ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA TAHAPAN PROSES
PELAYANAN PELATIHAN TEKNIS UNTUK INDUSTRI DI BALAI XYZ DENGAN METODE FAILURE
MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Syafira Ramadhany Novitasari1, Rusindiyanto2
UPN Veteran Jawa Timur, Indonesia 
[email protected]1, [email protected]2
| INFO
  ARTIKEL | ABSTRAK | 
| Kata Kunci: FMEA, FTA, Manajemen Risiko, Pelatihan
  Teknis. Keywords: FMEA, FTA, Risk Management, Technical Training. | Balai XYZ adalah salah satu badan usaha yang bergerak bergerak pada bidang pelayanan jasa industri, standardisasi dan sertifikasi. Balai XYZ menyediakan
  fasilitasi pelatihan teknis untuk industri yang ingin mengembangkan posisinya dalam persaingan
  pasar. Tujuan penelitian ini
  adalah untuk mengetahui risiko tertinggi dari hasil perhitungan FMEA, mengetahui akar permasalahan dari kemungkinan terjadinya suatu risiko dengan metode FTA dan mengetahui tindakan mitigasi risiko dari akar permasalahannya.
  Berdasarkan hasil analisis,
  diperoleh bahwa risiko tertinggi adalah conflict of interest dengan
  skor Risk Priority Number (RPN) sebesar
  64. Akar permasalahan yang diperoleh
  dari analisis FTA yaitu adanya koneksi pribadi antara pembimbing dengan pelanggan, favoritisme oleh pembimbing, kurangnya komunikasi, pembimbing terlalu lama dalam mempersiapkan dokumen, dokumen yang diberikan pelanggan tidak lengkap, dan adanya ketidakseimbangan dalam alokasi
  anggaran. Serta, tindakan
  mitigasi yang dapat dilakukan yaitu, melakukan dokumentasi lengkap untuk seluruh interaksi dengan pelanggan dan keputusan yang diambil oleh pembimbing,
  bimbingan dialihkan kepada
  pembimbing lain yang tidak
  berpotensi memiliki hubungan atau koneksi pribadi dengan pelanggan, pelaporan berkala melalui komunikasi informal melalui kemajuan pendaftaran sertifikasi, memberdayakan peserta PKL dalam
  membantu mempersiapkan dokumen-dokumen yang perlu diedit
  dan dicek ulang, menyediakan
  dan memberikan checklist dokumen
  dan isi dokumen yang
  detail kepada pelanggan
  dan melakukan konsultasi awal secara mendalam,
  dan menyusun mekanisme penyesuaian anggaran yang lebih fleksibel apabila terjadi perubahan kebutuhan ABSTRACT Balai
  XYZ is one of the business entities engaged in industrial services,
  standardization and certification. The XYZ Center provides technical training
  facilitation for industries that want to develop their position in market
  competition. The purpose of this study is to find out the highest risk from
  the results of the FMEA calculation, to know the root of the problem of the
  possibility of a risk with the FTA method and to know the risk mitigation
  actions from the root of the problem. Based on the results of the analysis,
  it was obtained that the highest risk was conflict of interest with a Risk
  Priority Number (RPN) score of 64. The root of the problems obtained from the
  FTA analysis are the existence of a personal connection between the
  supervisor and the customer, favoritism by the supervisor, lack of
  communication, the supervisor takes too long to prepare documents, the
  documents provided by the customer are incomplete, and there is an imbalance
  in the budget allocation. Also, mitigation actions that can be taken are,
  conducting complete documentation for all interactions with customers and
  decisions taken by supervisors, guidance being transferred to other
  supervisors who do not have the potential to have a personal relationship or
  connection with customers, periodic reporting through informal communication
  through the progress of certification registration, empowering street vendor
  participants in helping to prepare documents that need to be edited and
  rechecked,� Provide and provide
  detailed document checklists and contents to customers and conduct in-depth
  initial consultations, and develop a more flexible budget adjustment
  mechanism in the event of changes in needs. | 
|  | 
Balai XYZ merupakan salah satu
badan usaha yang memiliki peran penting dalam
mendukung pengembangan dan kemajuan sektor industri di Indonesia. Balai XYZ bergerak
pada bidang pelayanan jasa industri, standardisasi dan sertifikasi
yang memiliki tugas pokok melaksanakan standardisasi industri, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, industri hijau dan pelayanan jasa industri berlandaskan potensi sumber daya daerah. Balai ini memiliki banyak
layanan publik bagi industri-industri yang ingin mengembangkan usahanya dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan, salah satunya adalah jasa pelatihan teknis untuk industri.
Dalam mengimbangi perkembangan
teknologi yang pesat, industri memerlukan pelatihan teknis bagi pekerja sebagai
suatu strategi pengembangan
sumber daya manusia dan mempertahankan serta memperkuat kedudukan perusahaan dalam menghadapi persaingan industri. Pelatihan merupakan suatu upaya yang dilakukan perusahaan dalam membenahi dan mengembangkan tingkah laku, pola pikir,
keterampilan serta pengetahuan yang sesuai dengan ketetapan perusahaan. Pelatihan untuk pekerja dapat
memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan yang akan dikembangkan para pekerja dan meningkatkan prestasi kerja dari tumbuhnya
kepercayaan diri pekerja (Nurul Ichsan, 2020). Fungsi pelatihan memberikan peluang bagi sumber daya
manusia untuk menumbuhkan potensi pekerja. Suatu program pelatihan yang intensif berperan sebagai sarana dalam meningkatkan
keahlian pekerja dan memungkinkan pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan optimal (Amelia & Anam, 2023). Selain itu, pelatihan
teknis dapat mengurangi kesalahan kerja, kerusakan alat, atau kebutuhan
tenaga ahli eksternal yang berimbas pada pengeluaran jangka panjang. 
Risiko merupakan
suatu kondisi yang memuat unsur ketidakpastian
atau keragu-raguan dan umumnya dihubungkan dengan kondisi yang dapat mengakibatkan adanya ancaman dalam mencapai tujuan organisasi (Geofanny & Tanaamah, 2022). Dalam definisi lain,
risiko adalah suatu kerugian yang tidak terprediksi atau tidak diharapkan,
ketidakpastian atau peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian (Izami, 2022). Dalam melaksanakan kegiatan
bisnis, tentunya terdapat risiko-risiko yang mungkin terjadi pada proses pelaksanaannya. Sehingga, diperlukan suatu manajemen risiko untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
risiko yang mungkin terjadi. Manajemen risiko merupakan suatu aspek pengetahuan
yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan
berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis (Arta et al., 2021). Manajemen risiko berperan dalam memberikan keamanan dan kepastian yang wajar terhadap pencapaian tujuan organisasi, memberikan perlindungan kepada para pemangku kepentingan terhadap kerugian yang mungkin terjadi (Asir et al., 2023). Manajemen risiko bertujuan untuk menumbuhkan dan menjaga value
suatu organisasi. Dengan kata lain, tujuan pengelolaan risiko adalah mengoptimalkan kemungkinan yang positif dan mengurangi kerugian (Puspitasari & Kusumawati, 2024).
Sebagai penyedia jasa pelatihan,
departemen penyelenggara pelatihan teknis Balai XYZ melaksanakan pelatihan sesuai dengan tahapan
proses atau SOP yang telah dibentuk agar seluruh kegiatan pelatihan berjalan dengan lancar. Adanya tahapan proses atau SOP pelatihan industri merupakan salah satu bentuk manajemen
risiko yang diterapkan oleh
departemen tersebut. Pada tahapan proses pelatihan teknis, tentunya terdapat risiko-risiko yang mungkin terjadi pada
masing-masing tahapan. Untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko, perlu mengetahui
permasalahan akar pada terjadinya risiko tersebut agar dapat dilakukan tindakan mitigasi lebih awal. Dengan demikian,
penulis menganalisis manajemen risiko pada tahapan proses pelayanan pelatihan teknis untuk industri di Balai XYZ dengan menggunakan dua metode yaitu, adalah
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis
(FTA) dengan harapan dapat meminimalisir risiko pada proses pelaksanaan pelatihan teknis semaksimal mungkin.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Data kualitatif
dalam penelitian ini adalah data identifikasi risiko pada tahapan proses pelayanan pelatihan teknis Balai XYZ.
Sedangkan, data kuantitatif
dalam penelitian ini adalah data nilai Severity
(S), Occurence (O) dan Detection (D) dari identifikasi risiko tahapan proses pelayanan pelatihan teknis Balai XYZ. Metode yang dipilih
dalam penelitian ini adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault
Tree Analysis (FTA). 
Penyelesaian studi kasus
ini diawali dengan studi pustaka
yang digunakan untuk referensi
penelitian. Perumusan masalah dengan menetapkan permasalahan terhadap topik penelitian dan alternatif penyelesaiannya. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan tujuan penelitian. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara dengan ketua departemen dan dokumen �Panduan Mutu� Balai XYZ. Pengolahan
data dilakukan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault
Tree Analysis (FTA). Pada hasil dan pembahasan, metode FMEA dilakukan dengan menghitung skor Risk Priority Number (RPN) dari
nilai masing-masing faktor
FMEA, yaitu Severity (S), Occurence
(O) dan Detection (D) untuk menetapkan peringkat risiko. Kemudian, risiko dengan peringkat tertinggi dianalisis dengan FTA untuk mengetahui faktor-faktor penyebab utama dari risiko
tersebut. Dari hasil analisis
FTA tersebut diberikan rekomendasi tindakan mitigasi guna mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko. Pada tahap terakhir dilakukan pengambilan kesimpulan dari seluruh hasil Penelitian.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Risiko
Berikut merupakan tabel identifikasi risiko dari
tahapan proses pelayanan jasa pelatihan industri.
Tabel
1 Identifikasi Risiko Tahapan Proses Pelayanan Jasa Pelatihan Industri
| No. | Tahapan
  Proses | Identifikasi
  Risiko | 
| 1 | Penerimaan
  permintaan pelatihan | Pelatihan
  tidak dapat dilaksanakan. | 
| 2 | Pembayaran | Pelanggan
  mengingkari pembayaran. | 
| 3 | Pelaksanaan
  pelatihan | Peserta
  tidak bisa menerima dan memahami materi pelatihan. | 
| Risiko penentuan
  jadwal & penugasan instruktur, berkaitan dengan ketersediaan jadwal
  personil instruktur yang sulit diprediksi. | ||
| Adanya
  risiko penyuapan terhadap hasil kelulusan pelatihan. | ||
| 4 | Penyerahan
  sertifikat pelatihan | Pelanggan
  tidak puas. | 
| 5 | Bimbingan
  teknis | Conflict of interest atau benturan kepentingan antara pembimbing
  dengan pelanggan/klien. | 
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa terdapat 7 identifikasi risiko dalam 5 tahapan proses pelayanan pelatihan teknis Balai XYZ.
Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA)
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan suatu metode atau pendekatan
sistematis berfokus pada identifikasi, evaluasi dan mitigasi peluang kegagalan
dari suatu proses atau produk (Ardyansyah &
Purnomo, 2024). Terdapat beberapa faktor penilaian risiko pada
FMEA yaitu berdasarkan skor Risk Priority Number (RPN), yang terdiri
atas tingkat keparahan/severity (S), tingkat frekuensi kejadian/occurence
(O), dan tingkat deteksi/detection (D) (Nastiti &
Masduqi, 2023). Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
dalam studi kasus ini dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan melakukan
perhitungan skor Risk Priority Number (RPN) dari nilai faktor-faktor
berikut untuk menetapkan peringkat risiko.
Gambar 1 Matriks Risiko
Pemetaan FMEA pada tahapan proses pelayanan jasa
pelatihan industri BSPJI Surabaya dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 2 Perhitungan FMEA
| No. | Identifikasi
  Risiko | FMEA | RPN | Ranking | ||
| S | O | D | ||||
| 1 | Pelatihan
  tidak dapat dilaksanakan. | 3 | 2 | 6 | 36 | 2 | 
| 2 | Pelanggan
  mengingkari pembayaran. | 2 | 1 | 2 | 4 | 5 | 
| 3 | Peserta
  tidak bisa menerima dan memahami materi pelatihan. | 2 | 3 | 6 | 36 | 4 | 
| 4 | Risiko
  penentuan jadwal & penugasan instruktur, berkaitan dengan ketersediaan
  jadwal personil instruktur yang sulit diprediksi. | 2 | 3 | 6 | 36 | 3 | 
| 5 | Adanya
  risiko penyuapan terhadap hasil kelulusan pelatihan. | 2 | 1 | 2 | 4 | 6 | 
| 6 | Pelanggan
  tidak puas. | 2 | 1 | 2 | 4 | 7 | 
| 7 | Conflict of interest atau benturan kepentingan antara pembimbing
  dengan pelanggan/klien. | 4 | 2 | 8 | 64 | 1 | 
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui besaran skor Risk
Priority Number (RPN) pada setiap risiko tahapan proses pelayanan pelatihan
teknis Balai XYZ. Hasil skor Risk Priority Number (RPN) dilakukan
pemeringkatan dan diurutkan dari nilai yang terbesar hingga terkecil pada tabel
di bawah ini.
Tabel 3 Pemeringkatan Risiko
| No. | Identifikasi
   Risiko | FMEA | RPN | Ranking | ||
| S | O | D | ||||
| 1 | Conflict of interest atau
  benturan kepentingan antara pembimbing dengan pelanggan/klien. | 4 | 2 | 8 | 64 | 1 | 
| 2 | Pelatihan
  tidak dapat dilaksanakan. | 3 | 2 | 6 | 36 | 2 | 
| 3 | Risiko
  penentuan jadwal & penugasan instruktur, berkaitan dengan ketersediaan
  jadwal personil instruktur yang sulit diprediksi. | 2 | 3 | 6 | 36 | 3 | 
| 4 | Peserta
  tidak bisa menerima dan memahami materi pelatihan. | 2 | 3 | 6 | 36 | 4 | 
| 5 | Pelanggan
  mengingkari pembayaran. | 2 | 1 | 2 | 4 | 5 | 
| 6 | Adanya
  risiko penyuapan terhadap hasil kelulusan pelatihan. | 2 | 1 | 2 | 4 | 6 | 
| 7 | Pelanggan
  tidak puas. | 2 | 1 | 2 | 4 | 7 | 
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa risiko
tertinggi pada tahapan proses pelayanan pelatihan teknis Balai XYZ adalah conflict of interest atau
benturan kepentingan antara pembimbing dengan pelanggan/klien dengan nilai Severity (S) sebesar 4, Occurence (O) sebesar 2 dan Detection (D) sebesar 8
yang menghasilkan skor Risk Priority Number (RPN) sebesar 64. 
Fault
Tree Analysis (FTA)
Pada hasil analisis FMEA diperoleh conflict of interest atau benturan kepentingan antara pembimbing dengan
pelanggan/klien sebagai risiko tertinggi berdasarkan hasil perhitungan RPN. Pada tahap ini dilakukan diagnosa permasalahan
atau faktor-faktor penyebab utama dari risiko conflict of interest
menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan teknik
analisis yang dimulai dengan adanya kejadian yang tidak diharapkan (undesired
event) dalam suatu sistem dan menganalisis sistem tersebut untuk mengetahui
seluruh kemungkinan kejadian yang mengakibatkan munculnya undesired event
(Hidayat, 2020). Metode Fault Tree Analysis (FTA)
dilakukan dengan menggambar logic gate yang diawali dari top event
sebagai permasalahan utama, intermediate event sebagai pemecahan dari top
event dan basic event sebagai root cause atau akar
permasalahan.
Bagan Fault Tree Analysis (FTA) dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 1 Fault Tree Analysis Risiko
Conflict of Interest
Analisis menggunakan Fault Tree Analysis
(FTA) dari Gambar 3 adalah sebagai berikut:
�        
Pembimbing
yang tidak profesional: adanya koneksi pribadi antara pembimbing dengan
pelanggan dan favoritisme oleh pembimbing. Logic gate yang digunakan
adalah DAN.
�        
Keterlambatan
pendaftaran sertifikasi: kurangnya komunikasi atau pembimbing terlalu lama
dalam mempersiapkan dokumen atau dokumen yang diberikan pelanggan tidak
lengkap. Logic gate yang digunakan adalah ATAU.
�        
Kepentingan
ekonomi: adanya ketidakseimbangan dalam alokasi anggaran.
Rekomendasi Tindakan Mitigasi
Rekomendasi tindakan mitigasi risiko pada studi
kasus ini dilakukan agar mengurangi atau menghilangkan risiko yang mungkin
terjadi pada tahapan proses pelayanan pelatihan teknis Balai XYZ. Pada tahap
ini, rekomendasi tindakan mitigasi diberikan untuk masing-masing basic
events dari risiko conflict of interest. 
Tabel 4 Rekomendasi Tindakan Mitigasi Risiko
| No. | Basic
  Event | Rekomendasi
  Tindakan Mitigasi | 
| 1 | Favoritisme
  oleh pembimbing | Melakukan
  dokumentasi lengkap untuk seluruh interaksi dengan pelanggan dan keputusan
  yang diambil oleh pembimbing. | 
| 2 | Adanya
  koneksi pribadi antara pembimbing dengan pelanggan | Bimbingan
  dialihkan kepada pembimbing lain yang tidak berpotensi memiliki hubungan atau
  koneksi pribadi dengan pelanggan. | 
| 3 | Kurangnya
  komunikasi | Pelaporan
  berkala melalui komunikasi informal melalui kemajuan pendaftaran sertifikasi. | 
| 4 | Pembimbing
  terlalu lama dalam mempersiapkan dokumen | Memberdayakan
  peserta PKL dalam membantu mempersiapkan dokumen-dokumen yang perlu diedit
  dan dicek ulang. | 
| 5 | Dokumen
  yang diberikan pelanggan tidak lengkap | Menyediakan
  dan memberikan checklist dokumen dan isi dokumen yang detail kepada
  pelanggan dan melakukan konsultasi awal secara mendalam. | 
| 6 | Adanya
  ketidakseimbangan dalam alokasi anggaran | Menyusun
  mekanisme penyesuaian anggaran yang lebih fleksibel apabila terjadi perubahan
  kebutuhan. | 
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian
yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA 
Amelia, R., & Anam, N. K. (2023).
Manajemen Satuan Pendidikan Pada Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Guru. Jurnal
Ilmiah Promis, 4(1), 48�61.
Ardyansyah, M. I., & Purnomo, A. (2024). Analisa
Perbandingan Metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dengan Quality
Control Circle (QCC). Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1),
1876�1882.
Arta, I. P. S., Satriawan, D. G., Bagiana, I. K.,
Loppies, Y., Shavab, F. A., Mala, C. M. F., Sayuti, A. M., Safitri, D. A.,
Berlianty, T., Julike, W., Wicaksono, G., Marietza, F., Kartawinata, B. R.,
& Utami, F. (2021). Manajemen Risiko Tinjauan Teori dan Praktis.
Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung.
Asir, M., Yuniawati, R. A., Mere, K., Sukardi, K.,
& Anwar, M. A. (2023). Peran Manajemen Risiko dalam Meningkatkan Kinerja
Perusahaan: Studi Manajemen Sumber Daya Manusia. Entrepreneurship Bisnis
Manajemen Akuntansi (E-BISMA), 4(1), 32�42.
https://doi.org/10.37631/ebisma.v4i1.844
Geofanny, G. K., & Tanaamah, A. R. (2022). Sistem
Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2018 Di PT. Bawen Mediatama. Jurnal
Teknik Informatika Dan Sistem Informasi , 9(4), 2870�2878.
Hidayat, A. A. (2020). Analisis Program Keselamatan
Kerja Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Kerja Dengan Pendekatan HIRARC Dan
FTA (Studi Kasus: PT Mitra Karsa Utama). SIJIE Scientific Journal of
Industrial Engineering, 1(2), 1�6.
Izami, F. N. (2022). Implementasi Pengendalian Risiko
untuk Meminimalisasi Kerugian. Jurnal Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK), 4(2),
62�74.
Nastiti, A., & Masduqi, A. (2023). Pengurangan
Risiko Kegagalan Kualitas Produksi Air Minum PDAM Tirta Dhaha Kota Kediri
Menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Jurnal Teknik ITS, 12(1).
https://doi.org/10.12962/j23373539.v12i1.111008
Nurul Ichsan, R. (2020). Pengaruh Pelatihan Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada Pdam Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan. Jurnal
Ilmiah METADATA, 2(1), 71�77.
https://doi.org/10.47652/metadata.v2i1.20
Puspitasari, W., & Kusumawati, R. A. (2024).
Implementasi Manajemen Risiko Pada Produk Cicil Emas di PT Bank Syariah
Indonesia, Tbk. KCP Sleman 2. Jurnal Aplikasi Bisnis, 21(1),
583�594. https://doi.org/10.20885/jabis.vol21.iss1.art9