Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Sekolah
Dasar Dengan Metode Pembelajaran
Blended Learning Menggunakan Media Inovatif
Hendra
Lesmawan1, Widya Handayani2, Muhsana
El Cintami Lanos3, Siti Ayu Risma Putri4,
Jujur Gunawan Manullang5, Machiavelli
Herman Tarmizi6
Universitas PGRI Palembang
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5,
[email protected]6
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Kata Kunci: Metode Blended
Learning, Media
Inovatif, Motivasi
Belajar Keywords: |
Kemajuan teknologi saat ini telah mengubah
semua dimensi kehidupan manusia, tidak terkecuali perubahan pada dunia
Pendidikan. Teknologi dan dunia pendidikan
adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, yang saling mempengaruhi satu sama lain.� Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa dalam mempersiapkan pembelajaran,
guru dituntut harus selalu
menyesuaikan dengan teknologi sehingga baik proses maupun hasil pembelajaran tidak akan tertinggal dari perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penerapan metode pembelajaran blended
learning menggunakan media inovatif terhadap motivasi belajar Pendidikan Jasmani siswa Sekolah Dasar. Dengan perkembangan teknologi pendidikan, blended
learning menawarkan kombinasi
antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring yang dapat meningkatkan interaksi serta keterlibatan siswa. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika diterapkan
Metode Blended Learning menggunakan Media Inovatif,
maka Motivasi Belajar Siswa kelas V SDN 01 Tiuh Balak pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, olahraga dan Kesehatan
meningkat, dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Metode
Blended Learning menggunakan Media Inovatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN 01 Tiuh Balak, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, Indonesia. ABSTRACT Today's
technological advances have changed all dimensions of human life, including
changes in the world of education. Technology and the world of education are
two inseparable things, which affect each other.� So it is
undeniable that in preparing for learning, teachers are required to always
adjust to technology so that both the process and learning outcomes will not
be left behind in development. This
study aims to examine the effect of the application of blended learning
methods using innovative media on the learning motivation of Physical
Education of elementary school students. With the development of educational
technology, blended learning offers a combination of face-to-face learning
and online learning that can increase student interaction and engagement.
Based on the results that have been obtained, the hypothesis in this study is
that if the Blended Learning Method is applied using Innovative Media, then
the Learning Motivation of Grade V Students of SDN 01 Tiuh
Balak in Physical Education, Sports and Health subjects increases, which can
be accepted. Thus, it can be concluded that the Blended Learning Method using
Innovative Media can increase the learning motivation of grade V students of
SDN 01 Tiuh Balak, Baradatu
District, Way Kanan Regency, Lampung Province, Indonesia. |
Blended
Learning Method, Innovative Media, Learning Motivation |
Kemajuan teknologi saat ini telah mengubah
semua dimensi kehidupan manusia, tidak terkecuali perubahan pada dunia pendidikan. Teknologi dan dunia pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, yang saling mempengaruhi satu sama lain.� Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa dalam mempersiapkan pembelajaran, guru dituntut harus
selalu menyesuaikan dengan teknologi sehingga baik proses maupun hasil pembelajaran tidak akan tertinggal
dari perkembangan.
Pendahuluan atau latar belakang
dalam penggunaan media inovasi
untuk pembelajaran PJOK bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas
proses pembelajaran dan memotivasi
siswa agar lebih tertarik dalam mengikuti materi. Pembelajaran PJOK tidak hanya melibatkan
aspek teori, tetapi juga praktik fisik yang membutuhkan pemahaman dan penerapan langsung. Media inovasi membantu siswa memahami konsep gerak, strategi permainan, dan teknik dasar olahraga
dengan lebih baik melalui pengalaman
yang menarik dan menyenangkan.
Perkembangan teknologi dan metode pembelajaran yang terus berkembang mendorong guru untuk mencari cara yang lebih kreatif dalam menyampaikan materi. Inovasi
media dalam PJOK memungkinkan siswa
untuk lebih aktif berpartisipasi, meningkatkan kemampuan motorik, kognitif, dan afektif secara bersamaan. Selain itu,
media inovatif, seperti aplikasi olahraga, alat bantu visual, atau permainan digital interaktif, dapat memfasilitasi siswa dalam mengakses materi secara lebih fleksibel
dan kontekstual.
Dengan menggunakan media
inovasi, guru dapat menghadirkan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik siswa. Hal ini juga mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang lebih holistik, di mana siswa dapat mengembangkan keterampilan fisik dan sosial secara seimbang
melalui aktivitas yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.��
Mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang mengutamakan aplikasi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman konsep yang benar akan sangat membantu peserta didik dalam mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari. Berkaitan dengan keadaan tersebut, guru harus mampu memanfaatkan sumber belajar guru harus terintegrasi dengan sumber belajar
lain, yaitu sumber belajar cetak, audio, audio visual dan komputer,
bahkan jika perlu guru juga
bisa memanfaatkan handphone. Guru sebagai
perancang dan pelaksana pembelajaran harus mampu mengelola sumber-sumber belajar untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa saat ini
adalah ketrampilan komunikasi, kreativitas dan inovasi, kerjasama dan pemberadayaan, literasi teknologi informasi, kemampuan visual, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, pengembangan dan pengelolaan pengetahuan serta kecerdasan, Dwiyogo (2018: 6). Paradigma pembelajaran� abad� 21� menekankan kepada kemampuan� siswa untuk� berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi. Sehingga dalam merancang pembelajaran, guru harus mampu menggali ketrampilan-ketrampilan tersebut, dengan memperhatikan kemampuan kemampuan berpikir siswa.� Dukungan internet memberi ruang untuk belajar dari siapa pun dan kapan pun.
Pola pembelajaran yang mengarah
pada kemandirian belajar menuntut pengajaran yang mana
guru lebih berperan sebagai fasilitator atau mentor pendukung pembelajaran.
Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasi rencana yang
sudah disusun dalam satu bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk tujuan pembelajaran, Nasution dkk (2019: 11). Sedangkan menurut Sudjana (dalam Nasution dkk, 2019: 11) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam berinteraksi dengan peserta didik pada saat berlangsung pembelajaran. Metode pembelajaran diartikan juga sebagai cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik dalam upaya mencapai tujuan. Salah satu metode pembelajaran masa kini dan masa depan yang yang
harus dikuasai oleh guru yaitu
metode pembelajaran blended
learning, yaitu metode pembelajaran yang mengkombinasikan
keunggulan dari belajar melalui tiga kegiatan utama,
yaitu: (1) pembelajaran tatap muka; (2) pembelajaran berbasis komputer interaktif offline dan
(3) pembelajaran berbasis komputer melalui internet online.
Blended Learning didukung oleh teori
belajar kognitif yang memandang bahwa belajar merupakan proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, dan teori belajar konstruktivisme yang memandang bahwa belajar adalah bukan sekedar mengingat.
Blended
Learning terdiri dari kata
blended (kombinasi/campuran)
dan learning (belajar). Blended Learning mengacu pada belajar yang mengombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran
berbasis komputer (online
dan offline), Dwiyogo (2018: 59). Thorne (dalam Dwiyogo, 2018: 59) menggambarkan
blended learning sebagai �it represents an
opportunity to integrate the innovative and technological advances offered by
online learning with the interaction and participation offered in the best of
traditional learning�.
Sedangkan Husamah (dalam Nasution dkk,
2019: 30) menjelaskan bahwa
blended learning merupakan pembelajaran
yang menggabungkan berbagai
cara penyampaian, model pengajaran serta berbagai media teknologi yang beragam. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan
menjadi peserta didik yang aktif dan dapat memahami materi. Blended learning merupakan
salah satu isu pendidikan terbaru dalam perkembangan globalisasi dan teknologi. Banyak institusi atau praktisi yang telah mengembangkan dan memberikan definisi dengan bahasa mereka
sendiri, sesuai dengan tipologi praktek blended learning
itu sendiri. Blended Learning terdiri
dari kata blended (kombinasi/campuran) dan learning (belajar).
Blended Learning mengacu pada belajar
yang mengombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran
berbasis komputer (online
dan offline), Dwiyogo (2018: 59). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa blended learning merupakan kombinasi atau penggabungan dari berbagai aspek antara lain pembelajaran berbasis web, video streaming, audio, dan komunikasi dengan sistem pembelajaran yang tradisional dan termasuk juga metode, teori belajar,
dan dimensi pedagogik
Salah satu strategi yang dapat digunakan pada metode pembelajaran blended learning adalah
dengan menggunakan Media Inovatif.
Media Inovatif merupakan
program audio digital yang dapat dibeli
dan diunduh oleh pendengarnya
melalui RSS (Really Simple Syndication), Leinserson (dalam Dwiyogo, 2018:
110). Dari beberapa penelitian
yang telah dilaksanakan tentang penggunaan Media Inovatif dalam pembelajaran dapat meningkatkan pengembangan kemampuan, peningkatan kemandirian siswa, pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran aktif untuk menyampaikan tambahan materi. Media Inovatif juga dapat digunakan untuk memberikan peserta didik intruksi
dan tuntunan mengenai apa yang mereka lakukan di lapangan. Proses belajar siswa yang didukung Media Inovatif mempunyai keuntungan yaitu fleksibilitas cara belajar, peningkatan
motivasi, cara belajar informal, kaya sumber belajar dan peningkatan hubungan guru dan siswa.
Leinserson (dalam Dwiyogo, 2018: 112) menuliskan bahwa Media Inovatif memberi keuntungan pada sistem auditori siswa, karena mereka
dapat mendengarkan isi Media Inovatif pada setiap kesempatan. Media Inovatif mampu membangun kemampuan verbal dan
model psikologi gambar dan pada akhirnya
menghubungkan keduanya, dimana hal ini
membantu peserta didik meningkatkan daya ingat. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk melaksanakan penelitian
dengan judul �Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Sekolah Dasar dengan Metode Pembelajaran
Blended Learning menggunakan Media Inovatif�
Penelitian
ini menggunakan metode Classroon Action Research. Dalam perencanaannya,
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.
Pada siklus pertama dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.� Ketidaktuntasan pada siklus pertama maka dilakukakn
penelitian lanjutan pada siklus kedua. Dalam tahap perencanaan, dilakukan langkah-langkah mengadakan observasi awal untuk mendapatkan gambaran awal motivasi
siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, menyusun rumusan tujuan penerapan metode pembelajaran blended learning menggunakan Media Inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar, dan melakukan identifikasi aspek-aspek yang akan disiapkan pada Media Inovatif kepada siswa.
Data
hasil penelitian dikumpulkan
dengan menggunakan instrumen
observasi, angket, dan dokumentasi. Angket motivasi belajar siswa sesuai dengan format di bawah ini.
No. |
Kondisi |
Kriteria Pernyataan |
|
Positif |
Negatif |
||
1. |
Perhatian (Attention) |
2, 6, 9, 15, 18, 19 |
12, 17, 22 |
2. |
Relevansi (Relevance) |
13, 24 |
21 |
3. |
Percaya Diri (Confidence) |
1, 10, 20, 26 |
3, 5, 7,14 |
4. |
Kepuasan (Statisfaction) |
4, 8, 11, 16, 23 |
25 |
Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto kegiatan
pembelajaran, format wawancara,
daftar skor angket siswa serta semua data pendukung yang merupakan penunjang dalam penelitian ini. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan
pada setiap akhir siklus. Gambaran peningkatan motivasi siswa dapat dilihat melalui
skor angket motivasi yang diisi siswa setelah melalui
beberapa tahap pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilaksanakan pembelajaran metode blended Learning
dengan menggunakan Media Inovatif pada siklus I,� peserta didik di beri angket motivasi
belajar, dan diperoleh gambaran motivasi siswa terhadap mata pelajaran
pendidikan jasmani pada siklus I sebagaimana yang tampak pada tabel di bawah
ini.
No. |
Kriteria Penilaian |
Jumlah (Siswa) |
Presentasi (%) |
1 |
Sangat
Baik |
- |
0 |
2 |
Baik |
9 |
40,91 |
3 |
Kurang
Baik |
5 |
22,73 |
4 |
Cukup
Baik |
5 |
22,73 |
5 |
Tidak
Baik |
3 |
12,64 |
Jumlah |
100 % |
Berdasarkan hasil tersebut, gambaran motivasi siswa pada
kegiatan pembelajaran belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Belum berhasilnya
kegiatan pembelajaran dalam siklus I menyebabkan penelitian ini dilanjutkan
pada siklus II. Ketidaktuntasan pembelajaran pada siklus I dipengaruhi oleh
aspek-aspek berikut, (1) guru kurang memotivasi siswa dalam mengawali
pembelajaran; (2) materi Media Inovatif masih kurang menarik; (3) guru kurang
memberikan umpan balik; (4) guru belum optimal dalam mengadakan refleksi dalam
kegiatan pembelajaran. Berdasar pada hasil refleksi di atas, maka peneliti
mengadakan perbaikan dan penekanan pada hal-hal yang menjadi kekurangan dalam
kegiatan pembelajaran siklus I.
Pada pembelajaran siklus II, gambaran motivasi peserta
didik setelah mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut.
No. |
Kriteria Penilaian |
Jumlah (Siswa) |
Presentasi (%) |
1 |
Sangat
Baik |
5 |
22,73 |
2 |
Baik |
13 |
59,09 |
3 |
Cukup
Baik |
4 |
18,18 |
4 |
Kurang
Baik |
- |
- |
5 |
Tidak
Baik |
- |
- |
Jumlah |
100 % |
Dengan melihat hasil peningkatan motivasi belajar peserta
didik pada siklus II, peneliti menyimpulkan bahwa indikator keberhasilan
penelitian telah tercapai, dan penelitian
tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Hasil observasi yang telah dilakukan terhadap motivasi
siswa pada pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan siswa kelas V SDN 01 Tiuh Balak menghasilkan bahwa motivasi siswa sangat rendah. Hal ini menyebabkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan sangat rendah. Setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan metode Bleded Learning menggunakan Media Inovatif,
terdapat 9 siswa (40,91%) yang memiliki motivasi yang baik, 5 siswa (22,73%)
dengan kriteria kurang baik, 5 siswa (22,73%) memiliki kriteria cukup baik,
serta masih ada 3 siswa (12,64%) yang memiliki kriteria tidak baik.
Aspek-aspek yang menyebabkan motivasi siswa belum
mencapai indikator keberhasilan pada siklus I setelah diadakan refleksi antara
lain disebabkan oleh : 1) Guru kurang memotivasi siswa dalam mengawali
pembelajaran, 2) materi pada Media Inovatif kurang menarik, 3) Guru kurang
memberikan umpan balik, 4) Guru belum optimal dalam mengadakan refleksi dalam
kegiatan pembelajaran.
Dari refleksi yang telah dilakukan terhadap kegiatan
pembelajaran siklus I, maka peneliti melakukan penekanan-penekanan terhadap
hal-hal yang masih kurang, agar motivasi siswa bisa meningkat semaksimal
mungkin. Adapun hal-hal yang diperhatikan pada pembelajaran siklus II yakni
lebih memotivasi siswa pada saat mengawali pembelajaran, lebih mengoptimalkan
kegiatan pembimbingan pada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung,
memberikan umpan balik serta lebih mengoptimalkan kegiatan refleksi pada akhir
kegiatan pembelajaran.
Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, motivasi
siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan pada siklus II meningkat secara signifikan, dimana telah
ada 5 siswa (22,73%) siswa yang memiliki kriteria sangat baik, 13 siswa
(59,09%) yang memiliki kriteria baik dan hanya ada 4 siswa (18,18%) dengan
kriteria kurang baik. Dengan demikian, jumlah siswa yang telah memiliki
motivasi dengan kriteria baik dan baik sekali�
berjumlah 18 orang atau 81,82%.
Sementara itu, jika dilihat dari segi kondisi motivasi
yang dibagi atas 4, yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), percaya
diri (confidence), dan kepuasan (statisfaction), peningkatan motivasi belajar
siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No. |
Kondisi |
Siklus I |
Siklus II |
||
Rata-Rata |
Kriteria |
Rata-Rata |
Kriteria |
||
1 |
Perhatian (Attention) |
2.77 |
Cukup Baik |
4.02 |
Baik |
2 |
Relevansi (Relevance) |
2.82 |
Cukup Baik |
3.86 |
Baik |
3 |
Percaya Diri (Confidence) |
2.90 |
Cukup Baik |
3.99 |
Baik |
4 |
Kepuasan (Statisfaction) |
2.73 |
Cukup Baik |
3.86 |
Baik |
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata perhatian siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan untuk siklus I hanya
2,77 dengan kriteria cukup baik dan pada siklus II meningkat menjadi 4,02 dengan kriteria baik. Hal yang sama juga
terjadi untuk kondisi yang
lain, yakni pada siklus I relevansi 2,82 dan pada siklus II
menjadi 3,86. Sementara itu
untuk pada siklus percaya diri 2,90 dan meningkat pada
sikus II menjadi 3,99. Dan untuk kepuasan,
pada siklus I 2,73 dan pada siklus
II meningkat mejadi 3,86.
Hasil capaian tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan setiap kondisi indikator dari motivasi, sehingga hal ini dapat
mendukung keberhasilan dari penelitian ini.
Memperhatikan uraian hasil penelitian di atas, maka diperoleh kejelasan bahwa dengan menggunakan metode Bleded Learning menggunakan Media Inovasi pada siswa kelas V SDN 01 Tiuh Balak,
maka motivasi siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan akan meningkat.
Jumlah siswa yang memiliki motivasi dengan kriteria baik dan baik sekali
meningkat hingga 81,82%.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika diterapkan
Metode Blended Learning menggunakan Media Inovatif, maka Motivasi Belajar
Siswa kelas V SD Negeri 01 Tiuh Balak pada mata pelajaran Pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga meningkat, dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Metode Blended
Learning menggunakan Media Inovatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Tiuh Balak.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, I. (2021). Peran guru dalam
pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Revorma: Jurnal Pendidikan Dan
Pemikiran, 1(1), 20�37.
Hariyadi, H., Misnawati, M., &
Yusrizal, Y. (2023). Mewujudkan kemandirian belajar: Merdeka belajar sebagai
kunci sukses mahasiswa jarak jauh. BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS, 1�215.
Jamaluddin, A. A., Dwiyogo, W. D., &
Hariyanto, E. (2018). Pembelajaran senam berbasis Blended Learning guna
meningkatkan hasil belajar. State University of Malang.
Nurliana Nasution, N. N. (2019). Buku
Model Blended Learning. UNILAK PRESS.
Pradana, A. A. (2021). Strategi Pembentukan
Karakter Siswa Pada Jenjang Pendidikan Dasar Melalui Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. PREMIERE: Journal of Islamic Elementary
Education, 3(1), 78�93.
Said, M. S. (2021). Kurangnya motivasi
belajar matematika selama pembelajaran daring di MAN 2 Kebumen. Jurnal
Ilmiah Matematika Realistik, 2(2), 7�11.
Abdullah. 2017.
Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Bumi Aksara
Arends, R.I. 2008.
Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar. Edisi Ketujuh. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Arikunto, S. 2009.
Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Fisher, Alec.
2007. Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar. Terjemahan oleh Benyamin Hadinata.
2009. Jakarta : Erlangga.
Hamalik, Oemar.
2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara