Supremasi Kognitif: Pelajaran dari Kepemimpinan Global untuk Doktrin Pertahanan Siber Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v6i11.8718Keywords:
supremasi kognitif, pertahanan siber aktif, kepemimpinan strategis, perang informasi, kedaulatan kognitifAbstract
Dalam era kompetisi lintas-domain yang semakin kompleks, supremasi kognitif telah menjadi dimensi utama perebutan kekuasaan global. Dominasi tidak lagi ditentukan oleh kekuatan militer semata, tetapi oleh kemampuan negara mengendalikan persepsi, memengaruhi kesadaran publik, dan membentuk realitas sosial melalui teknologi informasi dan algoritma. Penelitian ini bertujuan menganalisis model kepemimpinan strategis Vladimir Putin dan Xi Jinping dalam mengelola ruang kognitif nasional, serta merumuskan implikasinya terhadap pengembangan doktrin pertahanan siber Indonesia. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif-analitis dengan teknik studi kepustakaan dan analisis komparatif strategis, berfokus pada integrasi antara teori kekuasaan informasi dan kepemimpinan kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Putin dan Xi berhasil membangun ekosistem kognitif nasional melalui kontrol narasi, penguasaan data, dan orkestrasi teknologi digital untuk memperkuat legitimasi domestik dan menantang hegemonik global. Sebaliknya, Indonesia masih menunjukkan kesenjangan kognitif akibat lemahnya koordinasi kelembagaan, dominasi paradigma teknis, dan ketergantungan terhadap infrastruktur digital asing. Penelitian merekomendasikan pembentukan Doktrin Pertahanan Kognitif Nasional berbasis Pancasila, yang menempatkan kesadaran, kecerdasan strategis, dan integrasi lintas-domain sebagai inti dari kedaulatan siber Indonesia di abad ke-21.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Mohamad Iswan Nusi, David Mulyadi Cokabo, Tarsisius Susilo, Teguh Heri Susanto, Rudi Firmansyah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.















