Pengembangan
Program E-Konseling Berbasis
Web untuk Meningkatkan Kualitas
Bimbingan Akademik dan Kesehatan Mental Mahasiswa
Zarina Akbar, Mauna, Ernita Zakiah
Fakultas Psikologi
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
[email protected]; [email protected]; [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Kata Kunci: e-konseling, berbasis web, bimbingan akademik,
mahasiswa Keywords: |
Dalam
pelaksanaan bimbingan akademik,
dosen dan mahasiswa harus
bersinergi agar tercipta
bimbingan yang berkualitas. Dalam pelaksanaan bimbingan akademik sering terjadi hambatan, sehingga proses
bimbingan tidak tercipta dengan baik. Salah satu faktor penyebabnya
adalah mahasiswa merasa kesulitan untuk melaksanakan bimbingan secara tatap muka, karena
kesibukan dosen dan ada mahasiswa yang merasa cemas jika harus bertemu langsung dengan dosennya. Hambatan ini dapat memengaruhi
kualitas bimbingan, yang berdampak
mahasiswa tidak menyelesaikan masa studi tepat waktu, IPK rendah, dan masalah kesehatan mental lainnya. Dalam
artikel ini, kami mengusulkan program e-konseling
berbasis web, bernama unjcare. Program ini memfasilitasi kebutuhan layanan bimbingan akademik dan konseling pada mahasiswa dan terekamnya riwayat waktu dan hasil bimbingan konseling
untuk dosen. Pada program ini
terdapat fitur membuat, mengatur ulang, dan membatalkan jadwal bimbingan akademik atau konseling, mencari informasi mengenai konselor di puskesmas terdekat, dan mengedukasi mahasiswa dengan berbagai informasi dan artikel yang disediakan terkait kesehatan mental, gangguan mental, dan pengembangan
diri. ABSTRACT In the implementation of academic
guidance, lecturers and students must work together to create quality
guidance. In the implementation of academic guidance, obstacles often occur,
so that the guidance process is not created properly. One of the contributing
factors is that students find it difficult to carry out face-to-face
guidance, because of the busy lecturers and there are students who feel
anxious if they have to meet their lecturers directly. This obstacle can
affect the quality of guidance, which results in students not completing
their studies on time, low GPAs, and other mental health problems. In this
article, we propose a web-based e-counseling program, called unjcare. This program facilitates the need for academic
guidance and counseling services for students and records the history of time
and results of counseling guidance for lecturers. This program has features
for creating, rearranging, and canceling academic guidance or counseling
schedules, finding information about counselors at the nearest health center,
and educating students with various information and articles provided related
to mental health, mental disorders, and self-development. |
e-counseling,
web-based, academic guidance, students |
Salah satu bidang yang saat ini sedang
giat menempatkan teknologi sebagai bagian yang sangat penting dalam prosesnya adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan bidang yang mencoba meningkatkan peran teknologi sebagai salah satu penunjang proses peningkatan efektifitas hasil kerja melalui optimalisasi serapan peserta didik terhadap
materi pembelajaran dan pendidikan (Prasetiawan, 2017). Sejalan dengan
itu pendidikan di abad 21, peserta didik diharuskan
memiliki keterampilan literasi digital. (Bawden, 2008) mengemukakan bahwa
literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi
dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks seperti akademik, karier, dan kehidupan sehari-hari. Hal ini juga semakin ditegaskan peranan bimbingan dan konseling
dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, sehingga
dalam hal ini diharapkan proses pemberian layanan bimbingan dan konseling dapat memandirikan peserta didik secara
optimal dapat tercapai dengan menggunakan alat bantu maupun layanan-layanan
yang berbasis penggunaan teknologi Informasi (Jalil, 2021).
Prestasi peserta didik terutama
dalam bidang akademik merupakan suatu indikator yang berkaitan dengan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Bagi peserta didik, prestasi ini digunakan
sebagai salah satu bentuk pembuktian atas potensi yang dimiliki. Prestasi akademik merupakan indikator yang paling mudah untuk dinilai, misalnya melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lama
studi. Peserta didik yang memiliki indeks prestasi tinggi dan mampu menempuh studi dalam rentang waktu yang ditentukan berarti dikategorikan sebagai peserta didik yang berprestasi secara akademik (Mulyati, 2020).
Mahasiswa selama proses menyelesaikan studinya membutuhkan dukungan dan bimbingan dari lingkungannya, terutama lingkungan kampus. Kampus biasanya memiliki beberapa layanan untuk memfasilitasi kinerja mahasiswa (Perez-Enricas & Ammigan, 2016). Layanan-layanan yang diberikan akan berkontribusi pada keberhasilan mahasiswa dalam akademik dan rencana karier mereka (Lenz-Rashid,
2018). Kebutuhan akademik
yang terpenuhi akan mengarah pada penyelesaian studi mereka dan memperkaya keterampilan yang diperlukan untuk keberhasilan kuliah.
Bimbingan akademik yang tepat akan membantu mahasiswa
dalam keberhasilan akademik
dan mencapai potensi terbaik mereka (Mimis, El Hajji,
Es-saady, Guejdi, Douzi,
& Mammass, 2018) karena
bimbingan didasarkan pada minat,
latar belakang akademik, dan kemampuan mahasiswa.
Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, diperlukan sinergi antara tenaga pendidik
(dosen) dengan peserta didik (mahasiswa). Tenaga pendidik diharapkan mampu memfasilitasi, mengarahkan, dan mendorong motivasi peserta didik untuk belajar. Menurut Hidayat dalam (Mulyati, 2020) pemahaman yang baik terhadap kepribadian
mahasiswa akan membantu memahami keunikan individu yang kemudian menjadi dasar bagi rencana
intervensi yang akan diberikan, yaitu konseling dalam bidang akademik.
Dalam pelaksanaan bimbingan akademik, dosen dan mahasiswa harus bersinergi agar tercipta
bimbingan yang berkualitas.
Dalam pelaksanaan bimbingan akademik sering terjadi hambatan, sehingga proses
bimbingan tidak tercipta dengan baik. Salah satu faktor penyebabnya
adalah mahasiswa merasa kesulitan untuk melaksanakan bimbingan secara tatap muka karena
kesibukan dosen dan ada mahasiswa yang merasa cemas jika
harus bertemu langsung dengan dosennya (Rolianti, 2020). Hambatan ini
bisa memengaruhi kualitas
bimbingan, yang berdampak mahasiswa
tidak menyelesaikan masa studi tepat waktu,
IPK rendah, dan masalah kesehatan mental. Untuk itu agar bimbingan mahasiswa tetap telaksana dengan baik, maka diperlukan
media yang memudahkan mahasiswa
untuk melakukan bimbingan akademik.
Jika bimbingan akademik berkualitas
ini bisa membuat mahasiswa mampu menyelesaikan masa studinya dengan baik, bisa memotivasi mahasiswa dalam studi, penanganan masalah kesehatan mental mahasiswa dengan melakukan deteksi awal, memantau perkembangan prestasi mahasiswa, membantu dalam penyusunan perkuliahan, serta memberi konsultasi
baik masalah akademik maupun non akademik yang dialami mahasiswa bimbingan (Zakiyatunufus, 2019).
Bimbingan akademik merupakan kegiatan konsultasi yang dilakukan antara pembimbing akademik dan mahasiswa dalam merencanakan studi dan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah studi yang dialami oleh mahasiswa bersangkutan (Santi et al., 2019). Peran dosen pembimbingan
akademik (PA) adalah untuk membimbing mahasiswa agar dapat berkuliah dengan baik, membantu
kesukaran mahasiswa dalam studi, memantau perkembangan prestasi mahasiswa, membantu dalam penyusunan perkuliahan, serta memberi konsultasi
baik masalah akademik maupun non akademik yang dialami mahasiswa bimbingan. Selain itu, tugas
dosen PA adalah untuk membantu mahasiswa agar dapat berprestasi dengan baik dan lulus dengan tepat waktu.
Pada umumnya dosen PA hanya memberikan pengesahan Kartu Hasil Studi (KHS), memberikan
pengesahan berapa jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang
boleh diambil dan mata kuliah mana yang boleh diambil
atas dasar Indeks Prestasi
(IP) yang dicapai sebelumnya
(Santi et al., 2019).
Fenomena yang terjadi adalah proses bimbingan akademik yang berjalan saat ini kurang
terkontrol, seperti dosen PA tidak menyimpan histori mahasiswa yang telah di bimbingannya, dosen PA tidak mempunyai salinan yang telah dikonsultasikan dan juga dosen PA
tidak tahu mahasiswa-mahasiswa yang mejadi bimbingannya. Selain itu, proses pelaksanaan
bimbingan akademik di lapangan
terdapat beberapa kendala diantaranya banyaknya mahasiswa bimbingan yang melakukan
bimbingan dari beberapa angkatan yang secara bersamaan. Akibat dari ini adalah
banyaknya mahasiswa yang bertungguan di depan prodi yang mengakibatkan banyaknya antrian bimbingan, baik bimbingan
konsultasi dan di tambah
bimbingan skripsi teruntuk mahasiswa yang melakukan skripsi (Santi et al., 2019). Solusi dari permasalahan
yang terjadi yaitu memfasilitasi dosen dan mahasiswa dalam melakukan
bimbingan secara intens dan
efektif. Tujuan ini akan meningkatkan kualitas bimbingan akademik mahasiswa. Bimbingan tidak harus dilakukan secara tatap muka, tapi bisa juga dilakukan secara online atau e-konseling.
Menurut Amani (Jalil, 2021) e-konseling adalah
konseling yang dilakukan melalui akses internet yang secara umum merujuk
pada profesi yang berkaitan
dengan layanan kesehatan mental melalui teknologi komunikasi internet.
Jadi e-konseling merupakan
proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh seorang
professional (konselor) kepada
individu yang mengalami masalah (konseli) dalam bentuk media elektronik, media sosial, dan media informasi lainnya yang terhubung dalam
internet. E-konseling bukan
hanya berupa pemberian layanan konseling saja, namun diperluas menjadi penyelenggaraan bimbingan
dan konseling secara keseluruhan dengan bantuan teknologi. Tidak hanya online konseling melalui internet namun juga semua
aspek pemanfaatan program pengolahan instrument, pengolahan
data siswa, aplikasi manajemen konseling, pemanfaatan media saat pemberian layanan klasikal di kelas dan sebagainya termasuk juga pemanfaatan telepon untuk penyelenggaraan konseling (Jalil, 2021).
Menurut (Ifdil & Ardi, 2013) e-konseling
di Indonesia diperkenalkan secara
khusus, dimana e-konseling merupakan pelayanan konseling yang dilakukan secara online. Menurut Koutsonika (Haryati, 2020) sejalan dengan
kemajuan teknologi, konseling online dilakukan dengan metode seperti
live chat, telepon, dan video konseling.
Menurut Wibowo (Haryati, 2020) secara spesifik
ada dua jenis layanan dalam konseling melalui internet, yaitu: (1) Non Interaktif; (2) Interaktif
Synchronous maupun Interaktif
Asynchronous.
Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian (Wahyuningsih, 2017), membantu proses bimbingan akademik melalui website memberikan kemudahan untuk dosen pembimbing akademik dan mahasiswa dalam melakukan bimbingan akademik.
Kendala seperti tidak adanya data hasil studi mahasiswa, rencana studi mahasiswa, dan pelaksanaan proses bimbingan dapat
diatasi dengan fitur-fitur yang tersedia di
website. Selain memudahkan, penggunaan
website untuk proses bimbingan akademik dapat juga digunakan sebagai bahan evaluasi
perkembangan akademik mahasiswa (Abdurrasyid et al., 2017). Selama
ini, proses bimbingan akademik
cenderung dilakukan secara tatap muka
dan menggunakan buku bimbingan akademik
(manual) sebagai penyimpanan
catatan rekam jejak proses bimbingan, hasil dan rencana
studi mahasiswa.
Selain itu, berdasarkan literatur penelitian sebelumnya menunjukkan bawah pentingnya e-konseling dalam membantu tugas dosen dalam membimbing mahasiswa. Studi percontohan yang
dilakukan oleh (Santi et al., 2019) dengan menggunakan metode pengembangan web
engineering pada sistem informasi
bimbingan akademik dapat membantu dalam memberikan solusi untuk melakukan proses
bimbingan akademik. Sistem informasi bimbingan akademik, hilangnya data bimbingan akibat buku rusak atau
hilang dapat diminimalisir.
Pada penelitian terakhir, bimbingan akademik berbasis web dikombinasikan dengan layanan konseling (Mulyati, 2020). Bimbingan akademik secara online dapat menjadi sarana untuk konseling online dalam memonitoring
mahasiswa dengan fitur data akademik mahasiswa, jejak prestasi, kegiatan organisasi yang diikuti oleh mahasiswa serta grafik capaian IPK. Selain itu
media komunikasi online difasilitasi
dengan adanya chat, fitur ini dapat
merekam history konseling pertopik bahasan. Dosen pembimbing akademik dapat melihat profil
mahasiswa pada dashboard dengan
tampilan hasil assessment kepribadian,
jejak prestasi, organisasi, dan capaian IPK (Mulyati, 2020).�
Penelitian tentang pembuatan aplikasi sudah cukup banyak dilakukan, namun dalam pembuatan aplikasi konseling untuk layanan bimbingan akademik masih terbatas. Hal ini ditunjukkan masih sedikitnya literatur penelitian tentang e-konseling untuk layanan bimbingan akademik untuk mahasiswa. Penelitian yang dilakukan
oleh (Akbar, Z., Mauna, & Zakiah, 2021) telah
mengembangkan prototipe layanan konsultasi psikologis online berbasis
digital untuk mengatasi permasalahan
psikologis pada peserta didik.� Lebih lanjut prototipe
ini akan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan akademik yang dialami oleh mahasiswa berbasis web, serta untuk menjawab permasalahan teknis bimbingan yang dialami
oleh dosen selama ini. Penelitian ini diharapkan memberikan solusi dalam bimbingan akademik
dan meningkatkan kualitas
bimbingan akademik mahasiswa.
Selain itu, juga bisa membantu dosen
PA untuk memahami mahasiswa
dan permasalahannya, serta memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk bisa menyelesaikan perkuliahan tepat waktu.
Keterbaruan produk inovasi lainnya yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah menyediakan fitur pengukuran kepribadian singkat bagi mahasiswa untuk menjadi bahan profiling mahasiswa dan menjadi masukan bagi dosen
untuk melakukan pendekatan
yang sesuai dengan kepribadian
mahasiswa tersebut, sehingga dosen akan lebih mengenal
mahasiswa bimbingannya. Kemudian, untuk mendorong terjadinya proses konseling, maka akan disediakan
fitur template memulai percakapan konseling dari dosen yang akan diberikan kepada mahasiswa bimbingan akademiknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-konseling berbasis web yang akan memudahkan proses bimbingan akademik
dan meningkatkan kualitas
bimbingan akademik antara dosen dan mahasiswa. Sementara, bagi pihak pengelola (admin kampus) akan memudahkan
dalam pemantauan proses bimbingan akademik
mahasiswa-mahasiswa.
Metode
yang digunakan dalam perancangan
aplikasi melingkupi:
Observasi dan Kajian Literatur
Melihat dan mengamati secara
langsung dan tidak langsung bagaimana perilaku perundungan terjadi. Selain itu, melakukan kajian literatur mengenai program e-konseling yang
sudah ada.
Implementasi
Hasil
dari observasi dan literasi dianalisa untuk membuat rancangan program dan analisis dibangun dalam bentuk kode.
Evaluasi
Program
UNJCARE yang sudah selesai akan dievaluasi untuk melihat kesesuaian dengan sasaran dan rancangan, seperti apakah fitur yang dipakai sesuai atau perlu ada penambahan serta pertanyaan yang dimasukkan dalam aplikasi dapat dipahami.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Program web UNJCARE adalah
e-konseling berbasis web khusus untuk mahasiswa
dan dosen di lingkungan
Universitas Negeri Jakarta dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas bimbingan akademik mahasiswa. Pada program ini, mahasiswa dapat membuat janji
bimbingan akademik dengan waktu yang tersedia hanya di jam kerja. Permintaan bimbingan akademik akan sampai ke
akun dosen yang kemudian dosen dapat menentukan untuk menerima jadwal bimbingan tersebut atau mengatur
ulang jadwal bimbingan. Selain itu, pada
program ini juga disediakan
fitur konseling dengan konselor untuk membantu mahasiswa melakukan konseling. Melalui program UNJCARE
diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masa studinya dengan baik, menangani masalah kesehatan mental mahasiswa dengan melakukan deteksi awal, dapat memantau
perkembangan prestasi mahasiswa, membantu dalam penyusunan perkuliahan, serta memberikan konsultasi pada mahasiswa bimbingan akademik baik masalah
terkait dengan masalah akademik maupun non-akademik yang dialami mahasiswa tersebut.
Gambar 1. Diagram Alur Program UNJCARE
Langkah-langkah penggunaan aplikasi antibully.id adalah sebagai berikut:
1.
Masuk ke aplikasi
Bila pengguna
baru pertama kali mengakses akun, pengguna bisa masuk
ke aplikasi dengan memasukkan nomor induk mahasiswa
(NIM) dan nomor induk pegawai (NIP) sebagai nama pengguna (username)
dan password.
2.
Setelah berhasil masuk web UNJCARE, pengguna akan berada di laman utama (dashboard). Mahasiswa bimbingan akademik hanya bisa melakukan bimbingan akademik ke dosen pembimbing
akademiknya.
Program-program UNJCARE
Mahasiswa dapat membuat
janji bimbingan akademik dengan waktu yang tersedia hanya di jam kerja. Permintaan bimbingan akademik akan sampai
ke akun dosen
yang kemudian dosen dapat menentukan untuk menerima jadwal bimbingan tersebut atau mengatur
ulang jadwal bimbingan. Disediakan pula fitur berkirim pesan beserta unggah
file, media, dan tautan. UNJCARE juga dikembangkan untuk bisa terhubung dengan Whatsapp atau email pengguna untuk memberikan notifikasi secara real time.
Selain untuk kepentingan akademik mahasiswa, UNJCARE juga memfasilitasi
kebutuhan mahasiswa akan konseling psikologis dengan tenaga profesional (konselor) di kampus. Untuk mengatasi terbatasnya konseling dengan konselor di kampus, UNJCARE menyediakan
informasi konselor yang tersedia di puskesmas terdekat. UNJCARE juga memfasilitasi
untuk edukasi terkait kesehatan mental, gangguan mental, dan pengembangan
diri melalui laman artikel.� Penggunaan basis
web akan membantu mengontrol proses bimbingan hingga tersimpannya riwayat dan hasil konsultasi sehingga proses bimbingan akan lebih efektif dan efisien. Atas dasar hal-hal tersebut, desain program web UNJCARE terdiri
dari tiga laman utama, yaitu
laman bimbingan akademik; laman layanan konseling; laman artikel dan informasi.
KESIMPULAN
Penyelenggaraan konseling tidak hanya dilakukan secara face to face dalam ruangan
konseling, namun bisa juga dilakukan dari jarak jauh dengan
bantuan teknologi yang dikenal dengan istilah e-konseling. Program
UNJCARE dibuat untuk mengintegrasikan
layanan bimbingan akademik
dan konseling bagi mahasiswa. Diharapkan dengan adanya program e-konseling ini, dapat memudahkan proses bimbingan
akademik dan meningkatkan kualitas bimbingan akademik antara dosen dan mahasiswa. Sementara, bagi pihak pengelola
(admin kampus) akan memudahkan dalam pemantauan
proses bimbingan akademik mahasiswa-mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid, A., Yosrita, E., &
Amarullah, F. (2017). Sistem E-konseling Terintegrasi Web Dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Bimbingan Akademik Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Fifo, 9(1),
14�22.
Akbar, Z., Mauna, & Zakiah, E. (2021). Inovasi
layanan konsultasi psikologi online untuk mengatasi gangguan psikologis siswa
di Pandemi Covid-19.
Bawden, D. (2008). Origins and concepts of
digital literacy. Digital Literacies: Concepts, Policies and Practices, 30(2008),
17�32.
Haryati, A. (2020). Online counseling
sebagai alternatif strategi konselor dalam melaksanakan pelayanan e-counseling
di era industri 4.0. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 2(2),
27�38.
Ifdil, I., & Ardi, Z. (2013). Konseling
online sebagai salah satu bentuk pelayanan e-konseling. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 1(1), 15�22.
Jalil, M. N. (2021). Pengembangan Aplikasi
E-Counseling Sebagai Upaya Meningkatkan Pemberian Layanan Bimbingan dan
Konseling. Indonesian Journal of School Counseling: Theory, Application, and
Development, 1(1), 11�20.
Mulyati, S. (2020). Model E-Konseling
Akademik untuk Mahasiswa dan DPA (Studi Kasus di Jurusan Informatika).
Prasetiawan, H. (2017). Optimalisasi
multimedia dalam layanan bimbingan dan konseling. Prosiding Seminar
Bimbingan Dan Konseling, 1(1), 199�204.
Rolianti, H. (2020). Peranan penasehat
akademik dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa Prodi Bimbingan
Konseling Islam FDIK IAIN Padangsidimpuan. IAIN Padangsidimpuan.
Santi, R., Priyadi, A., & Jaya, I. D.
(2019). Sistem Informasi Bimbingan Akademik Berbasis Web (Studi Kasus: Fakultas
Sains Dan Teknologi Uin Raden Fatah Palembang). Prosiding Seminar Nasional
Sains Dan Teknologi Terapan, 2.
Wahyuningsih, D. (2017). Pengembangan
Sistem Pembimbing Akademik Secara Online Dengan Memanfaatkan Teknologi Rich
Internet Application. Sisfotenika, 7(2), 197�206.
Zakiyatunufus, R. A. (2019). Layanan
Bimbingan Akademik untuk Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal
Bimbingan, Penyuluhan, Konseling Dan Psikoterapi Islam. 7 (2): 203, 224.
Hasyim, I.N. (2020). Model e-konseling akademik untuk mahasiswa dan DPA.
Skripsi. Universitas Islam Indonesia.