Inovasi Pembelajaran Matematika Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di SMKN 1 Surakarta Sebagai Sekolah Pusat Keunggulan
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v4i02.1562Keywords:
Inovasi pembelajaran matematika, hasil belajar, numerasi, literasiAbstract
Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab besar terkait dengan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan mengingat kemampuan dasar siswa terhadap materi belajar. Siswa Indonesia membutuhkan penguatan literasi dan numerasi. Hal ini berangkat dari fakta bahwa beragam survei di tingkat nasional dan internasional secara konsisten, dari tahun ke tahun, menunjukkan kedua bidang tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan bahkan cenderung menurun. Kondisi ini terjadi karena proses pembelajaran di satuan pendidikan mengabaikan literasi dan numerasi sebagai dasar berpikir. Kondisi ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang memaksa siswa belajar dari rumah. Ketidaksiapan guru dalam mengajar dan minimnya sarana-prasarana pendukung mengakibatkan kegiatan pembelajaran terganggu. Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkap bahwa 67,11% guru mengalami kendala dalam mengoperasikan perangkat digital. Di lain sisi, 88,7% siswa kekurangan fasilitas pendukung seperti laptop, listrik, jaringan internet, dan gawai. Dampaknya, siswa tidak konsentrasi dalam belajar (51,1%). Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 76,7% siswa tidak suka belajar dari rumah. Sebab, menurut pengakuan 37,1% siswa, mereka merasa kurang istirahat dan kelelahan karena mengerjakan tugas semua mata pelajaran. Dampak fatal akhirnya terjadi: siswa mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Naomi Tri Mada Wisnu Hapsari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.