Analisis Kandungan Fitokimia Kombinasi Teh Putih dan Jahe Bubuk dengan Metode HPLC
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v6i2.7336Keywords:
EGCG, HPLC, jahe, katekin, Teh putihAbstract
Teh putih merupakan salah satu jenis teh yang merupakan jenis teh yang memiliki kadar polifenol tertinggi dibanding teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Polifenol pada teh paling banyak terdapat dalam bentuk katekin. Sekitar 60% dari katekin terdapat dalam bentuk epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan perlakuan terbaik dalam pengembangan produk teh putih dan jahe bubuk. Penelitian ini menggunakan metode HPLC dalam pengukuran kadar fitokimia yang terdapat pada kombinasi teh putih dan jahe bubuk. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan dua kali pengulangan. Senyawa yang difokuskan pada penelitian ini antara lain penetapan kadar katekin, EGCG, asam galat, dan kafein. Teh putih yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung dan jahe bubuk yang berasal dari Balat Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO). Terdapat tiga perlakuan perbandingan rasio teh putih dan jahe, yakni rasio teh putih:jahe pada perlakuan P1 (30:70), P2 (50:50), P3 (70:30). Hasil yang diperoleh menunjukkan rata-rata kadar katekin, EGCG, dan kafein memiliki perbedaan yang signifikan antara ketiga kombinasi teh putih dan jahe dan tidak berbeda signifikan pada rata-rata kadar asam galat. Rata-rata kadar katekin, EGCG, asam galat, dan kafein tertinggi ditemukan pada perlakuan P3 dengan kadar masing-masing senyawa tersebut secara berurutan sebesar 0,645±0,060%, 2,140±0,195%, 0,164±0,049%, 1,861±0,122%. Perlakuan P3 merupakan perlakuan terpilih dalam pengembangan produk teh putih dan jahe dikarenakan memiliki kadar katekin, EGCG, asam galat, dan kafein tertinggi.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Anastasha Kresandra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.