan beragam cara untuk melatih peningkatan empati misalnya dengan mengadakan sumbangan bagi korban benacan, membangun kerjasama kelompok untuk melatih kemampuan siswa dalam mempertahankan hubungan relasi yang baik, mampu beradaptasi dengan siswa lain, mampu mengatasi masalah dan memiliki keterampilan untuk berkomunikasi sesuai dengan karakter orang yang diajak berbicara. Dengan ini maka kemampuan bersosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun dapat membaik dan dapat mendorong terwujudnya kehidupan yang harmonis tanpa adanya isolasi sosial meskipun pembelajaran dilakukan melalui internet.

Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam membentuk keterampilan bersosial siswa kelas X SMK Ibnu Khaldun dan bagi kelas lainnya. Selain itu, peneliti juga berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembaca dan salah satu referensi bagi para peneliti dikemudian hari.

 

REFERENCES

 

Anggraeni, P. N., Syafa Herdiani, Tin Rustini, & Muh. Husen Arifin. (2022). Pengaruh Kemajuan Teknologi Komunikasi Terhadap Perkembangan Sosial Anak. Journal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 14(1), 144�147. https://doi.org/10.37304/jpips.v14i1.4743

Cindy Destarika & Tati Fauzi. (2021). Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Psikologi Sosial Anak Di TK Nusa Indah Palembang. Jurnal Ilmiah Potensia, 6(2), 172�177.

Desniat, T., Hulu, N., Nazara, M. N., & Harefa, A. R. (2023). Dampak Penggunaan Teknologi terhadap Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 4 Lahewa Timur. Journal on Education, 06(01), 5303�5310.

FATHONI, N. (2022). Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Daring Pada Masa Darurat Covid-19. STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi Dan Model Pembelajaran, 2(1), 21�28. https://doi.org/10.51878/strategi.v2i1.859

Fauzi, R., Arista, A., Tipa, H., Wangdra, Y., Azwanti, N., & Putria, N. E. (2023). Pengenalan Media Pembelajaran Berbasis Internet Dan E-Learning Pada Anak-Anak Di Perum Green View Kota Batam. Jurnal Pengabdian Barelang, 5(2), 7�11. https://doi.org/10.33884/jpb.v5i2.7310

Gustami, S. A. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Internet Terhadap Prestasi Siswa Sma. Al�adzkiya International of Education and Sosial (AIoES) Journal, 1(1), 25�33.

Hidayat, M., & Galib, M. (2022). Pengaruh Perilaku Adaptif dan Budaya Organisasi Pada Perusahaan Keluarga Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Suksesi Kepemimpinan Sebagai Variabel Intervening. AkMen JURNAL ILMIAH, 19(2), 120�131. https://doi.org/10.37476/akmen.v19i2.2998

Iswan, I. (2020). Penerapan Pembelajaran Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN 2 Ngali Tahun Pelajaran 2016/2017. JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala, 5(6). https://doi.org/10.36312/jupe.v5i6.1639

Jepri Utomo, Shermina Oruh, A. A. (2024). KERAPUHAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN DIGITAL. Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA), 7(1), 235�246. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/kaganga.v7i1.8977

Karmen, R. F., & Pribadi, F. (2022). Dampak Positif Negatif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Adalah, 6(3), 62�75. https://doi.org/10.15408/adalah.v6i3.23336

Lestari, L. D. (2020). Pentingnya mendidik problem solving pada anak melalui bermain. Jurnal Pendidikan Anak, 9(2), 100�108. https://doi.org/10.21831/jpa.v9i2.32034

Marwah, M. (2022). Analisis Dampak Penggunaan Internet Terhadap Perilaku Peserta Didik Kelas VIII Di MTs Muhammadiyah Wuring. Holistic Science, 2(1), 5�8. https://doi.org/10.56495/hs.v2i1.107

Mulyawati, Y., Marini, A., & Nafiah, M. (2022). Pengaruh Empati Terhadap Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 12(2), 150�160. https://doi.org/10.24246/j.js.2022.v12.i2.p150-160

Nurillahwaty, E. (2021). Peran Teknologi dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 3(1), 123�133.

Putri, A. J., Arsil, A., & Kurniawan, A. R. (2020). Analysis of Communication Skills Achievement in the Learning Process. JRPD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 3(2), 154�161.

Rahim, A., & Rusman, L. (2022). Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (Anbk) Di Smp Negeri 3 Tolitoli. Jurnal Teknologi Pendidikan Madako, 1(1), 33�40.

Suharwanto. (2023). Manusia Sebagai Makhluk Sosial. Jurnal Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah, 5(1), 10�19.

Supriani, Y., Nurasa, A., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Nilai-Nilai Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 1139�1147. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3538

SYAIRAH RIFA�I, S. R. (2022). Relasi Pertemanan Dalam Proses Pembelajaran Di Slb Autisma Bunda Bening Selakshahati, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS, 4(2), 66�75. https://doi.org/10.23969/humanitas.v4i2.6214

Trismawati, T., Astuti, A. P., Bahri, M. S., Basit, A., Indrati, W., Putri, F. R. A., Novitasari, R., Mustafafi, W. Z., & Safira, M. (2022). Adaptasi Teknologi Informasi Pembelajaran untuk Meningkatkan Efektifitas Keberhasilan Pembelajaran Daring di SDN Sumber Wetan 1 Probolinggo. Jurnal Abdi Panca Marga, 3(1), 46�50. https://doi.org/10.51747/abdipancamarga.v3i1.986

Wildan, A. (2022). Implementasi Assesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(1), 13�22.

Zaitun, Winata, W., & Yudhistira, R. (2020). Problematika serta Strategi Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ, 1(1), 183�190.

 

 

 

� � 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).