Problem of Change dari Perspektif Agama, Filosofis, Psikologis, dan Sosiologi dalam Kepemimpinan Transformasional Pendidikan
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v2i09.243Keywords:
Pemimpin, Landasan, TransformasionalAbstract
Latar Belakang: Lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan mendasar dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan: Mengidentifikasi hakikat agama, filosofi, psikologi, sosiologi dalam Kepemimpinan Transformasional Ketua STAI Haji Agus Salim Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.
Metode: Menggunakan metode studi kepustakaan, baik pada buku-buku, artikel, jurnal, atau media online yang membahas mengenai kepemimpinan transformasional disertai studi lapangan dengan teknik wawancara dan survey sederhana kepada Ketua STAI Haji Agus Salim Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.
Hasil: Ketua STAI Haji Agus Salim yang menjabat sejak Januari 2021 ini menunjukkan kepemimpinan transformasionalnya, setelah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan sebelumnya yang sangat tidak menerapkan sistem manajerial yang baik dalam memimpin. Satu hal yang ditekankan beliau adalah mengembalikan kewibawaan pemimpin yang selama ini hilang. Segala sesuatu yang dilakukan harus ada dasar hukumnya (begitu menurut beliau) agar segala nya aman dan nyaman dalam melaksanakan tugas selama menjabat.
Kesimpulan: Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan. Dalam sudut pandangan Islam, keberhasilan pemimpin dalam manajemen lembaga pendidikan Islam akan membawa pemberdayaan dan peningkatan mutu dengan membawa nilai-nilai dasar kepemimpinan Islami, dapat dijadikan pedoman secara filsafat pendidikan Islam dalam membentuk peserta didik yang insan kamil. Pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikutnya. Kepemimpinan seorang (pemimpin) harus mempunyai sandaran-sandaran kemasyarakatan atau sosial basis.