Studi Antropolinguistik Terhadap Nama Makanan Begawe Di Kecamatan Praya Barat Daya
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v6i4.7486Keywords:
Antropolinguistik, Tradisi Begawe, Klasifikasi, Teori Relasi MaknaAbstract
Tradisi begawe orang Sasak di Praya Barat Daya mencerminkan nilai-nilai sosial-budaya dan spiritual yang mendalam, dengan leksikon kuliner berfungsi sebagai penanda identitas simbolis. Terlepas dari penelitian sebelumnya tentang penamaan makanan tradisional, tidak ada yang secara sistematis menganalisis hierarki semantik mereka dalam konteks ritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan istilah-istilah kuliner begawe menggunakan teori hiponimi-hipernimi, menjelaskan signifikansi budaya dan bahasanya. Diterapkan pendekatan deskriptif kualitatif, menggabungkan data primer (wawancara dengan informan) dan data sekunder (literatur), dianalisis melalui empat tahap: pengumpulan, pengurangan, presentasi, dan verifikasi. Studi ini mengidentifikasi 62 leksikon kuliner, mengkategorikannya berdasarkan metode persiapan (misalnya, tedang, tekulup), bahan, dan makna simbolis. Analisis semantik mengungkapkan begawe urip (perayaan) dan begawe pati (berkabung) sebagai hipernim, dengan sub-ritual (misalnya, nyongkol, nelung) sebagai hiponim, menunjukkan bagaimana bahasa mengkodekan nilai-nilai budaya. Penelitian ini berkontribusi untuk melestarikan warisan kuliner Sasak dan menawarkan model studi interdisipliner yang menghubungkan linguistik, antropologi, dan pengarsipan digital.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Rona Restu Victoria, Burhanuddin Burhanuddin, Saharudin

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.