FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA

 

Davy Parsaoran Hinsa

Universitas Bunda Mulia, Indonesia

[email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Kata Kunci: Indeks harga Saham Gabungan, Indeks Persepsi Korusi, Nilai Tukar, PDB Produktivitas Tenaga Kerja,Foreign Direct Investment

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruhIndeks harga Saham Gabungan, Indeks Persepsi Korusi, Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto dan Produktivitas Tenaga Kerjaterhadap Foreign Direct Investment di Indonesia. Populasi penelitian adalah Indeks harga Saham Gabungan, Indeks Persepsi Korupsi, Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS, PDB,�� Produktivitas Tenaga Kerja, dan FDIselama 20 tahun, yaitumulai tahun 2004 hingga tahun 2023. Sampel ditentukan berdasarkan metode sampel jenuh dan sampel yang diperoleh berjumlah 120. Data penelitian berupa data sekunder yang dianalisis menggunakan�� metode regresi linear berganda dandiolah menggunakan aplikasi E-views 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,Indeks Persepsi Korupsi berpengaruh negatip terhadap Foreign Direct Investment, selanjutnyaNilai Tukar dan Produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Foreign Direct investment, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan dan Produk domestik Bruto tidak berpengaruh positip dan signifikan terhadap Foreign Direct Invesment

 

ABSTRACT

This study aims to analyzethe effect of�� Composite Stock Price Index, Perception Corruption Index, Exchange Rate, Product Domestic Bruto, and Productivity of Labour on Foreign Direct Investment in Indonesia. The study population is Composite Stock Price Index, Perception Corruption Index, Exchange Rate of the Rupiah against US dollar, Product Domestic Bruto, and Productivity of Labour on foreign direct investment in Indonesia during twenty years, from 2004 until 2023.Samples are determined based on the saturation sample method and 120 samples are obtained. Research data in the form of secondary data which is analyzed using the multiple linear regression method and processed using the E-views 13 application. The results showed that: Perception Corruption Index had a negative and significant effect on Foreign Direct Investment, while Exchange Rate and Productivity of Labour had a positive and significant effect on Foreign Direct Investment, furthermore the Composite Stock Price Index and Gross Domestic Product did not have a positive and significant effect on Foreign Direct Investment.

Composite Stock Price Index, Perception Corruption Index, Exchange Rate, Product Domestic Bruto, Productivity of Labour,Foreign Direct investment

 

 

PENDAHULUAN

Middle Income Trap (MIT) menggambarkan situasi dimana negara berpendapatan menengah tidak dapat melakukan transisi menuju negara berpendapatan tinggi (Shofiyani et al., 2024). Hal ini disebabkan produktivitas tenaga kerja yang masih rendah, biaya produksi tinggi dan produksi barang belum memiliki nilai tambah yang tinggi sehingga tidak dapat bersaing secara internasional. MIT mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat, pendapatan per kapita stagnan, dan standar hidup masyarakat tidak meningkat (Febtiyanto & SASANA, 2016).

Dalam beberapa dasawarsa, hanya sedikit negara berpendapatan menengah di Kawasan Asia-Pasifik yang dapat melakukan transisi menuju negara berpendapatan tinggi, termasuk Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan. Indonesia sendiri tengah melakukan akselerasi dan menargetkan untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi di tahun 2036-2038 sesuai visi Indonesia Emas 2045, (Kemenkeu 2023)

Kunci utama untuk bisa lepas dari MIT adalah investasi dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sehingga mampu menggerakkan perekonomian (Griffith, 2011) Oleh karena itu, negara berpendapatan menengah perlu melakukan transformasi dan menyiapkan strategi yang berfokus pada peningkatan investasi dan inovasi. Selain itu, perlu menyiapkan sumber daya manusia yang mendukung produksi barang-barang bernilai tambah tinggi (high value added).

Negara-negara yang berhasil mendorong investasi serta mengembangkan ekosistem inovasi akan memiliki peluang yang lebih besar untuk keluar dari MIT. Langkah ini tentu memerlukan komitmen politik yang kuat dan berkesinambungan, karena untuk membangun iklim investasi yang baik dan inovasi yang berdaya saing memerlukan waktu dan proses yang panjang serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyatakan Indonesia membutuhkan pertumbuhan 6%-7% dalam waktu 20 tahun ke depan untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap dan menjadi negara maju sebelum 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045. Agar bisa mencapai target tersebut ada beberapa cara yang bisa ditempuh pemerintah, termasuk memperbesar aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI). Untuk meningkatkan FDI, iklim investasi di Indonesia harus dijaga supaya investor menanamkan modal dan membuka lapangan kerja di dalam negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) realisasi investasi penanaman modal luar negeri mencapai USD 50.267 juta di 2023. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2022 yang hanya sebesar USD 45.605 juta

Beberapa ekonom berpendapat bahwa penciptaan investasi merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Apabila individu, pengusaha atau pemerintah menciptakan investasi akan terdapat sejumlah tertentu pembelian barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan menghasilkan barang.Besarnya Nilai investasi di Indonesia dapat disebakan oleh beberapa faktor di antaranya Nilai IHSG, Indeks Persepsi Korupsi, Kurs, PDB dan Produktivitas tenaga kerja.

Aktivitas investasi dapat dilakukan di dalam pasar modal, di mana terdapat instrumen yang dapat diperjual belikan dalam bentuk utang maupun modal yang sifatnya pribadi (Istinganah & Hartiyah, 2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan kumpulan dari beberapa jenis saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Pergerakan harga saham memperlihatkan bagaimana kondisi pasar modal di Indonesia. Jika memiliki trend yang positif, berarti kondisi ini juga merepresentasikan tingginya pasar modal dan juga akan memiliki dampak yang baik bagi perekonomian nasional di masa depan. Dengan demikian, arus investasi asing juga akan meningkat karena para investor tertarik dengan baiknya kondisi pasar modal di dalam negeri (Zakaria et al., 2018), sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Rizky A, dan Daryono S., 2023 menyatakan bahwa indeks harga saham gabungan berpengaruh negatif terhadap investasi asing langsung, sedangkan cadangan devisa berpengaruh positif terhadap investasi asing langsung.

(Kennedy, 2018) menyatakan bahwa dalam menginvestasikan modalnya di Indonesia, investor tidak hanya memperhatikan variabel makro ekonomi tetapi juga memperhatikan resiko yang mungkin dihadapi seperti terjadinya korupsi.Pada tahun 2017 dalam Corruption Perception Index yang dikeluarkan oleh International Transparency, Indonesia mendapat peringkat ke 96 dengan skor 37/100. Semakin rendah peringkat dari suatu negara berarti semakin besar tingkat korupsinya dan semakin rendah skor yang didapat berarti semakin besar tingkat korupsi yang ada di negara tersebut, artinya bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat korupsi yang cukup tinggi. Korupsi berpengaruh negatif terdapat masuknya FDI di suatu negara di mana tingkat korupsi yang tinggi dapat menurunkan daya tarik investor asing untuk berinvestasi di negara tersebut (Romadhona, 2016), begitu juga penelitian Wilantari et al., (2020) mendapatkan hasil yang sama yaitu CPI memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap FDI di tiga negara ASEAN. Berbeda dengan penelitian (Fazira & Cahyadin, 2018) yang menyatakan bahwa CPI memberikan pengaruh negatif serta signifikan terhadap FDI. Perbedaan juga ditemukan pada penelitian Santoso (2018) menemukan bahwa CPI tidak berpengaruh terhadap FDI, dan penelitian yang dilakukan oleh Benny Lule dan Esterlita, 2024, menemukan bahwa Indeks persepsi Korupsi tidak berpengaruh signifikan terhadap foreign direct investment di Indonesia.Selain berbagai penelitian tersebut, teori grabbing hand dan teori helping hand menjelaskan bahwa CPI atau korupsi bisa saja menjadi penghambat maupun penolong bagi investor untuk berinvestasi,

Bank Indonesia merupakan Bank sentral yang dapat melakukan selain kebijakan mengatur peredaran uang, juga kebijakan suku bunga.Apabila tingkat bunga naik menyebabkan biaya untuk investasi lebih tinggi yang pada akhirnya menurunkan ketertarikan investor untuk berinvestasi di negara dimana nilai tukar terdepresiasi. Penelitian yang dilakukan (Hena, 2021) menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia, begitu juga penelitian yang dilakukan (Basuki & Rudiana, 2024) menyimpulkan bahwa nilai exchange rate dan ekspor berpengrauh positif dan signifikan terhadap foreign direct investment. Keputusan Investor Asing untuk berinvestasi di Indonesia dipengaruhi secara signifkan oleh fluktuasi dari nilai tukar dollar terhadap rupiah, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rozy & Muslim, 2021) menyimpulkan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi asing, hal ini disebabkan karena Bank sentral berperan mengendalikan tingkat bunga ketika nilai tukar terdepresiasi.

Menurut Mankiw (2006) dalam (Agustin et al., 2021) PDB adalah salah satu perhitungan ekonomi yang dianggap sangat penting dan pengukuran terbaik dalam memperkirakan bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena perhitungan PDB menggunakan jumlah pendapatan seluruh masyarakat dan jumlah belanja negara dalam hal pembelian barang dan jasa. Hubungan antara PDB dan FDI yaitu apabila pendapatan masyarakat dalam suatu negara tinggi dan sejalan dengan tingginya tingkat pendapatan nasional, hal ini dapat meningkatkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Melalui banyaknya permintaan, perusahaan akan mendapat lebih banyak keuntungan sehingga dorongan untuk melakukan investasi lebih besar (Sukirno, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Benny Lule dan Esterlita, 2024 menunjukkan bahwa produk domestik bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap foreign direct investment.

Penelitian yang dilakukan oleh (Baskoro et al., 2019) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja, upah dan nilai ekspor berpengaruh signifikan terhadap FDI sektor manufaktur di Indonesia. Untuk Industri Labor Intensive, strategi utama adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui perbaikan Pendidikan, pelatihan, program magang dan sertifikasi pekerja.

Berdasarkan terjadinya fenomena gap dan riset gap pengaruh antara varaibel indeks harag saham gabungan, indeks persepsi korupsi, nilai tukar, prodk domestic bruto, dan produktivitas tenaga kerja terhadap foreign direct investment di Indonesia sehingga peneliti melakukan Penelitian.

 

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kausal, yaitu suatu penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab-akibat (cause-effect) atau beberapa konsep atau beberapa variabel atau beberapa startegi yang dikembangkan dalam bisnis. Penelitian ini menggambarkan adanya hubungan sebab akibat antar beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel independen terhadap variabel dependen yang selanjutnya ditarik Kesimpulan (Ratlan Pardede, Dvid KS, 2023).

Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Indeks harga Saham Gabungan, Indeks Persepsi Korusi, Nilai Tukar, PDB dan Produktivitas Tenaga Kerja, sedangkan variabel dependennya adalah Foreign Direct Investment (FDI).

 

Tabel 1 Pengukuran Variabel

 

Variabel

Deskripsi

Pengukuran

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan

Nilai pasar/nilai dasar x 100

IPC

Indeks Persepsi Korupsi

Skor IPCIndonesia sejak tahun 2004 � 2023. Skor menggunakan skor CPI per tahun.

 

Exr

Exchange rate (nilai tukar)

Nilai rupiah/USD

PDB

Produk Domestic Bruto

PDB harga kontan (triliun rupiah)

Prod

Produktivitas

PDB Konstan/Jumlah tenaga kerja

FDI

Foreign direct investment

FDI tahun 2003-2024 per tahun (miliar USD)

 

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel penelitian ini adalah Indeks harga Saham Gabungan, Indeks Persepsi Korusi, Nilai Tukar, PDB, Produktivitas Tenaga Kerja dan FDI�� sejak tahun 2004 hingga tahun 2023. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sampel jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, (Sugiyono, 2014).

 

Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa Indeks harga Saham Gabungan, Indeks Persepsi Korusi, Nilai Tukar, PDB dan Produktivitas Tenaga Kerja, dan FDI. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh data melalui situs resmi badan koordinasi penanaman modal (BKPM) yaitu www.bkpm.go.id, badan pusat statistik (BPS) yaitu www.bps.go.id, bank Indonesia (BI) yaitu www.bi.go.id, dan transparency international yaitu www.transparency.org

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Deskriptif

 

Tabel 6. Hasil Uji Deskriptif

 

 

FDI

IHSG

IPK

KURS

PDB

PRD

 Mean

 24.10700

 4250.348

 31.50000

 11997.45

 7329.240

 59661.85

 Median

 28.37000

 4367.470

 33.00000

 12314.50

 8360.685

 73525.56

 Maximum

 50.27000

 7006.790

 40.00000

 15731.00

 12301.39

 89357.00

 Minimum

 5.980000

 1000.230

 20.00000

 8991.000

 2295.830

 21389.03

 Std. Dev.

 11.92390

 1932.317

 6.048053

 2462.953

 3544.235

 26302.30

 Skewness

 0.350641

-0.317579

-0.456191

 0.008171

-0.197312

-0.370278

 Kurtosis

 2.654622

 1.892175

 1.958584

 1.370116

 1.502294

 1.423007

 

 

 

 

 

 

 

 Jarque-Bera

 0.509235

 1.358919

 1.597492

 2.213992

 1.999043

 2.529442

 Probability

 0.775213

 0.506891

 0.449893

 0.330551

 0.368056

 0.282318

 

 

 

 

 

 

 

 Sum

 482.1400

 85006.96

 630.0000

 239949.0

 146584.8

 1193237.

 Sum Sq. Dev.

 2701.409

 70943143

 695.0000

 1.15E+08

 2.39E+08

 1.31E+10

 

 

 

 

 

 

 

 Observations

 20

 20

 20

 20

 20

 20

 

Pada Tabel 6. terlihat bahwa nilai rata-rata FDI tahun 2004-2023 sebesar 24,107 miliar USD, dimana nila FDI paling rendah sebesar 5,98 miliar tahun 2006, sedangkan nilai tertinggi sebesar 50,27 milliar USD pada tahun 2023. Pada tabel 6 juga dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata FDI sehingga penyebaran datanya menunjukkan hasil yang normal.Untuk nilai IHSG memiliki nilai rata-rata sebesa Rp. 4250.348, di mana nilai IHSG terendah sebesar Rp. 1000,23 pada 2004 tahun sedangkan tertinggi sebesar Rp. 7006,79 pada tahun 2022. Terlihat juga bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata IHSG sehingga penyebaran datanya menunjukkan hasil yang normal. Selanjutnya Indonesia memiliki rata-rata Indeks persepsi korupsi sebesar 31, di mana IPK terendah 20 pada tahun 2004�� dan tertinggi 40 pada tahun 2019. Dapat dilihat juga bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata IPC sehingga penyebaran datanya menunjukkan hasil yang normal.Untuk nilai kurs rata-rata sebesar. 11.997,45 Rp./USD dengan nilaiterendah sebesar 8.991 Rp/USDpada tahun 2010 dan nilai tertinggi 15.731Rp/USD pada tahun 2022,dapat dilihat juga bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata nilai kurs sehingga penyebaran datanya menunjukkan hasil yang normal. Adapun nilai rata-rata PDB Indonesia pada tahun 2004 hingga 2023 adalah sebesar 10.287,95 triliun rupiah dengan nilai PDB terendah sebesar 2.295,83 triliun rupiah pada tahun 2004 dan nilai tertinggi sebesar 12.301,39 triliun rupiah pada tahun 2023, dapat dilihat juga bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata PDB sehingga penyebaran datanya menunjukkan hasil yang normal.Selanjutnya nila rata-tata produktifitas tenaga kerja sebesar 59,661 juta rupiah per tahun dimana nilai produktivitas terendah sebesar 21.389,03 pada tahun 2010 sedangkan tertinggi sebesar 89,357 juta pada tahun 202, dapat dilihat juga bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata PDB sehingga penyebaran datanya menunjukkan hasil yang normal.

 

Uji Hipotesis

 

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis

 

Dependent Variable: FDI

 

Method: Least Squares

 

Date: 11/23/24�� Time: 15:36

 

Sample: 2004 2023

 

 

Included observations: 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Variable

Coeficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

IHSG

0.002929

0.001918

1.527194

0.1490

IPK

-0.738953

0.339373

-2.177404

0.0470

KURS

0.002469

0.001095

2.254596

0.0407

PDB

0.000986

0.000715

1.378100

0.1898

PRD

3.18E-05

1.35E-05

2.351393

0.0339

C

-7.944981

10.44292

-0.760801

0.4594

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

R-squared

0.935285

    Mean dependent var

24.10700

Adjusted R-squared

0.912172

    S.D. dependent var

11.92390

S.E. of regression

3.533739

    Akaike info criterion

5.605915

Sum squared resid

174.8224

    Schwarz criterion

5.904635

Log likelihood

-50.05915

    Hannan-Quinn criter.

5.664228

F-statistic

40.46647

    Durbin-Watson stat

1.450793

Prob(F-statistic)

0.000000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengaruh IHSG terhadap FDI

Hasil ini membahas jawaban dari hipotesis kesatu, yaitu IHSG berpengaruh terhadap masuknya FDI di Indonesia dengan menguji Ha1. Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai p- value 0.11490 > 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ha1 ditolak, yang berarti bahwa variabel IHSG tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap masuknya FDI di Indonesia selama periode 2004-2023. Pada Tabel 7 juga dapat dilihat nilai unstandardized beta sangat kecil. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian dari��� Rizky Ameliana, Daryono Soebagyo yang menyatakan indeks harga saham gabungan berpengaruh negatif terhadap investasi asing langsung.

Pengaruh IPK terhadap FDI

Hasil ini memberi jawaban dari hipotesis kedua, yaitu IPK berpengaruh signifikan terhadap masuknya FDI di Indonesia dengan menguji Ha2. Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai p- value 0.04 < 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ha2 diterima, yang berarti bahwa variabel IPK memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap masuknya FDI di Indonesia selama periode 2004-2023. Pada Tabel 7 juga dapat dilihat nilai unstandardized beta sebesar 0,738953 artinya apabila nilai IPK naik 1 unit mengakibatkan nilai FDI turun sebesar 0,738953 unit.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fazira & Cahyadin, 2018) yang menyatakan bahwa IPK memberikan pengaruh negatif serta signifikan terhadap FDI. Berbeda dengan�� penelitian yang dilakuka Wilantari et al., (2020) mendapatkan hasil yaitu IPK memiliki pengaruh signifikan positif terhadap FDI di tiga negara ASEAN, perbedaan juga ditemukan pada penelitian Santoso (2018) menemukan bahwa IPK tidak berpengaruh terhadap FDIdan penelitian Benny Lule dan Esterlita, menyatakan bahwa Indeks persepsi Korupsi tidak berpengaruh signifikan terhadap foreign direct investment di Indonesia.

 

Pengaruh Nilai Kurs Terhadap FDI

Hasil ini memberi jawaban dari hipotesis ketiga, yaitu nilai kurs berpengaruh terhadap masuknya FDI di Indonesia dengan menguji Ha3. Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai p- value 0.0407<0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ha3 diterima, mengandung arti bahwa variabel Nilai kurs memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap masuknya FDI di Indonesia selama periode 2004-2023. Pada Tabel 7 juga dapat dilihat nilai unstandardized beta sebesar 0,002469 artinya apabila nilai kurs naik 1 unit menyebabkan nilai FDI meningkat 0.002469 unit. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian M. C. Purnama yang menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh positf dan signifikan terhadap nilai FDI di ASEAN 5dan penelitian yang dilakukan oleh Agus .T Basukidan Melda N.R., yaitu bahwa nilai exchange rate dan ekspor berpengrauh positif dan signifikan terhadap foreign direct investment. Keputusan Investor Asing untuk berinvestasi di Indonesia dipengaruhi secara signifkan oleh fluktuasi dari nilai tukar dollar terhadap rupiah, sebaliknya penelitian ini bertentangan denganhasil penelitian yang dilakukan oleh (Rozy & Muslim, 2021) menyatakanbahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi asing, hal ini disebabkan karena Bank sentral berperan mengendalikan tingkat bunga ketika nilai tukar terdepresiasi.��

 

Pengaruh PDB terhadap FDI

Hasil ini memberi jawaban dari hipotesis keempat yakni PDB berpengaruh terhadap masuknya FDI di Indonesia dengan menguji Ha4. Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai p- value 0.1898 >0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ha4 ditolak, yang berarti bahwa variabel PDB tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap masuknya FDI di Indonesia selama periode 2004-2023. Pada Tabel 7 juga dapat dilihat nilai unstandardized beta sebesar sangat kecil. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Dewi dan Triaryati (2015) dan juga (Fazira & Cahyadin, 2018) yang menunjukan bahwa nilai PDB memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap masuknya FDI di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan nilai PDB suatu negara tidak akan berakibat pada meningkatnya FDI yang masuk ke negara tersebut. Hasil tersebut juga tidak sejalan dengan teori neo-klasik yang menjelaskan bahwa masuknya investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara lewat modal, tenaga kerja dan teknologi yang dibawa ke negara tujuan investasi.

 

Pengaruh Produktivitas terhadap FDI

Hasil ini memberi jawaban dari hipotesis kelima yakni PDB berpengaruh terhadap masuknya FDI di Indonesia dengan menguji Ha5. Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai p- value 0.0339 < 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ha5 diterima, yang berarti bahwa variabel Produktivitas��� memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap masuknya FDI di Indonesia selama periode 2004-2023, meskipun pada Tabel 7 juga dapat dilihat nilai unstandardized beta sangat kecil. Hasil inisesuai hasil estimasi model FDI dari Sri Yusnita B.,L Harahap, yaituterdapat pengaruh yang signifikan antara Produktifitas tenaga kerja terhadap PMA dari China

 

KESIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian ini adalah 1. Nilai Indeks harga saham gabungan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai Foreign Direct Investment 2. IPK memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap masuknya FDI di Indonesia, artinya apabila persepsi korupsi meningkat menyebabkan menurunnya nilai FDI ke Indonesia. 3. Nilai kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDI, artinya apabila nilai kurs meningkat atau rupiah terdepresiasi mengakibatkan nilai FDI semakin meningkat. 4. Nilai PDB tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap masuknya FDI di Indonesia, artinya bahwa Investor asing dalam melakukan investasi di Indonesia tanpa melihat nilai PDB 5. Produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDI, artinya produktivitas tenaga kerja di Indonesia meningkat mengakibatkan investor asing tertarik menanamkan modalnya di Indonesia

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agustin, E. B., Muljaningsih, S., & Asmara, K. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Foreign Direct Investment (Fdi) Di Singapura Tahun 2004-2019. Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 10(2).

Baskoro, L. S., Hara, Y., & Otsuji, Y. (2019). Labor productivity and foreign direct investment in the Indonesian manufacturing sector. Signifikan, 8(1), 9�22.

Basuki, A. T., & Rudiana, M. N. (2024). The Analysis of Factors Affecting Foreign Investment in Indonesia VECM Approach. Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences, 5(2), 599�612.

Fazira, D. R., & Cahyadin, M. (2018). The impact of interest rate, corruption perception index, and economic growth on foreign direct investment in ASEAN-6. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 22(4), 707�713.

Febtiyanto, Y., & SASANA, H. (2016). Analisis Faktor-Faktor Penentu Pendapatan Per Kapita Sebagai Upaya Menghindari Middle Income Trap (Studi Kasus Indonesia). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Hena, E. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Di Indonesia. JISAMAR (Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research), 5(2), 446�453.

Istinganah, A., & Hartiyah, S. (2021). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Produk Domestik Bruto Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2010 Sampai 2019. Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE), 2(2), 245�252.

Kennedy, P. S. J. (2018). The effect of corrupt behavior on the flow of foreign direct investment to Indonesia. Asia Pasific Fraud Journal, 3(1), 153�162.

Ratlan Pardede, Dvid KS, D. P. (2023). Metode Penelitian Bisnis : Analisis Structural Equation Modelling Dengan Aplikasi Amos (PT. Nas Media Indonesia (ed.)).

Rozy, F., & Muslim, I. (2021). Penanaman Modal Asing (Pma) Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Abstract of Undergraduate Research, Faculty of Economics, Bung Hatta University, 19(3).

Shofiyani, L., Batubara, M., Yunanda, M., Ningtyas, P. A., & Rahayu, S. (2024). PENGARUH KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL DALAM FENOMENA MIDDLE INCOME TRAP DI INDONESIA. Brilian Dinamis Akuntansi Audit, 6(3).

Sugiyono, M. (2014). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D cet. Ke-19, Bandung: Alfabeta.

Zakaria, Z., Aminu, A., & Pattiasina, V. (2018). Determinan indeks harga saham gabungan (ihsg) di bursa efek indonesia. Future: Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 5(2), 119�131.

 

� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)