Komitmen Religiusitas Mahasiswa Alumni Pondok Pesantren di Perguruan Tinggi Umum
DOI:
https://doi.org/10.59141/japendi.v5i11.5926Keywords:
komitmen keagamaan, pondok pesantren, santriAbstract
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang berlandaskan agama, bertujuan untuk mendidik generasi yang religius melalui pengajaran ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Institusi ini sering menjadi pilihan utama bagi keluarga yang ingin anak-anak mereka memiliki kehidupan religius yang unggul. Meski demikian, pengalaman belajar di pondok pesantren tidak selalu menjamin bahwa santri akan memiliki kehidupan religius, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam setelah meninggalkan pesantren. Salah satu tantangan bagi lulusan pondok pesantren adalah anggapan masyarakat bahwa mereka akan menjadi anak yang saleh setelah mondok. Hal ini mendorong penelitian lebih lanjut di bidang sosiologi untuk meneliti pergeseran komitmen religius di kalangan alumni. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, melibatkan wawancara dan observasi terhadap enam alumni pondok pesantren yang kuliah di perguruan tinggi umum, dengan pemilihan informan secara purposive berdasarkan kriteria tertentu. Data dianalisis menggunakan teori komitmen religiusitas dari Glock & Stark (1969). Hasil menunjukkan bahwa alumni yang mondok selama tiga tahun memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan alumni yang mondok enam tahun. Alumni tiga tahun menunjukkan komitmen keagamaan yang lebih baik, sedangkan alumni enam tahun mengalami lebih banyak perubahan dalam praktik keagamaan dan merasa lebih terbebani oleh label santri. Perubahan ini disebabkan oleh alasan mondok yang tidak berasal dari keinginan pribadi dan pengaruh dari lingkungan sosial mereka.
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Nala Auna Robbika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.