Hubungan antara Permasalahan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Gangguan Konsep Diri pada Anak Usia Dasar

Authors

  • Ary Pancawati Agustin Universitas Semarang, Indonesia
  • Sulistyoningsih Sulistyoningsih Universitas Semarang, Indonesia
  • Rini Sugiarti Universitas Semarang, Indonesia
  • Fendy Suhariadi Universitas Airlangga, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59141/japendi.v5i12.6418

Keywords:

Permasalahan Interaksi Sosial, Gangguan Konsep Diri, Anak Usia Dasar

Abstract

Masa kanak-kanak adalah periode penting dalam perkembangan psikososial, di mana konsep diri terbentuk dan menjadi dasar bagi identitas dan harga diri individu di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara permasalahan interaksi sosial teman sebaya dan gangguan konsep diri pada anak usia dasar (6–12 tahun). Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur dengan pendekatan systematic mapping study, melibatkan analisis terhadap 12 artikel relevan yang dipublikasikan antara tahun 2019 hingga 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perundungan (bullying), penolakan teman sebaya, dan isolasi sosial berkontribusi pada gangguan konsep diri anak, seperti rendahnya harga diri, kecemasan, dan depresi. Gangguan ini memengaruhi kesehatan mental anak dan dapat menghambat keberhasilan akademik maupun hubungan sosial mereka. Selain itu, temuan menunjukkan bahwa intervensi berbasis terapi seni, logoterapi, dan pendekatan person-centered dapat membantu memperbaiki konsep diri anak. Kesimpulannya, permasalahan interaksi sosial teman sebaya memiliki dampak signifikan terhadap gangguan konsep diri anak usia dasar. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk intervensi yang efektif guna meningkatkan kesejahteraan psikologis anak melalui pendekatan yang holistik dan berbasis empati.

Downloads

Published

2024-12-19

How to Cite

Agustin, A. P., Sulistyoningsih, S., Sugiarti, R. ., & Suhariadi, F. . (2024). Hubungan antara Permasalahan Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan Gangguan Konsep Diri pada Anak Usia Dasar. Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(12), 829–838. https://doi.org/10.59141/japendi.v5i12.6418