Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan Pengenalan Budaya Lokal Bugis-Makassar

Authors

  • Kasma F. Amin Universitas Muslim Indonesia, Sulawesi Selatan

DOI:

https://doi.org/10.59141/japendi.v2i06.195

Keywords:

pengajaran; budaya local; dan BIPA.

Abstract

Tulisan ini memaparkan tentang model Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dengan tingkat kesulitan yang dihadapi untuk mentransper bahasa pada pembelajar. Salah satu cara pengajaran yang dapat digunakan adalah melalui pengenalan budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori  pemerolehan bahasa kedua dengan model lahiriah hipotesis  Krashen, (1997). Beberapa masalah  yang dihadapi oleh para pengajar BIPA-1, salah satunya adalah menghadapi mahasiswa BIPA yang belum ada pemahaman kosa kata. Hal tersebut nenjadi tantangan bagi pengajar BIPA-1 untuk memperkenalkan budaya lokal. Hal ini menjadi menarik karena pada umumnya pembelajar BIPA tertarik untuk mengenal budaya lokal Indonesia. Selain itu merupakan kewajiban bagi pengajar  BIPA untuk mempromosikan budaya dan pariwisata lokal. Pengajar BIPA dianjurkan memperkenalkan budaya lokal pada penutur asing dengan model terintegrasi dalam bahan ajar sebagai sumbangsih pengajar terhadap kemajuan budaya dan pariwisata Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran BIPA yang terintegrasi ke dalam budaya lokal menunjukkan adanya motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan budaya lokal dengan tingkat kecemasan yang cenderung lebih rendah. Tulisan ini memaparkan tentang model Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dengan tingkat kesulitan yang dihadapi untuk mentransper bahasa pada pembelajar. Salah satu cara pengajaran yang dapat digunakan adalah melalui pengenalan budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori pemerolehan bahasa kedua dengan model lahiriah hipotesis  Krashen, (1997). Beberapa masalah  yang dihadapi oleh para pengajar BIPA-1, salah satunya adalah menghadapi mahasiswa BIPA yang belum ada pemahaman kosa kata. Hal tersebut nenjadi tantangan bagi pengajar BIPA-1 untuk memperkenalkan budaya lokal. Hal ini menjadi menarik karena pada umumnya pembelajar BIPA tertarik untuk mengenal budaya lokal Indonesia. Selain itu merupakan kewajiban bagi pengajar BIPA untuk mempromosikan budaya dan pariwisata lokal. Pengajar BIPA  dianjurkan memperkenalkan budaya lokal pada penutur asing dengan model terintegrasi dalam bahan ajar sebagai sumbangsih pengajar terhadap kemajuan budaya dan pariwisata Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran BIPA yang terintegrasi ke dalam budaya lokal menunjukkan adanya motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan budaya lokal dengan tingkat kecemasan yang cenderung lebih rendah.

Downloads

Published

2021-06-25

How to Cite

F. Amin, K. (2021). Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan Pengenalan Budaya Lokal Bugis-Makassar. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(06), 1044–1053. https://doi.org/10.59141/japendi.v2i06.195