Hubungan Family Well-Being dengan Subjective Well-Being pada Generasi Alpha
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v6i8.8491Keywords:
kesejahteraan keluarga, kesejahteraan subjektif, generasi alphaAbstract
Generasi alpha lahir pada era kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat generasi ini menjadi sangat terikat pada teknologi dan individualis. Hal ini menyebabkan mereka menjadi terisolasi secara sosial dan berdampak pada rendahnya subjective well-being. Salah satu faktor yang mempengaruhi subjective well-being adalah family well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara family well-being dengan subjective well-being pada generasi alpha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pengambilan sampel penelitian menggunakan strategi purposive sampling. Jumlah responden yang diperoleh sebanyak 397 remaja yang merupakan siswa dan siswi aktif sekolah menengah pertama di Yogyakarta yang berusia 11-14 tahun. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Children’s World Subjective Well-Being Scale (α = 0.955) dan Family Well-Being Scale (α = 0.923). Pendekatan korelasi product-moment pearson digunakan dalam penelitian ini sebagai uji hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan kearah positif antara family well-being dengan subjective well-being pada generasi alpha. Sumbangan efektif variabel family well-being sebesar 5,3% dan sisanya 94,7% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Gracalfa Indah Putri Yordan, Malidah Fatimah, Sri Muliati Abdullah, Erydani Anggawijayanti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.