PENGARUH KINERJA KEUANGAN, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (PADA PERUSAHAAN BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA)

 

Dian Puspasari1*, Nurmala Ahmar2, Syahril Djaddang3

Universitas Pancasila, Jakarta , Indonesia

Email: [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Kata Kunci: Profitabilitas, �

Ukuran Perusahaan,

Umur Perusahaan,

Dewan Komisaris Indeoenden,

Komite Audit,

Sustainability Report

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan sustainability report; ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report; umur perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report; dewan komisaris independen terhadap pengungkapan sustainability report; dan komite audit terhadap pengungkapan sustainability report. Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengungkapkan sustainability report. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (ROA), ukuran perusahaan dan dewan komite audit berpengaruh positif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi (ROA), semakin besar ukuran perusahaan dan semakin banyak dewan komisaris independen maka luas pula pengungkapan. Variabel komite audit� menunjukkan arah negatif yang berarti banyaknya anggota komite audit maka pengungkapan cenderung tidak luas. Variabel likuiditas dan umur perusahaan tidak berpengaruh, yang menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai likuiditas dan tua mudanya umur perusahaan tidak mampu mempengaruhi luas tingkat pengungkapan

 

ABSTRACT

This study aims to prove and analyze profitability (ROA) on sustainability report disclosure; company size on sustainability report disclosure; company age on sustainability report disclosure; independent board of commissioners on sustainability report disclosure; and audit committee on sustainability report disclosure. This study uses quantitative with companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) that disclose sustainability reports. The results of this study indicate that (ROA), company size and audit committee have a positive effect, which indicates that the higher (ROA), the larger the company size and the more independent board of commissioners, the wider the disclosure. The audit committee variable shows a negative direction, which means that the more audit committee members there are, the disclosure tends not to be wide. The liquidity and company age variables have no effect, which indicates that the high or low liquidity value and the age of the company are not able to influence the level of disclosure.

Profitability,

Company Size,

Company Age,

Independent Board of Commissioners,

Audit Committee,

Sustainability Report

 

 

PENDAHULUAN

Laporan keberlanjutan (sustainability report) sudah menjadi semakin penting di sektor bisnis pada beberapa tahun terakhir ini. Keuntungan (profit) bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan bisnis, keuntungan juga harus memainkan peran penting dalam meningkatkan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Memenuhi kebutuhan sekarang namun tidak mengorbankan kapasitas generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan personalnya ialah tujuan pembangunan keberlanjutan.

Perusahaan mulai sadar pentingnya laporan yang bukan saja berpusat pada "single bottom line" yaitu mempunyai fokus pada keuntungan (profit) saja, tapi juga harus memperhatikan tanggung jawab terhadap masyarakat (people) serta lingkungan (planet). Pendekatan ini dikenal sebagai "triple-P bottom line," dimana laporan keberlanjutan mencakup tidak hanya kondisi keuangan tetapi juga aspek sosial serta lingkungan.

Laporan keberlanjutan (sustainability report) ialah laporan kinerja perusahaan yang mempunyai tujuan untuk mengukur dan memperlihatkan tanggung jawab dalam pembangunan keberlanjutan di bidang sosial, ekonomi, serta lingkungan. Laporan keberlanjutan perlu diintegrasikan pada laporan keuangan supaya program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan perusahaan dapat lebih mudah dipantau oleh pihak eksternal. Langkah ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan CSR yang bukan saja berfokus pada misi sosial tapi juga memperhatikan lingkungan.

Namun, tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan di Indonesia masih rendah sekali. Kondisi itu terlihat dari rendahnya persentase perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia yang merilis laporan keberlanjutan, yakni hanya sekitar 9% pada tahun 2017 menurut Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, penelitian Setyawan et al. pada tahun 2018 juga memperlihatkan tingkat adopsi laporan keberlanjutan di Indonesia masih tergolong rendah dimana rata-rata dari objek penelitian hanya sebesar 37,31%, hal ini memperlihatkan rendahnya pengungkapan laporan keberlanjutan yang disebabkan oleh kurangnya antusiasisme dan kurangnya pengetahuan perusahaan mengenai pentingnya peran lingkungan dan masyarakat. Menurut Ali Darwin, Direktur NCSR (National Center Sustainability Report), terdapat sejumlah faktor yang membuat perusahaan ragu untuk menyusun laporan keberlanjutan, antara lain transparansi perusahaan yang kurang untuk melaksanakan bisnis, kurangnya komitmen untuk melaksanakan beragam prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Putri, 2016), biaya tambahan yang dianggap besar karena perusahaan merasa pembuatan Sustainability Report membutuhkan alokasi dana yang tidak sedikit, dan belum adanya peraturan wajib. Pada tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis Peraturan OJK Nomor. 51/POJK.03/2017 tentang Kewajiban Pembuatan Sustainability Report yang Terpisah dari Laporan Tahunan untuk Setiap Perusahaan. Berdasarkan hasil observasi awal untuk 17 perusahaan BUMN yang go public di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2019 terdapat 13 perusahaan (76,5%) yang menerbitkan Sustainability Report secara berturut-turut sampai dengan tahun 2023. Hal ini merupakan tindak lanjut dari POJK No. 51/POJK.03/2017, dimana dua tahun setelah diterbitkan perusahaan BUMN wajib menerbitkan Sustainability Report.

Kesadaran perusahaan di Indonesia dalam mengungkapkan laporan keberlanjutan masih rendah karena sifat pengungkapan yang masih sukarela. Padahal, keberadaan Sustainability Report dapat membagikan nilai tambah melalui transparansi kegiatan sosial dan lingkungan. Selain itu, laporan ini berpotensi menjadi solusi atas berbagai kasus bisnis yang sering terjadi serta menjadi elemen pendukung dalam pengelolaan risiko perusahaan (Wahyuningsih, A; Mahdar, 2018). Satu di antara kendala utama ialah belum adanya definisi tunggal tentang laporan keberlanjutan yang diterima secara universal. Format laporan yang ideal masih menjadi perdebatan, sehingga penerapannya bergantung pada karakteristik masing-masing perusahaan (Pradana, F. A., & Suzan, 2016). Sustainability Report biasanya mencakup pengukuran, pengungkapan, dan pengelolaan perubahan yang bertujuan untuk keberlanjutan. Global Reporting Initiative (GRI) ialah satu di antara lembaga penting yang mengatasi isu-isu terkait keberlanjutan (GRI, 2018).

Pada penelitian ini, kinerja keuangan diukur memakai variabel profitabilitas. Profitabilitas diukur memakai Return On Asset (ROA), sebab ROA melaksanakan perhitungan laba memakai Earning After Interest and Tax (EAIT). Menurut teori stakeholders, profitabilitas yang tinggi memperlihatkan kinerja keuangan yang baik, meningkatkan kepercayaan pada perusahaan. Kepercayaan ini memotivasi perusahaan untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan Sustainability Report s (Yunan & Anwar, 2021). Hasil penelitian memperlihatkan variasi temuan pada beberapa variabel. Penelitian oleh (Tuan, Le Anh, Phan Thanh Hai, Nguyen Xuan Hung, 2019) mengindikasikan yakni ROA mempunyai pengaruh positif. Sebaliknya, penelitian dari (Afifulhaq & Rina Trisnawati, 2018) menemukan pengaruh negatif, sementara (Alfaiz & Aryati, 2019) menyimpulkan bahwa ROA tidak mempunyai pengaruh pada Sustainability Report.

Karakteristik Perusahaan pada penelitian ini mencakup ukuran perusahaan serta umur perusahaan. Berdasarkan teori legitimasi, ukuran perusahaan mempengaruhi pengungkapan Sustainability Report, dimana perusahaan besar cenderung mempunyai kekayaan lebih dan diharapkan aktif pada tanggung jawab sosial (Barung et al., 2018). Penelitian (Barung et al., 2018) memperlihatkan pengaruh positif ukuran perusahaan, sementara (Diono & Prabowo, 2017) menemukan pengaruh negatif. Sementara itu, (Dewi & Pitriasari, 2019) melaporkan terkait ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan.

Umur Perusahaan diukur berdasarkan lamanya perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut teori legitimasi, perusahaan yang sudah lama berdiri memperlihatkan kemampuan bertahan dan menghasilkan laba tinggi. Penelitian (Endiramurti et al., 2019) menegaskan terkait umur perusahaan berpengaruh signifikan pada Sustainability Report. Sebaliknya, (Wijayana & Kurniawati, 2018) menemukan pengaruh negatif, sementara Penelitian (Adila & Syofyan, 2016) menyimpulkan bahwa umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada Sustainability Report.

Dalam corporate governance, komite audit serta dewan komisaris independen merupakan variabel. Teori stakeholders dapat dihubungkan dengan dewan komisaris independen yang mengungkapkan laporan keberlanjutan, karena satu di antara tujuan dewan tersebut ialah untuk melindungi stakeholders. Menurut hasil pengujian (Diono & Prabowo, 2017), dewan komisaris independen mempunyai pengaruh yang positif. Tapi, penelitian (Michael, 2019) menghasilkan pengaruh negatif. Tapi, menurut (Adila & Syofyan, 2016), hal itu tidak berpengaruh.

Komite audit mempunyai hubungan pada pengungkapan sustainability report berdasarkan teori stakeholders (Abdurokhim et al., 2024). Penelitian ini memakai jumlah komite audit sebagai ukuran karena hal tersebut dapat mencerminkan kinerja komite audit dalam mendukung fungsi dewan komisaris independen. Hasil penelitian sebelumnya memperlihatkan hasil yang bervariasi. Penelitian oleh (Purnamawati, Afsari, and Prayudi, 2017) menemukan komite audit berpengaruh signifikan pada pengungkapan sustainability report. Sebaliknya, penelitian (Barung et al., 2018) memperlihatkan pengaruh negatif, sementara penelitian oleh (Dewi & Pitriasari, 2019) menyimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan.

Terdapat peluang penelitian lebih lanjut karena temuan penelitian sebelumnya yang tidak konsisten mengenai beragam faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang melihat hubungan antara atribut perusahaan dan kinerja keuangan (Yunan & Anwar, 2021). Penelitian ini ingin menambahkan variabel baru, yakni tata kelola perusahaan (corporate governance). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian: �Pengaruh Kinerja Keuangan, Karakteristik Perusahaan, dan Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sustainability Report pada Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia (2019�2023)�.

 

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitafif berupa nilai kinerja keuangan, karakteristik Perusahaan, corporate governance, serta tingkat pengungkapan sustainability report. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa sustainability report dan annual report pada tahun 2019 � 2023 dari perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang sudah di publikasikan dan diakses melalui website masing-masing perusahaan.

Penelitian ini menggunakan desain causal-comparative atau ex post facto, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengungkapan Sustainability Report merupakan variabel dependen, sedangkan variabel independennya yaitu kinerja keuangan dengan variabel profitabilitas, karakteristik perusahaan menggunakan variabel ukuran perusahaan dan umur perusahaan, sedangkan corporate governance menggunakan variabel dewan komisaris independen dan komite audit

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini variabel independen yang dilakukan uji asumsi adalah Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Umur Perusahaan (Age), Dewan Komisaris Independen (Indcom), dan Komite Audit (Adcomit) terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR).

 

STATISTIK DESKRIPTIF

Tujuan dari statistik deskriptif ini untuk mengetahui sejauh mana karakter dari sampel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi jumlah sampel (N) dan rata-rata sampel (mean) untuk masing-masing variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dewan komisaris independen, komite audit dan sustainability report yang terangkum dalam tabel berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1. �Statistik Deskriptif

 

 

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian periode 2019-2023 dalam penelitian ini sebanyak 85 data. Pada variable sustainability report, nilai rata-rata sebesar 1,40 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,50. Pada variable profitabilitas, nilai rata-rata sebesar 1,29 dengan nilai standar deviasi sebesar 12,68. Pada variable umur perusahaan, nilai rata-rata sebesar 17,88 dengan nilai standar deviasi sebesar 7,41. Pada variable Dewan Komisaris Independen, nilai rata-rata sebesar 45,70 dengan nilai standar deviasi sebesar 14,22. Dan pada variable komite audit, nilai rata-rata sebesar 4,16 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,57.

 

HASIL UJI STATISTIK

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal yang membentuk garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Dan apabila distribusi data residual normal, garis yang menggambarkan data yang sebenarnya akan mengikuti garis diagonal tersebut (Ghozali, 2016). Hasil uji normalitas dapat dilihat dari Pooling data penelitian sebagai berikut:

 

Tabel 2.� Uji Normalitas

 

�Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi secara normal atau tidak, yaitu apabila nilai sig. >0,05 maka residual dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 2, terlihat nilai sig. sebesar 0,217(0,217 > 0,05), maka data dapat diolah karena residual terdistribusi secara normal.

�

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini menggunakan uji Glejser yang apabila variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dengan nilai di bawah 0,05 atau 5%. Dan apabila probabilitas signifikannya di atas 0,05 atau 5%, maka dalam model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

 

Tabel 3.� Uji Heteroskedastisitas

�

Dari hasil uji Glejser pada tabel diatas dapat di lihat bahwa semua variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, ukuran Perusahaan, umur Perusahaan, Dewan Komisaris Independen dan Komite Auidt mempunyai nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05, maka model regresi dalam penelitian tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.

Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas adalah kemampuan dependen variabel untuk memprediksi variabel independen, yang tidak hanya dilihat dari korelasi variabel independen terhadap variabel dependen tetapi juga korelasi antara kedua variabel tersebut. Ada dua ukuran dalam

mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi, yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Uji multikolonieritas terjadi apabila VIF lebih besar dari 10 dan tolerance kurang dari 0,10. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF yang terdapat pada masing�masing variabel seperti terlihat pada tabel berikut ini:

 

 

 

 

 

Tabel 4.� Uji Multikolonieritas

 

 

�Hasil pengujian multikolonieritas menunjukkan bahwa ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa variabel bebas yang memiliki nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel dalam model regresi.

 

Uji Regresi Linear Berganda

Pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan data yang diambil dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2023. Untuk penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda menggunakan program SPSS berikut ini:

 

Tabel 5.� Uji Regresi Linear Berganda

 

Sumber Data : Hasil Ouput SPSS

 

Berdasarkan tabel 5. didapat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 0,577 + 0,014X3 + 0,006X4 + 0,07X5.

Sifat dari hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen didapat dari koefisiennya, bila koefisien positif (+) berarti perubahan searah dengan perubahan (Y) dan bila koefisiennya negativ (-) berarti perubahan X dan Y berubah berlawanan. Adapun dari persamaan tersebut diperoleh koefisien konstanta sebesar 0,577, nilai ini menunjukkan bahwa pada saat semua variabel bebas (independen) yaitu profitabilitas (X1), ukuran perusahaan (X2), umur perusahaan (X3), dewan komisaris independen (X4), dan komite audit (X5) nilai konstan atau nilai sama dengan nol, maka variabel tidak terikat (dependen) yaitu sustainability report (Y) akan bertambah sebesar 0.577.

Nilai koefisien regresi setiap variabel bebas adalah sama-sama positif sehingga hubungan variabel umur perusahaan (X3), dewan komisaris independen (X4), dan komite audit (X5) mempunyai hubungan positif terhadap variabel sustainability report (Y) dengan asumsi variabel profitabilitas (X1), ukuran perusahaan (X2) konstan (tetap).

 

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R�) dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen oleh variable independen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1.

 

Tabel 6.� Uji Koefisien Determinasi (R2)

 

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian menunjukkan Adjusted R� sebesar 0,149 atau 15%. Jadi dapat dikatakan bahwa pengungkapan sustainability report perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia pada periode 2019�2023 yang dipengaruhi oleh profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dewan komisaris independen dan komite audit adalah sebesar 15%, sedangkan 85% lainnya dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

 

Uji Model (Uji F)

Uji F dalam penelitian ini bertujuan untuk mengatahui adanya pengaruh variable independen terhadap variable dependen secara bersama � sama. Hasil uji F menunjukkan bahwa tingkat signifikansi pada uji F adalah < 0,05.� Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 7.� Uji Model (Uji F)

 

 

Berdasarkan hasil uji f menunjukkan bahwa nilai signifikasi uji f 0,002 yang artinya variabel independen secara keseluruhan memiliki pengaruh yang tinggi terhadap variabel dependen pada penelitian ini.

 

Uji Hipotesis (Uji t)

Hasil uji t telah di tuangkan dalam tabel uji regresi dipergunakan untuk dalam memberikan jawaban pada hipotesis penelitian ini.

1.      Hasil uji t antara Profitabilitas (ROA) terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR) Y dimana tingkat signifikasinya 0,907. Hal tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR). Pembuktian pernyataan tersebut adalah berdasarkan nilai signifikan yang lebih besar dari taraf signifikan (0,907 > 0,05), sehingga hipotesis pertama (H1) adalah ditolak.

2.      Hasil uji t antara Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR) Y dimana tingkat signifikasinya 0,006. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR). Pembuktian pernyataan tersebut adalah berdasarkan nilai signifikan yang lebih kecil dari taraf signifikan (0,006 < 0,05), sehingga hipotesis kedua (H2) adalah diterima.

3.      Hasil uji t antara Umur Perusahaan (Age) terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR) Y dimana tingkat signifikasinya 0,048. Hal tersebut menunjukkan bahwa Umur Perusahaan (Age) berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR). Pembuktian pernyataan tersebut adalah berdasarkan nilai signifikan yang lebih kecil dari taraf signifikan (0,048 < 0,05), sehingga hipotesis ketiga (H3) adalah diterima.

4.      Hasil uji t antara Dewan Komisaris Independen (Indcom) terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR) Y dimana tingkat signifikasinya 0,126. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dewan Komisaris Independen (DKI) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR). Pembuktian pernyataan tersebut adalah berdasarkan nilai signifikan yang lebih besar dari taraf signifikan (0,126 > 0,05), sehingga hipotesis keempat (H4) adalah ditolak.

5.      Hasil uji t antara Komite Audit (Adcomit) terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR) Y dimana tingkat signifikasinya 0,058. Hal tersebut menunjukkan bahwa Komite Audit (KA) tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report (SR). Pembuktian pernyataan tersebut adalah berdasarkan nilai t hitung yang lebih besar dari nilai t tabel (0,058 > 0,05), sehingga hipotesis kelima (H5) adalah ditolak.

 

PEMBAHASAN HASIL UJI STATISTIK

Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Profitabilitas dinyatakan sebagai ukuran efektivitas sebuah perusahaan dalam memperoleh laba dalam aktivitas operasionalnya, sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka dinyatakan baik dalam mengelola aktivitas perusahaannya untuk memperoleh laba dan sebaliknya. Jika perusahaan dalam mengelola aktivitas operasionalnya baik maka dikatakan kinerja keuangan perusahaan tersebut baik pula. Hasil kinerja keuangan yang baik ini meningkatkan kepercayaan diri dari perusahaan untuk memberitakannya kepada para stakeholdersnya.� Berita ini dapat� menjadi informasi dengan tujuan agar memuaskan para stakeholders, sehingga informasi ini dapat diungkapkan pada pengungkapan sustainability report. Namun ternyata profitabilitas yang semakin tinggi belum tentu mampu meningkatkan luasnya pengungkapan sustainability report.

 

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Perusahaan yang memiliki tingkat ukuran perusahaan yang besar dikatakan perusahaan yang memiliki kekayaan besar, kekayaan yang besar memiliki kondisi keuangan stabil. Apabila perusahaan memiliki keuangan yang lebih dari cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya maka perusahaan dapat melakukan apa saja seperti ekspansi atau melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk baru untuk dijual. Jika perusahaan sudah memiliki kondisi ekonomi yang baik, perusahaan dapat pula meningkatkan dari sisi non ekonomi yaitu persepsi baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Perusahaan dapat memberikan sumbangan�sumbangan pada masyarakat sekitar agar diterima baik oleh masyarakat sekitar. Perusahaan juga bisa menggunakan dananya untuk dapat memperbaiki lingkungan agar bisa mendapatkan percaya oleh pemerintah dan masyarakat terhadap tanggung jawabnya terhadap lingkungan.

Perusahaan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial tentunya juga bisa diterima masyarakat dan pemerintah sekitar agar terus mengembangkan usahanya. Perusahaan dapat pula terus meningkatkan aktivitas dalam tanggung jawab sosial dan lingkungannya selama dana yang dimiliki cukup, karena semakin banyaknya aktivitas tanggung jawab dilakukan maka mungkin adanya keuntungan dari sisi ekonominya semakin besar. Agar masyarakat mengetahui bahwa perusahaan banyak melakukan tanggung jawab sosial maka perlu diberitakan sebuah informasi ini pada pengungkapan sustainability report.

 

Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability Report.

Perusahaan yang telah lama terdaftar di BEI biasanya sudah memiliki pengalaman yang tinggi dalam melakukan tanggung jawab sosial lingkungan dan mengungkapkan pada pengungkapan sustainability report. Pengalaman yang dimiliki perusahaan adalah pengalaman bertahan hidup dari persaingan bisnis. Semakin lama perusahaan terdaftar di BEI, semakin tinggi pula pengalamannya dapat bertahan hidup seperti mengelola perusahaan dengan baik, juga meningkatkan kinerja keuangan yang baik.

 

Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Perusahaan yang memiliki jumlah anggota dewan komisaris independen lebih banyak ternyata belum tentu mampu memberikan kinerja yang baik dalam hal memberikan perlindungan terhadap para pemegang saham. Adanya kinerja dewan komisaris yang baik mampu mewujudkan konsep GCG, konsep GCG yang dapat meningkatkan reputasi suatu perusahaan menjadi lebih baik. Walaupun reputasi yang baik menjadikan lebih meningkatkan kepercayaan diri perusahaan untuk memberitakan hal ini kepada para stakeholders melalui pengungkapan sustainability report, namun ternyata proporsi dewan komisaris independen tidak terlalu berpengaruh secara signifikan.

 

Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris independen ialah agar dapat membantu melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kebijakan perusahaan, sehingga dapat memberikan transparansi terhadap pengelolaan perusahaan terhadap para stakeholders. Kinerja komite audit dapat memberikan keamanan bagi para pemegang saham dan calon investor agar dapat berinvestasi pada perusahaan. Kinerja komite audit sebenarnya dapat mewujudkan konsep GCG di perusahaan, namun kinerja ini tidak perlu untuk diungkapkan di pengungkapan sustainability report dikarenakan adanya kerahasiaan dalam perusahaan yang semestinya tidak diketahui oleh semua orang yang membaca pengungkapan sustainability report ini. Kerahasiaan ini berupa kebijakan-kebijakan yang mendasar yang diperuntukkan untuk para pemilik perusahaan saja terkait tata kelola sebuah perusahaan tersebut.

Kinerja komite audit pada perusahaan cenderung tidak menghasilkan atau mengimplikasikan terhadap pengungkapan sustainability report. Komite audit cenderung bekerja pada bagian keuangan melakukan pengawasan dan pengendalian internal, tidak melakukan kegiatan�kegiatan sosial. Artinya dapat dinyatakan bahwa komite audit tidak mampu meningkatkan pengungkapan sustainability report perusahaan

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Komite audit tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability Report.

Implikasi penelitian ini ditunjukkan pada manajemen perusahaan dimana sustainability report sangatlah penting. Manajemen perlu mempertimbangkan untuk membuat laporan ini karena dapat memberikan legitimasi dari masyarakat. Bagi investor sustainability report memberikan pengungkapan tentang kinerja keuangan perusahaan. Laporan ini menjadi pertimbangan bagi para investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memiliki sustainability report. Laporan ini merupakan bentuk pengungkapan kegiatan non ekonomi yang dilakukan perusahaan untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan dan sosial di sekitarnya.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah perusahaan yang mengungkapkan sustainability report pada perusahaan yang tercatat di BEI masih cukup sedikit, hal ini dikarenakan laporan tersebut masih bersifat sukarela. Hal ini membuat masih sedikitnya perusahaan yang mengungkapkan sustainability report. Selanjutnya pada tahun penelitian 2019-2023, perusahaan yang sudah memiliki sustainability report masih ada yang tidak konsisten. Berdasarkan keterbatasan ini maka sampel dalam penelitian ini menjadi cukup terbatas.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdurokhim, A., Rahayu, A., & Dirgantari, P. D. (2024). Suksesi dan hubungan orang tua-anak dalam bisnis keluarga (studi kasus pada sentra batik trusmi Cirebon). JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 10(4), 31�36.

Adila, W., & Syofyan, E. (2016). Pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report: Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Wahana Riset Akuntansi, 4(2), 777�792.

Afifulhaq, A. F., & Rina Trisnawati, A. K. (2018). Pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, aktivitas perusahaan, dan corporate governance terhadap pengungkapan sustainability reporting (studi empiris pada perusahaan BUMN non perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Alfaiz, D. R., & Aryati, T. (2019). Pengaruh tekanan stakeholder dan kinerja keuangan terhadap kualitas sustainability report dengan komite audit sebagai variabel moderasi. Methosika: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Methodist, 2(2), 112�130.

Barung, M., Simanjuntak, A. M. A., & Hutadjulu, L. Y. (2018). Pengaruh mekanisme good corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap kualitas pengungkapan sustainability report. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Daerah, 13(2), 76�89.

Dewi, I., & Pitriasari, P. (2019). Pengaruh good corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sustainability report. JSMA (Jurnal Sains Manajemen Dan Akuntansi), 11(1), 33�53.

Diono, H., & Prabowo, T. J. W. (2017). Analisis pengaruh mekanisme corporate governance, profitalbilitas, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan sustainability report. Diponegoro Journal of Accounting, 6(3), 615�624.

Endiramurti, S. R., Rosadi, A. B., & Probohudono, A. N. (2019). Going concern company and its relation to sustainability report disclosure: Evidence from soes in Indonesia. International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR), 3(01), 12�24.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 (8th ed.). BP Universitas Diponegoro.

Michael, H. L. (2019). Pengaruh proporsi direksi independen, proporsi komisaris independen dan stakeholders terhadap sustainability report. Jurnal Paradigma Akuntansi, 1(3), 638�645.

Tuan, Le Anh, Phan Thanh Hai, Nguyen Xuan Hung,� and V. V. N. (2019). �Research on Factors ffecting the Disclosure of Sustainable Development Report: Experimental at Vietnam National Petroleum Group.� Asian Economic and Financial Review, 9(2), 232�42.

Wijayana, E., & Kurniawati, K. (2018). Pengaruh corporate governance, return on asset dan umur perusahaan terhadap luas pengungkapan sustainability report. Jurnal Akuntansi Bisnis, 11(2).

Yunan, N., & Anwar, K. (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan, Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4(1), 171�193.

 

� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)